Kita semua tentu pernah menunda-nunda sesuatu, tapi kalau terlalu sering, bisa jadi ini prokrastinasi. Prokrastinasi adalah: tindakan menunda-nunda sesuatu yang harus dilakukan, seringkali karena sesuatu ini menimbulkan perasaan negatif atau tidak menyenangkan (Cambridge Dictionary, n.d).
Kenapa prokrastinasi terjadi?
Bisa jadi karena kita merasa punya waktu yang sangat banyak sehingga berpikir, ‘ah kan masih ada hari esok.’ Padahal kalau dipikir belum tentu juga hari esok ada. Siapa yang tahu umur orang.
Tapi sebetulnya menurut banyak penelitian, prokrastinasi terjadi bukan karena gagal ngatur waktu, melainkan karena sedang merasa kesulitan menghadapi emosi negatif atau perasaan tidak enak dalam dirinya.
Menurut banyak penelitian, prokrastinasi terjadi bukan karena gagal ngatur waktu, melainkan karena sedang merasa kesulitan menghadapi emosi negatif atau perasaan tidak enak dalam dirinya.
Misal, seseorang menunda-menunda menyelesaikan sesuatu karena ia merasa sangat takut gagal. Ini kerap terjadi pada orang perfeksionis. Karena merasa apa ang dia kerjakan harus luar biasa dan kawatir betul dengan hasil tidak sempurna, akhirnya nggak mulai sama sekali. Ujungnya, nggak ngerjain apa-apa.
Seseorang menunda-nunda bisa juga karena keberatan atau kewalahan dengan tugas yang diberikan dan tidak menikmati prosesnya — apakah karena tugas membosankan, atau terlalu sulit, atau terlalu banyak.
Prokrastinasi akhirnya jadi ‘obat penawar’ untuk keluar dari perasaan tidak menyenangkan tadi. Tapi, khasiatnya sebetulnya sangat sementara karena tugas yang kita tunda, toh akan terus menghantui dan membuat kita merasa bersalah selama itu belum rampung.
Jadi, bagaimana stop prokrastinasi? Banyak pilihan, di antaranya:
(1) Cari akar prokrastinasi. Tanya diri: ‘Kenapa ya saya menghindari menyelesaikan tugas ini? Kenapa tugas ini bikin perasaan saya nggak enak? Ketika paham akarnya apa, kita lebih trampil mengatasi emosi negatif, sehingga harapannya nggak lagi menunda-nunda.
(2) Ubah cara kita memandang tugas yang kita tunda-tunda. Tidak lagi “harus mengerjakan” melainkan “mau mengerjakan”. Perubahan kata ini ngaruh lho ke emosi kita. Kalau kita mengalami kesulitan perencanaan atau bingung mulai dari mana, nggak ada salahnya minta arahan dari seseorang yang ahli.
(3) Lupakan kesempurnaan karena itu tidak ada. Yang penting mulai dulu saja, kerjakan. Tulis draft pertama secara cepat, masih ada kesempatan untuk memperbaiki sebelum menyerahkan ke atasan. Di balik orang yang handal, ada banyak eksperimen, perbaikan bahkan kegagalan. Lebih baik memulai dan menyelesaikan daripada tidak sama sekali.
(4) Optimalkan lingkungan untuk minimalkan gangguan. Jauhkan distraksi dari godaan teknologi digital. Kuatkan tekad, matikan notifikasi selama periode fokus, nyalakan ‘do not disturb’, hindari medsos untuk sementara waktu.
Abraham Lincoln pernah bilang, “When I do good, I feel good. When I do bad, I feel bad”. Ini benar. Setelah produktif seharian, saya selalu merasa lega, puas dan bangga. It’s a good feeling.
Lebih baik memulai dan menyelesaikan daripada tidak sama sekali.
Di waktu istirahat, boleh berikan penghargaan pada diri sendiri atas usaha dan tekad kuat hari ini. Kalau saya biasanya hadiahi diri dengan nonton film bagus. Prokrastinasi bukan sesuatu di luar kontrol Anda. Anda mampu untuk memilih — mau menunda, atau maju.
Prokrastinasi bukan sesuatu di luar kontrol Anda. Anda mampu untuk memilih — mau menunda, atau maju.