Dalam tahap perkembangan seorang anak, orangtua kerap memberi mereka buku, permainan yang mengasah otak, serta alat edukasi lainnya yang penting dalam mendukung pertumbuhannya. Namun, ada satu hal yang jauh lebih penting daripada kesemua benda tersebut, yaitu waktu kita untuk anak. Orangtua perlu menjalin interaksi dan komunikasi dengan anaknya agar pertumbuhan serta perkembangan mereka optimal.
Saya baru menyadari hal ini saat saya memilki anak. Sebelumnya, mindset saya berkata bahwa sebagai ayah, peran saya adalah sebagai pemberi nafkah. Saya memiliki sebuah usaha penyewaan perlengkapan bayi dan anak, Babyloania, yang saya bangun bersama istri saya. Saat sedang mempersiapkan kebutuhan anak sebelum ia lahir, saya dan istri menyadari bila biaya yang diperlukan untuk membelikan beragam macam barang untuk anak yang belum lahir saja sudah mencapai puluhan juta. Oleh karenanya, terpikirlah kami membuat usaha penyewaan perlengkapan bayi dan anak ini, agar para orangtua dapat lebih mengatur pengeluaran mereka. Melalui Babyloania lah saya berharap para ayah seperti saya dapat lebih terbantu dalam hal pengaturan anggaran untuk kebutuhan anak.
Orangtua perlu menjalin interaksi dan komunikasi dengan anaknya agar pertumbuhan serta perkembangan mereka optimal.
Semula, saya mengerjakan pekerjaan saya di Babyloania secara paruh waktu sambil masih bekerja secara penuh di kantor. Namun, begitu saya menyadari bahwa peran saya dan istri sangat diperlukan untuk tumbuh kembang anak secara optimal, mulai timbul konflik dalam batin. Saya harus memiliki komitmen waktu serta energi untuk anak. Bagaimana mungkin saya dapat melakukannya secara maksimal bila waktu saya sudah terisi penuh untuk pekerjaan?
Menimbang hal ini, saya pun lantas keluar dari kantor saya, dan fokus bekerja secara penuh waktu di usaha Babyloania yang saya dirikan. Saya dan istri berbagi peran di sini, saya mengurus operasional dan logistik, sementara istri memegang pemasaran dan customer relations. Kesepakatan saya dengan istri, anak adalah prioritas utama. Jadi ritme harian kami pun berpusat pada anak. Tiap pagi, usai mengantar anak ke sekolah jam 7, saya dan istri baru mulai mengurus Babyloania. Saat anak pulang sekolah di siang hari, saya dan istri pun akan berhenti bekerja dan kembali mengurus anak. Setelah itu, bila urusan anak sudah selesai, baru kami dapat kembali bekerja atau bersantai menikmati waktu. Intinya, kami berusaha mengerjakan urusan pekerjaan saat anak sedang tidak ada di rumah karena bersekolah, atau sedang bersama nenek kakeknya. Sebab, ada banyak hal berharga yang perlu diinvestasikan ke anak selain uang.
Ada banyak hal berharga yang perlu diinvestasikan ke anak selain uang.
Bila ditanya secara teknis bagaimana saya dan istri mengatur waktu di rumah agar seimbang, sebenarnya tidak ada ‘one size fits all’. Perlu kita ketahui dulu bagaimana latar belakang orangtua masing-masing untuk dapat membuat alokasi waktu lebih terencana. Saat pertama kali mengenal istri, ia sedang menyelesaikan studi S2-nya. Dari sini, saya berpikir bila ia lantas menikah lalu menjadi ibu rumah tangga, bisa saja ia akan stress karena kurang menikmatinya. Jadi, saya dan istri pun menciptakan struktur rumah tangga yang cocok bagi kita. Masing-masing dari kita menggali insight akan apa yang kita senangi dan inginkan untuk membentuk visi misi keluarga.
Pada akhirnya, kami pun memilih untuk mengelola bisnis bersama, dengan catatan, anak menjadi poin utama. Dalam kaitannya dengan pekerjaan, anak juga melatarbelakangi beberapa keputusan pengembangan bisnis, seperti keputusan-keputusan ekspansi yang kami ambil. Babyloania kerap mendapat tawaran investasi untuk dapat mengembangkan platform ini di kota dan negara lain. Namun, secara sadar saya dan istri memutuskan untuk tidak melakukan ekspansi secara fisik karena menimbang konsekuensi yang akan mengikuti. Untuk melakukan ekspansi di kota atau negara lain, tentu kami harus terlebih dahulu set up warehouse dan segala urusan pekerjaan lainnya di kota atau negara tersebut. Artinya, kami akan banyak menghabiskan waktu di luar rumah, bolak balik pergi ke luar, dan mengurangi perhatian ke anak. Rasanya, tidak mungkin saya dan istri melepaskan perhatian kami ke anak. Kehadiran orangtua itu sangat penting bagi mereka. Oleh sebab itu, sebagai jalan tengah, kami pun kemudian membuat lini bisnis baru, yaitu Supersewa, yang merupakan software yang ditujukan untuk memfasilitasi mereka yang memilki usaha rental, untuk mengembangkan usahanya. Jadi secara singkat, kami akan membantu semua urusan back-end yang mungkin timbul dalam jalannya bisnis rental. Saya rasa, inilah keputusan terbaik yang dapat kami ambil, untuk buah hati kami.