Self Lifehacks

On Marissa's Mind: Mengenal Diri

Marissa Anita

Jurnalis & Aktris

“Hidup yang tidak ditelaah tidak layak untuk dijalani”. Socrates mungkin terdengar ekstrem, tapi ada benarnya. Diri baiknya juga ditelaah.

Semakin memahami diri, semakin nyaman menjalani hidup. Setidaknya itu yang saya rasakan beberapa tahun terakhir.

Dulu, saya lebih mudah cemas, bingung, tidak jarang pula terombang-ambing emosi atau opini orang lain. Pernah juga hilang kendali atas diri sehingga berujung pada sejumlah keputusan hidup yang kurang bijak. Konflik dalam diri juga berakibat konflik dengan orang lain. Jadinya, kurang menikmati dan merasa puas dengan hidup. Pernah Anda rasakan ini?

Mengenal diri adalah sebuah proses yang panjang dan tidak selalu mudah. Proses dimana kita berani menatap dan menganalisa diri dari segala sisi, termasuk sisi yang tidak mengenakkan. Dengan menganalisa diri, kita belajar  memahami apa pun emosi yang kita rasakan dan dari mana akar emosi ini. Dan kesadaran ini membuat kita lebih mampu menanggapi situasi sulit dengan cara tenang dan bijak.

Karena, orang yang tidak kenal diri biasanya tak berdaya di hadapan opini publik. Ia lapar pujian, berhati rapuh. Mendengar pujian, hati mengembang, tapi sekalinya merasa dihina, bisa langsung marah atau ciut seciut-ciutnya. Tidak sehat menggantungkan emosi dan harga diri pada apa kata orang, bukan? 

Orang yang tidak terlalu kenal dengan diri juga cenderung jadi pengikut, mudah terbuai arus trend, mengadopsi suara publik paling dominan tanpa pikir panjang atau kritis. Makanya, sulit baginya untuk jadi individu yang kreatif dan otentik.

Ia cenderung mengalami masalah dalam percintaan, dunia kerja, keuangan dan hubungan dengan orang lain — apakah itu memilih pasangan yang tidak tepat, bingung mau kerja apa, nggak enak diajak berteman, dan boros karena rajin belanja demi mengisi kekosongan dengan perasaan senang yang semu.

Intinya, karena ia tidak mengerti apa yang sebenarnya ia inginkan, rasakan, hargai dan memberi arti dalam hidupnya. 

Proses mengenal diri memang idealnya sedari kecil. Mereka yang kenal diri biasanya beruntung karena dibesarkan figur pengasuh membantunya memahami diri. Figur pengasuh mampu mengamati anak secara dalam, obyektif, dengan perhatian penuh dan welas asih. Ia membantu anak mendengarkan dan memahami emosinya sejak dini.

Contoh, seorang anak tidak merasa bahagia di hari ulang tahunnya, yang seharusnya jadi hari bahagia. Daripada berkata, ‘Oh betapa cerianya anak ibu bapak. Ayo dong tersenyum, ini kan hari bahagia.’

Figur pengasuh yang bijak, tanpa mengurangi rasa cintanya terhadap sang anak, dengan welas asih membiarkan anak merasakan apa yang ia rasakan, memberi ruang anak untuk belajar memahami perasaannya, rasa yang paling otentik untuk dirinya sendiri.

Figur pengasuh yang baik adalah ia yang tidak cepat menghukum, menghakimi atau menyalahkan anak. Ia bersedia mendengarkan apa yang anak ingin dan perlu ia kemukakan.

Aksi sederhana ini punya dampak besar dalam membantu anak tersambung dengan dirinya sendiri.

Apa langkah untuk mengenal diri di usia dewasa? Refleksi diri. Caranya beragam. Tinggal pilih yang paling sesuai dengan Anda.

Kalau saya, banyak baca tentang psikologi, filosofi, meditasi dan menulis buku harian. Meditasi membantu menciptakan jeda antara antara stimulus dan respons. Antara provokasi dan reaksi. Meditasi menyediakan tempat untuk saya tanya jawab dengan diri sendiri, dan memilih tanggapan saya terhadap suatu situasi sulit.

Menulis juga punya efek yang kurang lebih sama. Tulisan buku harian yang mungkin terkesan ngalor ngidul, ketika dibaca lagi, sering tersirat apa yang alam bawah sadar kita sebenarnya ingin ungkapkan.

Jika cara self-help (bantu diri) belum afdol, seorang psikoterapis bisa membantu Anda berkaca, mengurai sejumlah peristiwa hidup yang masih mengganjal, demi hidup yang lebih memuaskan.

Proses psikoterapi bisa menuntun Anda menelaah diri — mencari tahu kelebihan, kelemahan, kebutuhan, perasaan, pikiran, pola dan akar perilaku — secara dalam, sehingga menjadi lebih terampil menangani diri dan ketika berurusan dengan orang lain.

Semua ini bertujuan untuk melihat diri secara penuh, sehingga terasa makin solid (kuat) dari dalam.

Orang yang kenal diri lebih bisa menjalani hidup dengan penuh kesadaran. Seperti semua manusia, ia akan berhadapan dengan liku-liku kehidupan. Tentu ia kadang masih merasa kesal, terganggu, cemas, panik, stress. Namun tantangan ini bisa ia hadapi dengan lebih tenang dan bijak.

Apakah Anda sudah kenal dengan diri sendiri?

Related Articles

Card image
Self
Alam, Seni, dan Kejernihan Pikiran

Menghabiskan waktu di ruang terbuka bisa menjadi salah satu cara yang bisa dipilih. Beberapa studi menemukan bahwa menghabiskan waktu di alam dan ruang terbuka hijau ternyata dapat membantu memelihara kesehatan mental kita. Termasuk membuat kita lebih tenang dan bahagia, dua hal ini tentu menjadi aspek penting saat ingin mencoba berpikir dengan lebih jernih.

By Greatmind x Art Jakarta Gardens
13 April 2024
Card image
Self
Belajar Menanti Cinta dan Keberkahan Hidup

Aku adalah salah satu orang yang dulu memiliki impian untuk menikah muda, tanpa alasan jelas sebetulnya. Pokoknya tujuannya menikah, namun ternyata aku perlu melalui momen penantian terlebih dahulu. Cinta biasanya dikaitkan dengan hal-hal indah, sedangkan momen menanti identik dengan hal-hal yang membosankan, bahkan menguji kesabaran.

By Siti Makkiah
06 April 2024
Card image
Self
Pendewasaan dalam Hubungan

Pendewasaan diri tidak hadir begitu saja seiring usia, melainkan hasil dari pengalaman dan kesediaan untuk belajar menjadi lebih baik. Hal yang sama juga berlaku saat membangun hubungan bersama pasangan.

By Melisa Putri
06 April 2024