Pasti kita semua pernah mengalami takut ketinggalan informasi, takut ketinggalan berita, takut ketinggalan gosip, takut ketinggalan dari teman-teman, dan lain sebagainya yang membuat diri kita merasa cemas. Nggak enak banget pokoknya rasanya, Tapi kalian tahu nggak sih? Kalau kalian mengalami hal-hal di atas, bisa saja kalian terkena FOMO, atau singkatan dari fear of missing out, yaitu sejenis kecemasan yang sering dirasakan anak-anak muda sekarang ini, termasuk saya.
Saya pernah mengalami FOMO, dan saya baru menyadarinya sekarang. Pernah dahulu saya kerap hangout bareng teman, berkumpul, bercerita, dan bergosip bareng layaknya remaja yang sedang senang-senangnya bermain serta menghabiskan waktu bersama. Saat itu, pasti ada masa di mana saya tidak bisa ikut pergi dengan teman karena masalah perizinan orangtua. Ketika saya tidak bisa ikut, langsung timbul perasaan cemas karena takut ketinggalan update berita dari teman-teman saya. Padahal sebenarnya, fine-fine saja kalau saya tidak ikut. Tidak ada yang berubah maupun berbeda bila saya ikut atau tidak. Hanya perasaan di dalam diri saya saja yang membuat saya takut ketinggalan berita atau FOMO.
Sekarang, perasaan FOMO ini hampir datang lagi dalam diri, ketika muncul aplikasi media sosial baru, ”Clubhouse”. Saat teman-teman saya memakai aplikasi tersebut lalu membagikan aktivitasnya di Clubhouse kepada saya, rasa kesal pun sempat timbul dalam diri oleh sebab saya tidak bisa ikut mengunduh aplikasi yang sama dikarenakan keterbatasan handphone. Banyak orang rela mengganti handphone mereka dari Android ke IOS agar dapat menggunakan Clubhouse, tapi, tidak untuk saya.
Pada awalnya, memang sulit untuk menerima saya termasuk ke dalam kategori orang yang tidak ikut dalam suatu kebaruan. Akan tetapi, setelah berpikir jernih, saya menemukan bahwa tidak semua hal yang saya inginkan harus saya dapatkan agar diri merasa bahagia. Tidak semua hal yang saya mau bisa terlaksana. Ada kalanya kita harus mengalah dengan situasi dan menerimanya. Toh, yang namanya tren akan selalu berganti. Apa yang sekarang terasa baru, lambat laun akan terasa biasa saja. Tidak akan ada habisnya kalau kita selalu terbawa mengikuti tren dan menuruti kemauan diri. Manusia tidak pernah merasa cukup, bukan?
Yang namanya tren akan selalu berganti. Apa yang sekarang terasa baru, lambat laun akan terasa biasa saja. Tidak akan ada habisnya kalau kita selalu terbawa mengikuti tren dan menuruti kemauan diri.
Saya pun lantas mengalihkan pikiran saya tentang Clubhouse dengan menyibukkan diri ke pekerjaan atau hal lainnya yang lebih berguna. Bukan berarti aktivitas di Clubhouse tidak berguna. Justru, ada banyak sekali sebenarnya manfaat yang bisa diperoleh dari sini. Akan tetapi, ketakutan saya ketinggalan suatu fenomena lebih banyak didorong karena saya tidak ingin merasa berbeda dengan teman-teman dekat saya. Dan, setelah saya perhatikan lagi, ternyata teman-teman saya sendiri juga hanya menggunakan aplikasi ini untuk sebatas mengobrol biasa saja atau bergosip bareng hingga berjam-jam lamanya bahkan hingga larut malam, yang membuat mereka menjadi kurang produktif di keesokan harinya karena kurang beristirahat.
Memang, setiap orang pasti memiliki kepentingannya masing-masing. Tapi, untuk sekarang ini, buang pemikiran “lo nggak gaul kalau belum ikutan tren”. Pemikiran seperti ini tanpa sadar bisa mempengaruhi kondisi mental dan fisik kita nantinya. Jadi, sebelum kita mengikuti suatu tren tertentu, pikirkanlah, apakah itu sesuai dengan kebutuhan kita? Apa yang membuat kita merasa takut? Kalau kita tidak mengikutinya, lalu bagaimana? Semoga dengan ini kita bisa lebih bijak menyikapi segala kebaruan yang ada.
Jadi, sebelum kita mengikuti suatu tren tertentu, pikirkanlah, apakah itu sesuai dengan kebutuhan kita?