Marvin Sulistio
@marvin.sulistioArticles By This Author
Menikmati Proses Merelakan
“You can’t wait until life isn’t hard anymore before you decide to be happy. “ Satu kalimat yang mengubah pandangan saya akan hidup. “Kamu tidak bisa menunggu sampai hidup tidak sulit lagi, sebelum kamu memutuskan untuk menjadi bahagia.”
Menjadi Pahlawan Untuk Diri Sendiri
Menjadi pahlawan untuk sesama adalah ungkapan yang sangat relevan di situasi pandemi seperti saat ini; bagaimana menolong sebanyak-banyaknya orang untuk mendapatkan kesempatan atau kehidupan yang lebih untuk mereka. Namun pernahkah kita menjadi pahlawan bagi diri kita sendiri?
Beradaptasi Demi Bertumbuh
Saat ini kita memasuki beragam situasi ketidakpastian. Kita melihat banyak masyarakat yang dipaksa berubah dari pola kesehariannya — termasuk bagaimana mereka mengonsumsi informasi hariannya. Berbagai info difiltrasi demi mendapat kata kunci 'pandemi ini berakhir'. Beragam semangat dan motivasi pun diberikan melalui jejaring merdia sosial. Namun semua itu pun harus dibenturkan dengan realita yang disebut ‘adaptasi’.
Belajar Dari Jeda
Hari Minggu sore, saya menyaksikan streaming misa bagi umat Katolik. Misa itu berubah menjadi misa paling syahdu yang pernah saya ikuti. Dalam situasi seperti ini, kita adalah warga yang harus berjuang hidup dan sehat di tengah pandemi. Apakah kita harus merasakan situasi seperti ini lagi untuk menyadari pentingnya kehadiran Tuhan? Kita harus belajar dari jeda, untuk bisa menyadari betapa ada hal yang luput atau harus disyukuri di sekeliling kita.
Mengalahkan Ego
Mari kita coba berbicara mengenai sebuah ego dalam hal yang lekat dalam keseharian kita. Ego dalam bermedia sosial. Saya yakin, kita semua pasti pernah mengalami masa di mana kepuasan kita tercipta dari interaksi media sosial kita. Kita pun ada keinginan menciptakan sebuah tujuan saat mengunggah sebuah foto dan juga caption. Apakah itu adalah ego kita?
Membeli Kembali Waktu
Ada kalanya waktu kita masih muda, kadang kita malu saat diantar orangtua ke sekolah. Bahkan terkesan ingin menutupinya dari teman. Namun perasaan itu perlahan berubah seiring kita bertumbuh dewasa. Karena semakin dewasanya kita, semakin mengerti keberadaan orang yang kita sayang adalah sebuah anugerah.
Menjadi Subjek Dalam Diri Ketimbang Menjadi Objek
Setiap akhir tahun selalu ada era dimana resolusi atau target menjadi topik utama dalam sosial media atau bahkan menjadi topik pembicaraan dalam makan malam pergantian tahun. Beragam target dipaparkan dan menjadi motivasi utama. Entah itu konsisten atau hanya bertahan beberapa saat. Saya pun sering melupakan target awal tahun – apalagi yang berkaitan dengan olahraga.
Bermain Dengan Kegagalan
Memang kata ‘gagal’ itu tajam, bahkan bisa menusuk pikiran dan membayangi akal sehat kita. Normal rasanya jika kata ‘gagal’ sontak mengurungkan semangat kita. Namun pertanyaannya, mau sampai kapan meratapinya?
Merayakan Perjalanan Hidup Tanpa Takut Berbuat Baik
Saya tidak bisa bohong jika Mei 2006 adalah pengalaman yang membuat saya takut mati. Pukul 05.45 WIB saya lari tunggang-langgang, berusaha berlari lurus namun terbentur dinding di kiri dan kanan saya. Dinding itu seolah menyatu dan menghantam saya berkali-kali. Saya sudah mau mati—pikir saya.
Merayakan Perjalanan Dengan Diri Sendiri
Mungkin anda setipe dengan saya, yang tak gemar menyusun itineraries perjalanan, yang penting tiket pesawat dan hotel aman; destinasi wisata? Santai saja. Atau mungkin anda adalah saya dulu yang sangat cemas bila segala sesuatunya belum terencana.
Merayakan Perjalanan Dengan Oleh-Oleh
Mungkin perjalanan saya ke Isle of Man adalah perjalanan terboros saya sebagai seorang backpacker. Mulai dari tenun wool suku asli Manx, serbet makan flanel, pouch berbahan wool bermotif khas Manx, hingga tatakan gelas berlambang Isle Of Man. Kurang lebih bawaan tersebut semakin menggembungkan backpack saya —yang seharusnya masih bisa muat untuk bawaan ke satu negara lain.