Aulia Meidiska
@auliameiArticles By This Author
Terjebak Kesadaran Palsu "Happily Ever After"
Sejak kecil, kita dimanjakan dengan dongeng putri kerajaan yang bertemu dengan pangeran lalu menikah dan hidup bahagia selamanya “Happily Ever After” seakan menjadi gol untuk dicapai saat berhubungan dengan seseorang.
Dilema Nostalgia Kekasih Lama
Pernah nggak tiba-tiba saat kamu melewati satu tempat lalu ingatan tentang sang mantan muncul di kepala? Atau teringat padanya saat ada seseorang yang menggunakan parfum yang sama? Ingatan itu pun kemudian membuat kamu bertanya-tanya, kenapa ya aku masih ingat dia? Apakah ini artinya aku masih punya perasaan padanya?
Rumus Hubungan Asmara
Setelah mengakhiri hubungan, apakah kamu salah satu orang yang pernah atau sering mempertanyakan “Apa sih yang salah dengan hubunganku yang kandas kemarin?” atau “Apa sih yang salah denganku?” Sebelum akhirnya overthinking atau berpikir berlebihan, kita harus menyadari bahwa tidak ada satu pun hubungan di dunia ini yang 100% sempurna.
Tak Hanya Asal Ucap
Dari segala pelajaran hidup yang saya temukan dalam perenungan, salah satu hal yang membuat saya tertegun adalah kenyataan bahwa hampir semua manusia pasti pernah melakukan standar ganda. Ada yang sadar dan mencoba untuk berubah, berhati-hati dalam berbicara, ada pula yang tidak sadar dengan perilaku tersebut.
Mencintai Diri Untuk Mencintai Sesama
Rasanya kata self-love atau mencintai diri sendiri sudah tidak asing kita dengar dalam keseharian. Tidak jarang, sebagian dari kita juga tidak sadar menggunakan premis tersebut untuk mendahulukan kepentingan pribadi alih-alih kesehatan mental. Tanpa benar-benar memahami apa tujuan utama yang sebenar-benarnya tentang mencintai diri sendiri.
Bertahan Atau Keluar Dari Zona Nyaman?
Dari waktu ke waktu, kita pasti pernah mendengar seruan atau dorongan untuk keluar dari zona nyaman. Khususnya dalam konteks pekerjaan, keluar dari zona nyaman seakan menjadi sebuah mandat yang menjanjikan kesuksesan. Namun apakah ini berarti kita harus selalu keluar dari zona nyaman setiap kali sudah menemukan kenyamanan?
Sejenak Mencari Bahagia
Sejatinya kita pasti ingin hidup bahagia. Rasanya tidak ada orang yang sengaja menyakiti dirinya agar tidak bahagia. Tapi menurut saya terkadang kita ingin hidup bahagia tanpa sebelumnya mengetahui benar apa yang membuat kita bahagia. Pencarian kebahagiaan itu sendiri sepertinya tidak akan berhenti dalam satu masa hidup. Seiring berjalannya waktu, makna bahagia yang kita percaya bisa berubah.
Saatnya Berteman Dengan Keadaan
Belum ada yang bisa membuktikan bagaimana cara kita dapat melakukan perjalanan waktu, atau menembus batas ruang. Sayangnya, kita terjebak dengan konsep waktu yang linear bukan sirkular. Hanya bisa maju bersamanya. Kalau dipikir-pikir lagi, harapan untuk mengulang kembali waktu atau melaju ke masa depan, tidak jarang terlintas di benak kita, bukan?
Mengapa Harus Minder?
Apakah kalian adalah mereka yang duduk di deretan paling belakang ketika mengikuti suatu acara? Berharap tidak terlihat oleh pembicara di depan agar tidak diminta menjawab pertanyaan. Apakah kalian adalah mereka yang mengarahkan pandangan ke bawah ketika berjalan melewati banyak orang? Jika ya, kalian tidak sendirian. Saya pun begitu – dulu.
Nilai Sebuah Ke(tidak)puasan
Saat kita memutuskan sesuatu banyak faktor eksternal diri berkontribusi dalam proses berpikir dan memilih. Seringkali keputusan tersebut berhubungan dengan pihak-pihak lain di luar pribadi kita. Secara tidak sadar pula ketidakpuasan kita berasal dari keinginan-keinginan yang bukan lahir murni dari dalam diri.
Paradigma Pembentuk Pribadi Pria
Merasa tidak kalau di masyarakat kita seringkali muncul stereotip gender yang dapat mendorong banyak orang untuk mewajarkan suatu hal tertentu? Misalnya selagi membicarakan tentang pria berselingkuh. Pasti ada saja orang yang bilang “pria memang begitu”, seakan-akan memperbolehkan pria selingkuh karena memiliki gairah seksual lebih dari wanita. Memang hal ini terkait dengan hormon, tapi sebenarnya soal selingkuh bukan sekadar soal gairah saja, kan?