Greatmind x Wealth Wisdom 2019
@permatabankArticles By This Author
Gagal Untuk Sukses
Saya tidak akan sampai ke titik ini kalau sebelumnya tidak mengalami kegagalan. Saya belajar bahwa keinginan dan harapan dalam hidup mungkin tidak akan langsung didapatkan dengan urutan waktu yang direncanakan. Terkadang kita harus melewati kegagalan dulu dan melihat perspektif lain dari kegagalan tersebut. Jika kita bisa melihat kegagalan sebagai bagian dari perjalanan, kita akan menilainya bukan sebagai kegagalan tapi sebagai proses perjalanan.
Kebaikan Bagi Semua Manusia
Keberadaan kitab suci di hidup kita menjadi sebuah pedoman untuk menghadapi segala lika-liku kehidupan. Namun selama ini, kitab suci agama Islam, Al-Qur’an, hanya tersedia di Bahasa Arab. Padahal kita bisa lebih menghayati makna jika dibuat dalam bahasa yang kita mengerti. Maka, kita bisa lebih mudah menerapkan maknanya dalam kehidupan.
Perjalanan Penuh Kesadaran
Pernah tidak kita bertanya pada diri sendiri mengenai tujuan berlibur itu sendiri? Apakah tujuan berlibur ke kota atau negara lain hanya karena kita ingin melarikan diri dari rutinitas dan kepenatan sehari-hari? Atau kita mau merasakan relaksasi yang dapat memberikan kenyamanan dan ketenangan? Mempertanyakan tujuan perjalanan sebenarnya merupakan konsep pemikiran mindful atau berkesadaran.
Menggapai Keseimbangan Hidup
Alasan saya ingin melakukan maraton adalah untuk suatu kebaikan. Saya merasa cukup dan bersyukur telah diberi segala sesuatu oleh Tuhan. Kenapa tidak saya kembalikan apa yang telah Tuhan beri ini kepada orang lain yang membutuhkan? Bagi saya, segala sesuatu harus seimbang.
Damai Menjadi Orang Tua
Menjadi orang tua tidak ada sekolahnya, karena proses pembelajaran itu sendiri akan berjalan secara langsung di tiap harinya. Pertama kali saya menjadi Ibu di tahun 2017, ada banyak hal yang baru saya temukan setelah hidup berpuluh-puluh tahun. Saya merasa baru pertama kali menerima semua pelajaran ini, saat anak mengajarkannya langsung sejak hari pertamanya di dunia.
Berbelanja Secara Sadar
Konsumerisme adalah sebuah paham atau gaya hidup yang membuat seseorang membeli sesuatu tanpa sadar, sehingga pada akhirnya membeli segala sesuatu secara berlebihan. Untuk keluar dari sikap konsumtif ini, kita perlu untuk merasa cukup dan sadar akan apa saja yang kita butuhkan serta belanjakan.
Pergi Untuk Diri Sendiri
Kadangkala, ada beberapa orang yang mengeluh bila mereka tidak menikmati perjalanan wisata yang dilakukannya. Saya tidak bisa berkata apakah suatu trip yang orang lain lakukan itu benar atau salah. Tapi menurut saya, bila seseorang tidak merasa enjoy saat traveling, mungkin karena ia tidak merasakan inti dari perjalanan itu sendiri. Bisa jadi di saat ia berwisata, ada banyak hal yang ia lakukan tidak untuk dirinya sendiri.
Anak Adalah Prioritas
Dalam tahap perkembangan seorang anak, orangtua kerap memberi mereka buku, permainan yang mengasah otak, serta alat edukasi lainnya yang penting dalam mendukung pertumbuhannya. Namun, ada satu hal yang jauh lebih penting daripada kesemua benda tersebut, yaitu waktu kita untuk anak. Orangtua perlu menjalin interaksi dan komunikasi dengan anaknya agar pertumbuhan serta perkembangan mereka optimal.
Sebuah Transformasi Diri
Kita tidak akan membuat suatu perubahan bila perubahan tersebut tidak dimulai dari diri sendiri. Dan seyogyanya manusia, pasti ada suatu momen dalam hidup di mana kita mencari sesuatu lebih dari apa yang sudah kita miliki, bukan dalam arti pencapaian karir atau kesuksesan, namun lebih ke sesuatu yang membuat diri sendiri merasa fulfilled.
Memimpin Secara Sadar
Saya percaya, setiap orang bisa menjadi pemimpin. Bagi saya, menjadi pemimpin bukan bawaan dari lahir saja, namun bisa dibentuk dan dididik. Ada beberapa sifat dan sikap yang dapat kita latih untuk dapat menjadi pemimpin yang baik. Namun, sebelum itu semua, menurut saya, untuk menjadi pemimpin yang baik, kita harus dapat menjadi anak buah yang baik terlebih dahulu. So, to be a good leader is to be a good follower.
Belajar di Luar Zona Nyaman
Dunia itu sangat luas. Apa yang pernah kita anggap bernilai atau mungkin segalanya, bisa saja terlihat kecil bila kita melihatnya dari sudut pandang yang lebih luas. Namun, untuk kita lantas bisa melihat sisi tersebut dan membuka pikiran kita lebih lebar, kadangkala kita perlu melangkah keluar dari zona nyaman. Dan dari sini, ada banyak hal yang membuat kita belajar.
Mengadaptasi Sifat Anak-Anak
Semakin berumur, kita dituntut untuk bersikap dewasa. Apalagi bila kita memegang kendali atau menempati posisi tertentu di suatu perusahaan. Entah perusahaan milik kita sendiri atau bukan, kita pasti diharapkan untuk bersikap profesional. Padahal, tidak ada salahnya kita sesekali kembali menyelami masa muda kita dengan meminjam beberapa sifat anak-anak, untuk membantu kita menyelesaikan atau memecahkan persoalan kita dalam pekerjaan.
Memulai Hidup Sederhana
Tinggal di kota besar bagi saya tidak lagi menyediakan lingkungan yang baik untuk saya berkembang. Ada satu titik di mana saya merasa sangat penat dan emosional. Saya telah memiliki banyak hal; rumah, kendaraan, serta barang-barang lain yang saya inginkan. Tapi, mengutip sebuah ungkapan ‘enough is never enough’, saya merasa seperti tidak pernah puas. Tiap hari, saya mengumpulkan uang untuk kemudian dihabiskan.
Dunia Maya vs Dunia Nyata
Hidup di era modern memang penuh dengan jebakan yang tidak kita sadari. Hari demi hari kita lewati dengan berjalan dalam bayangan dunia maya. Tiada hari tanpa mengabari para followers di mana kita menghabiskan makan siang atau apa yang sedang kita kenakan ke kantor hari ini. Kita bahkan rela menghabiskan uang demi kepentingan konten.
Hidup Nyaman Jangka Panjang
Kesejahteraan hidup seringkali disangkutpautkan dengan seberapa nyaman hidup kita pada masa kini. Terlihat memiliki cukup uang untuk kebutuhan sehari-hari juga memiliki barang-barang sekuler. Apakah benar hidup sejahtera adalah yang terlihat di masa sekarang saja?
Sukses Bukanlah Tentang Harta
Uang dan objek-objek materiil memang pada akhirnya bisa menjadi penanda bahwa seseorang telah sukses dalam jangka waktu tertentu. Namun, ia bukanlah tujuan akhir karena sukses bukanlah sesuatu yang harus dihentikan saat ia telah berhasil dicapai.
Emosi Kita Dikendalikan Media Sosial
Media sosial telah menjadi ikon era modern bersama dengan teknologi internet yang menjadi pembawanya. Seiring bertumbuhnya popularitas internet, tingkat depresi dan mood disorder dalam masyarakat pun turut naik – terutama pada generasi muda. Berbagai riset telah menyimpulkan adanya hubungan antara media sosial dengan depresi. Mengapa bisa?
Jangan Lepas Ponsel Jika Tidak Ingin Sehat
Jika dahulu orang yang gemar menghabiskan waktu lama untuk menonton televisi selalu dianggap sebagai orang yang ‘pemalas’, kini hal yang serupa pun terjadi pada mereka yang selalu terpaku pada ponselnya. Dalam sebuah riset disebutkan bahwa ada hubungan yang lekat antara penggunaan ponsel dan tingkat keaktifan seseorang yang mengarah pada kemungkinan obesitas.
Kepedulian Sebatas Kata-Kata
Terkadang, karena begitu mudahnya media sosial menghubungkan kita dengan dunia luar, kita tidak lagi menyisihkan waktu untuk orang-orang terdekat kita dengan ilusi yang diciptakan olehnya. Melalui media sosial kita bisa peduli dengan orang lain lewat jarak jauh – yang sesungguhnya bukanlah bentuk kepedulian.
Memupuk Ego
Bagi sebagian orang, media sosial merupakan cara agar tetap terkoneksi dengan dunia luar. Namun bagi sebagian orang, media sosial sering menjadi sebuah candu yang menyeruak ke dalam kehidupan sehari-hari. Sebuah studi menunjukkan bahwa memang ada hubungan antara kecanduan media sosial dengan narsisisme dan harga diri.
Kita Tidak Bicara Seperti Dulu Lagi
Teknologi dengan segala macam keajaibannya telah memberi dampak besar bagi kehidupan manusia. Ia membawa kita ke peradaban baru – yang berbeda dari sebelumnya. Namun sayangnya, teknologi pun punya kecenderungan untuk mengubah naluri dan hakikat manusia sebagai makhluk sosial.
Menjauhkan Yang Dekat
Coba ingat kembali, kapan terakhir kali Anda benar-benar menatap wajah saat berinteraksi dengan anak, pasangan, atau sahabat – tanpa sekalipun melirik layar ponsel? Mungkin butuh waktu lama untuk mengingatnya karena hampir setiap hari hidup kita berkutat pada alat canggih tersebut hingga seakan-akan kita telah kecanduan padanya.