Selama aku tumbuh besar, aku tidak pernah merasa pantas untuk disayang. Mungkin karena aku tidak pernah merasakan kasih sayang hangat dari kedua orang tua saat kecil. Sejauh ingatan yang bisa aku kenang, sosok yang selalu hadir semasa aku kecil hingga remaja adalah Popo dan Kung-Kung. Ini adalah panggilanku kepada Nenek dan Kakek, dua orang yang akhirnya membesarkanku sekaligus sosok yang memberikanku kasih sayang.
Aku terlalu terbiasa sendirian. Kalau mungkin banyak orang merasa sendirian tidak menyenangkan, aku merasa sendiri memberikan aku ruang untuk kembali ke titik nol. Aku suka jalan-jalan sendiri, aku menghabiskan waktu dengan berbincang bersama diri sendiri. Memikirkan apa yang sebenarnya aku inginkan dan bagaimana caraku mencapai keinginanku tersebut.
Aku terlalu terbiasa sendirian. Aku suka jalan-jalan sendiri, aku menghabiskan waktu dengan berbincang bersama diri sendiri.
Satu harapanku adalah saat kelak aku punya anak, aku ingin merawatnya sendiri. Aku ingin saat ia lahir nanti, ia mendapatkan kasih sayang yang seharusnya ia dapatkan. Sesuatu yang dulu tidak sempat aku terima dari kedua orang tua. Meski begitu, aku tetap mensyukuri kehadiran Popo dan Kung-Kung. Mereka mengajarkanku artinya kasih sayang, dengan cara-cara yang sederhana. Sesederhana sepiring makanan hangat yang kami makan setiap harinya.
Aku selalu ingin mengerjakan sesuatu yang bisa berjalan sendiri di kemudian hari. Tujuan jangka panjangnya adalah agar aku bisa punya cukup waktu untuk merawat anakku sendiri. Berbekal tekad ini, maka aku memulai Claypot Popo di Pasar Santa di tahun 2014.
Ajaibnya, ini tidak hanya sekadar kedai yang menyajikan makanan, tetapi untukku pribadi ini memberikan kesempatanku untuk lebih banyak berinteraksi dengan Mama dan Papa. Kedua orang tuaku memang suka memasak, Mama akhirnya ikut memasak bakso goreng, Papa juga ikut membuat chilli oil yang juga menjadi favorit banyak pelanggan.
Langkah pertama yang aku ambil untuk mewujudkan keinginanku memulai usaha ternyata juga memberikanku kesempatan untuk kembali merangkai sebuah keluarga yang tadinya tidak pernah aku bayangkan. Kini, ego dalam diriku juga perlahan mulai mereda, hingga aku mulai memahami orang tuaku juga tetap berjuang dengan keadaan. Ketidakhadiran mereka saat aku kecil mungkin adalah buah dari keadaan bukan keinginan mereka.
Kini, ego dalam diriku juga perlahan mulai mereda, hingga aku mulai memahami orang tuaku juga tetap berjuang dengan keadaan.
Setiap orang memiliki cerita tentang langkah pertamanya masing-masing. Tentang berdamai dengan masa lalu hingga mulai menyusun kembali makna keluarga yang dulu sempat hilang. Ini adalah sebuah cerita singkatku, Flo, yang juga bisa teman-teman simak lebih lengkap dalam #CeritaBirkenstock di laman Instagram Birkenstock. Karena setiap langkah pertama adalah sebuah cerita yang berharga.
Setiap orang memiliki cerita tentang langkah pertamanya masing-masing. Tentang berdamai dengan masa lalu hingga mulai menyusun kembali makna keluarga yang dulu sempat hilang.