Pernahkah Anda merasa sulit fokus, sering cemas, lelah secara mental dan emosi, dan seakan tidak punya cukup waktu dalam satu hari? Pernah? Mungkin Anda bisa mecoba puasa media sosial yang artinya istirahat total dari media sosial selama jangka waktu yang kita tentukan.
Sudah lebih dari satu dekade media sosial hadir di hidup banyak orang. Dengan bertambahnya umur perusahaan media sosial, makin bertambah pula para penggunanya yang merasa cemas, insecure, tak sabar, sulit tidur, sulit fokus, dan gejala gangguan psikologis sejenis lainnya.
Saya salah satunya, dan saya yakin saya tidak sendiri.
Sejak 2016 saya bereksperimen – pelan tapi pasti – untuk menarik diri dari media sosial. Dan pada akhirnya di 2019 saya jalankan eksperimen paling drastis yakni puasa media sosial selama sebulan penuh!
Seperti seorang pecandu yang lepas dari candunya, di minggu pertama tanpa media sosial, jari-jari saya galau dan pikiran saya kalut. Jika dulu mengisi waktu kosong tenggelam dalam media sosial, kini saya harus menghadapi rasa bosan yang akhirnya diobati dengan hal lain. Apakah dengan bermenung, membaca buku, atau menulis buku harian, sesuatu yang sudah lama sekali tidak saya lakukan. Minggu kedua mulai nyaman – sangat nyaman sampai-sampai ketika berpikir tentang log in saja membuat saya cemas. Cemas karena saya mulai merasakan nikmatnya hidup di dunia nyata daripada di dunia maya.