Kita tidak akan membuat suatu perubahan bila perubahan tersebut tidak dimulai dari diri sendiri. Dan seyogyanya manusia, pasti ada suatu momen dalam hidup di mana kita mencari sesuatu lebih dari apa yang sudah kita miliki, bukan dalam arti pencapaian karir atau kesuksesan, namun lebih ke sesuatu yang membuat diri sendiri merasa fulfilled.
Kita tidak akan membuat suatu perubahan bila perubahan tersebut tidak dimulai dari diri sendiri.
Saya bekerja di dunia korporasi lebih dari 25 tahun lamanya. Suatu perubahan yang terjadi dalam hidup, bermula sekitar beberapa tahun yang lalu, ketika merasa ada panggilan dalam hati untuk melakukan sesuatu yang berbeda atau lebih dari corporate life yang rutin saya jalani. Saya pun berusaha mencari tahu, apa yang sebenarnya ingin saya lakukan. Dan dalam suatu kesempatan, setelah mengikuti suatu kegiatan meditasi, saya mulai merasakan arah dari panggilan hati tersebut. Memang, awal mulai saya ikut meditasi karena tidak sengaja. Oleh sebab itu, saya pun kembali mengikuti program meditasi yang salah satu tujuan kegiatannya adalah untuk ‘membangunkan’ diri kita yang sebenarnya. Kebetulan, dulu saya bergerak di bidang personal branding. Bila diibaratkan dengan branding, sebelum kita masuk ke ranah pemasaran (marketing), terlebih dahulu kita mencari tahu diri kita siapa, essence-nya apa. Nah, dari essence inilah yang dijadikan brand. Dan kurang lebih inilah yang saya gali melalui meditasi, untuk mendapat jawaban atas pertanyaan ‘who am I?’.
Apa yang kemudian saya peroleh rupanya adalah, we are limitless. Kemampuan yang kita miliki tidak terbatas karena ada banyak sekali hal dalam diri yang bisa kita raih dalam hidup, akan tetapi karena hidup kita diprogram menjadi terbatas, kita mendapati diri kita menjadi memiliki banyak ketakutan untuk melakukan banyak hal, terutama yang tidak kita kuasai. Saya lantas menyadari, bahwa saya tidak perlu takut untuk keluar dari zona nyaman yang saya miliki. Setelah sekian lama bekerja di korporasi, saya pun memutuskan untuk keluar karena merasa energi saya sudah tidak sejalan dengan perusahaan tempat saya bekerja. Saya memulai suatu babak transformasi diri dalam hidup.
Saat kita memutuskan untuk berubah atau bertransformasi, satu hal yang perlu kita sadari, kita harus siap dengan kemungkinan kita akan kehilangan teman karena arah hidup kita menjadi berbeda dari mereka.
Saat kita memutuskan untuk berubah atau bertransformasi, satu hal yang perlu kita sadari, kita harus siap dengan kemungkinan kita akan kehilangan teman karena arah hidup kita menjadi berbeda dari mereka. Kehilangan teman tidak berarti selalu buruk. Manusia selalu berkembang. Dan dalam perkembangannya, kita akan menarik mereka yang memiliki pemikiran yang sama dengan kita, untuk menjadi terhubung. Waktu kita pertama kali melakukan perubahan pun, penting bagi kita untuk mencintai diri. Itu yang kadangkala kita lupa. Untuk kita yang perempuan misalnya, dalam hidup, kita kerap mencurahkan perhatian untuk pekerjaan, keluarga, suami, anak, dan lain sebagainya hingga kadang lupa untuk memberi waktu bagi diri sendiri. Hal ini menyebabkan kita menjadi terbatas, karena merasa tidak bisa mengekspresikan diri. Seharusnya tidak demikian. Perubahan dimulai dari diri sendiri. Oleh karenanya, diri sendiri jugalah yang perlu menjadi sosok yang pertama kali kita cintai.
Perubahan dimulai dari diri sendiri. Oleh karenanya, diri sendiri jugalah yang perlu menjadi sosok yang pertama kali kita cintai.
Apabila perubahan yang kita ciptakan membawa vibes serta dampak positif, maka kita akan menarik orang di sekitar kita untuk menjadi lebih baik juga. Namun yang perlu diingat, tidak semua orang bisa ikut dengan pemikiran kita. Jadi kita harus menyadari bila tidak semuanya akan ikut bersama kita. Sebab, setiap dari diri kita memiliki pilihan hidupnya masing-masing. When you transform, you will loose friends, but you will get more friends at new different level.
Apabila perubahan yang kita ciptakan membawa vibes serta dampak positif, maka kita akan menarik orang di sekitar kita untuk menjadi lebih baik juga.