Menabung memang menjadi hal yang lebih mudah untuk direncanakan dibanding melakukannya. Dalam kehidupan, umumnya kita malah lebih banyak menghabiskan uang yang didapat daripada menyisihkannya untuk tabungan. Kadangkala malah apa yang kita dapatkan hampir semuanya dihabiskan untuk konsumsi – gawat kalau begitu ceritanya.
Seringnya saat memiliki uang kita cenderung lebih suka untuk menggunakannya membeli segala sesuatu yang kita inginkan. Meski yang kita beli ternyata bukan lah yang kita butuhkan. Padahal, menabung bisa menjadi salah satu cara untuk berjaga-jaga demi kehidupan yang lebih baik di masa mendatang.
Untuk memiliki mental #SayangUangnya – di mana kita lebih memilih untuk menabung dibandingkan membelanjakannya – bisa dilakukan dengan beberapa langkah yang cukup sederhana:
Kegembiraan Berbelanja Hanya Sesaat
Langkah pertama yang harus dipahami adalah untuk mulai memahami prinsip bahwa kegembiraan – excitement – dari berbelanja sejatinya hanya sesaat. Perasaan saat barang datang dari toko online ke rumah atau kantor kemudian kita unboxing memang bisa jadi menyenangkan. Namun setelah satu-dua kali digunakan, perasaan itu pasti akan memudar. Secara teori ekonomi pun hal ini telah digambarkan bahwa dalam konsumsi akan ada satu titik di mana kepuasan konsumen mencapai puncaknya untuk kemudian jatuh menurun.
Hilangnya perasaan senang itu lah yang kemudian mendorong kita untuk mencoba menyalakannya lagi dengan kembali berbelanja barang yang lain.
Praktikan langkah ini dengan melihat barang di sekitar kita – yang teronggok di sudut-sudut kamar. Berapa banyak yang sampai sekarang masih membahagiakan kita sebahagia pertama kali membelinya? Bayangkan jika uang yang kita gunakan untuk membeli barang-barang tersebut masih tersimpan manis di rekening dibandingkan telah bertransformasi menjadi sesuatu yang kini hanya didiamkan tak terpakai bahkan mungkin sampai berdebu.
Menabung Juga Menyenangkan
Di ujung spektrum yang lain dari berbelanja, menabung juga sesungguhnya bisa menjadi sebuah kegiatan yang menyenangkan – dan cukup adiktif pula. Layaknya berkebun, perasaan saat mampu melihat apa yang kita tanam dapat tumbuh berkembang dengan baik hingga akhirnya berbunga dengan indah akan terasa begitu memuaskan. Begitu pula dengan menabung. Melihat jumlah tabungan kita bertambah setiap bulannya dapat memberi perasaan puas. Apalagi mengetahui fakta bahwa tabungan ini dapat kita gunakan sewaktu-waktu ada kebutuhan tak terduga di masa depan.
Kebahagiaan ini biasanya lebih terasa jika kita menabungkan uang pada instrumen-instrumen investasi yang memberikan return cukup tinggi dan bisa dimonitor setiap waktu.
Rekening Tersendiri
Menggabungkan uang tabungan dengan uang yang dapat kita gunakan untuk berbelanja dan kebutuhan sehari-hari adalah sebuah paduan sempurna untuk sebuah masalah! Karena tidak terlindungi, biasanya rekening ini akan ‘jebol’ cepat atau lambat. Maka dari itu, dibutuhkan setidaknya satu rekening khusus yang memang didedikasikan untuk tabungan. Akan lebih baik jika rekening tersebut tidak dilengkapi dengan kartu debit yang memudahkan akses untuk mengambilnya.
Simpan Sesegera Mungkin
Terkadang kita sering menunda-nunda menabung dan berpikir akan menyimpan uangnya setelah ada sisa dari semua pengeluaran. Ganti pemikiran ini dengan prinsip bahwa tabungan adalah prioritas utama. Setiap kali kita menerima uang, hal yang pertama harus dilakukan adalah langsung menyisihkan berapa pun yang disepakati untuk ditabung dan baru bisa membelanjakan sisanya.
Hindari Godaan
Agar bisa menahan diri dari berbelanja, langkah awalnya semudah menghindarkan diri dari situasi di mana kita akan dengan mudahnya tergoda. Seperti prinsip, “kalau tidak mau basah, jangan main hujan” – hindari hal-hal yang bisa menyebabkan kita lebih memilih untuk menghabiskan uang seperti berjalan-jalan ke mal, berlangganan newsletter untuk promo dari e-commerce, dan lain sebagainya.
Merasa Cukup Dengan Apa Yang Dimiliki Saat ini
Lewat pendekatan mindfulness, menabung akan menjadi lebih mudah. Dalam prinsip hidup mindful, kita diharapkan bisa merasa cukup dengan apa yang dimiliki saat ini. Dengan begitu, kita dapat menekan perasaan ‘ingin’ yang mendorong kita untuk membuang uang dan membeli barang yang tidak perlu. Namun memang butuh kemampuan yang cukup untuk bisa mencapai tahapan ini.