Setelah mengakhiri hubungan, apakah kamu salah satu orang yang pernah atau sering mempertanyakan “Apa sih yang salah dengan hubunganku yang kandas kemarin?” atau “Apa sih yang salah denganku?” Sebelum akhirnya overthinking atau berpikir berlebihan, kita harus menyadari bahwa tidak ada satu pun hubungan di dunia ini yang 100% sempurna. Menyadari ini dapat membuat kita lebih toleran saat menghadapi masalah dalam hubungan asmara. Dari segala rumusan atau teori hubungan asmara yang pernah ada, terdapat tiga hal yang mungkin dapat jadi bekal untuk menjalani hubungan asmara yaitu komitmen, kompromi, dan komunikasi
Pertama adalah Komitmen. Tentu saja sebuah hubungan asmara tidak bisa berjalan tanpa adanya komitmen. Komitmen berarti kita berjanji untuk menjalani hubungan dengan pasangan secara eksklusif. Artinya, kita berjanji untuk setia hanya pada satu orang. Kecuali kalau dari awal kedua belah pihak sudah setuju untuk berkomitmen dalam open relationship atau hubungan terbuka.
Kedua adalah Kompromi. Kalau kita sudah berkomitmen dengan pasangan. Artinya, kita sudah harus siap berkompromi karena seperti yang sudah dikatakan tadi, tidak ada hubungan yang 100% sempurna. Jadi, pasti ada hal-hal yang terjadi di luar ekspektasi kita. Jika mau memiliki hubungan jangka panjang, kita harus mau membuka hati dan pikiran untuk lebih toleran dan berkompromi pada sikap atau situasi yang berlawanan dengan diri kita. Ingatlah bahwa dalam hubungan ada dua kepala dan dua hati. Kita tidak bisa menentukan segalanya sesuai keinginan diri sendiri saja.
Jika mau memiliki hubungan jangka panjang, kita harus mau membuka hati dan pikiran untuk lebih toleran dan berkompromi pada sikap atau situasi yang berlawanan dengan diri kita.
Nah, untuk dapat berkomitmen dan berkompromi dibutuhkan komunikasi. Komunikasi merupakan kunci segala jenis hubungan. Tanpa komunikasi, kita tidak pernah tahu apakah orang yang menjadi pasangan kita adalah orang yang layak mendapatkan komitmen dan kompromi. Tanpa komunikasi, kita juga tidak tahu apakah ia orang yang juga mau berkomitmen dan berkompromi dengan kita. Oleh karena itu saat hubungan beranjak serius, dibutuhkan komunikasi yang baik untuk menyampaikan komitmen kedua pihak. Begitu juga jika terjadi hal-hal di luar ekspektasi yang membutuhkan kita atau pasangan untuk berkompromi dan menentukan jalan tengah yang terbaik untuk keduanya.
Komunikasi merupakan kunci segala jenis hubungan. Tanpa komunikasi, kita tidak pernah tahu apakah orang yang menjadi pasangan kita adalah orang yang layak mendapatkan komitmen dan kompromi. Tanpa komunikasi, kita juga tidak tahu apakah ia orang yang juga mau berkomitmen dan berkompromi dengan kita.
Ketiga, rumusan tadi juga tidak hanya berlaku untuk kita kepada pasangan dan sebaliknya. Tapi untuk kita kepada diri sendiri saat berada dalam hubungan asmara. Jika kita mau berkomitmen dengan pasangan, menjaga kesetiaan kita terhadapnya. Kita juga harus berkomitmen dengan diri sendiri untuk berjanji tidak melanggar komitmen terhadap pasangan. Begitu pula dengan kompromi. Terkadang, kita tidak bisa berkompromi dengan orang lain karena tidak bisa berkompromi dengan diri sendiri. Terkadang, kita terlalu keras pada diri sendiri hingga menciptakan gengsi yang akhirnya mempersulit diri untuk berkompromi dengan orang lain. Dan seperti hubungan asmara, kita butuh berkomunikasi dengan diri sendiri dengan segala pilihan dan keputusan yang diambil dalam berhubungan.
Misalnya saat hendak memutuskan untuk berkomitmen dengan si dia. Tanyakan pada diri sendiri “apakah ia layak mendapatkan komitmen kita?” Begitu pula saat ingin berkompromi pada sesuatu yang mungkin berlawanan dengan diri. Tanyakan,
“Bagaimana perasaan saya dengan kompromi ini?”
“Apakah ini hanya untuk menyenangkan dirinya? Atau ini adalah keputusan baik untuk kedua pihak?”
Menjalin komunikasi dengan diri sendiri dapat mendekatkan kita pada kejujuran yang dapat membantu kita mengetahui apa sebenarnya yang dibutuhkan dan diinginkan oleh diri. Oh, ada satu lagi yang tidak kalah penting untuk melengkapi 3K dalam hubungan yaitu kerja keras. Dalam setiap hubungan asmara pasti akan ada tantangan dan perubahan yang menguji hubungan Apalagi jika kita ingin hubungan asmara yang langgeng dan bertahan lama. Jadi, dibutuhkan kerja keras untuk terus belajar berkomitmen, berkompromi, dan berkomunikasi untuk terus dapat mempertahankan hubungan.