Keberadaan kitab suci di hidup kita menjadi sebuah pedoman untuk menghadapi segala lika-liku kehidupan. Namun selama ini, kitab suci agama Islam, Al-Qur’an, hanya tersedia di Bahasa Arab. Padahal menurut saya, kita bisa lebih menghayati makna jika dibuat dalam bahasa kita sendiri yaitu Bahasa Indonesia. Maka, kita bisa lebih mudah menerapkan maknanya dalam kehidupan.
Melihat adanya kebutuhan personal untuk memahami Al-Qur’an dalam bahasa yang dimengerti, terbitlah Quran ID Project. Proyek audio yang memperdengarkan ayat-ayat Al-Qur’an ini bertujuan untuk memberikan segala kebaikan yang ada di dalamnya untuk segala lapisan. Sebab kitab suci berhak dipahami siapapun. Termasuk teman-teman tuli. Kami membuat Quran ID Project Isyarat dengan melibatkan para figur publik dan masyarakat untuk membantu teman-teman tuli mengakses Al-Qur’an.
Di dalam proyek ini, Surya Sahetapy yang merupakan figur publik mengisyaratkan surat Al-Fatihah yang audionya dibacakan oleh Afgan. Dengan begini, proyek menjadi proyek yang belum pernah ada sebelumnya karena berhasil menggabungkan unsur figur publik, agama, kebaikan dan komunitas disabilitas. Tentunya hal ini dengan harapan untuk mengajak masyarakat lebih akrab dengan aksi-aksi sosial.
Di samping itu, kami juga melibatkan para teman tuli dengan menanyakan kebutuhan mereka terkait dengan mengakses ajaran agama Islam. Salah satunya adalah khotbah sholat Jumat yang masih belum memiliki juru bahasa isyarat di masjid. Belakangan, saya pun sudah melihat mulai ada perubahan tentang itu. Masjid Istiqlal contohnya, sudah menghadirkan juru bahasa isyarat.
Kemudian, mereka juga ternyata memiliki kebutuhan akses informasi dan edukasi. Dalam rangka membantu mereka di area tersebut, saya sempat bertemu dengan seorang teman tuli, Ibu Galuh Sukmala yang juga memiliki sekolah tuli. Ia bercerita bahwa ia harus menempuh kuliah selama 10 tahun karena ia tidak bisa mengatakan pada sekitarnya bahwa ia tuli. Jadi, ia harus berupaya membaca gerakan bibir dosen selama kuliah. Faktanya, yang dialami oleh Ibu Galuh juga dialami oleh teman tuli kebanyakan. Kurangnya informasi dan wawasan untuk berinteraksi dengan teman-teman penyandang disabilitas menjadi salah satu faktor terbesar terjadinya isu tersebut.
Oleh sebab itu, Quran ID Project membuat kampanye yang dinamakan “Cahaya Dalam Sunyi”. Kami waktu itu mengambil momentum lebaran untuk mengambil tema malam takbiran dalam kampanye. Kami mengajak pihak-pihak yang pernah berkontribusi dalam Quran ID Project untuk merekam momen takbiran dalam bentuk lagu dan dibuat video klip. Terdapat dua video klip yang kami produksi: (1) dengan teman-teman tuli yang berada di atas panggung, dan (1) teman-teman artis berbahasa isyarat untuk memberikan contoh pada masyarakat agar dapat terdorong belajar bahasa isyarat. Dari kampanye tersebut, terkumpul penggalangan dana dari masyarakat yang dikonversi menjadi alat ajar agama Islam dalam bahasa isyarat untuk teman-teman tuli.
Selama menjalankan Quran ID Project, saya menemukan dan memahami bahwa urusan manusia di dunia hanyalah tiga hal: niat, usaha, dan doa. Kita harus memiliki niat yang lurus, berusaha secara maksimal, dan terakhir menyertai segala niat dan usaha dengan doa. Allah telah menjabarkan semua itu dalam kitab suci, bagaimana kita harus berdoa dan menyampaikannya. Tinggal bagaimana kita bisa menjadikan Al-Quran sebagai kompas kehidupan. Urusan hasil adalah urusan Allah. Inilah yang saya yakini dan terapkan dalam Quran ID Project. Merupakan kewajiban kami untuk meluruskan niat serta memaksimalkan usaha segala proyek yang dilakukan. Apabila prosesnya masih sering kita ganggu, biasanya proyek tidak berlangsung seperti yang diinginkan. Sebaliknya, bila kita serahkan pada Allah niscaya hasilnya akan maksimal.
Terlebih lagi untuk sesuatu yang berhubungan dengan sesama manusia. Tuhan menganjurkan kita untuk memiliki hubungan yang seimbang. Arti kekayaan bagi pemeluk agama menurut saya adalah agar kita punya keseimbangan bermanfaat karena bagaimanapun juga manusia yang paling baik adalah bermanfaat bagi orang lain. Tanpa keseimbangan tidak ada keharmonisan yang buat kita bahagia.