Di setiap fase hidup selalu ada kekhawatiran yang berbeda-beda. Kalau masih sekolah mungkin kekhawatiran yang sering didengar adalah tentang ujian atau masalah pertemanan, kemudian saat kita mulai beranjak dewasa kita mulai khawatir tentang masa depan takut terjebak dalam hidup yang ‘gini-gini aja’. Apakah kamu juga pernah berpikir demikian?
Kekhawatiran akan hidup yang stagnan dan minim perkembangan nyatanya memang hal yang lumrah sekali. Berangkat dari hal ini, Greatmind menemukan sebuah pembahasan menarik yang disampaikan oleh Vivi Alatas dalam sesi TEDxJakarta beberapa waktu lalu. Berbicara tentang kelas sosial memang hal yang tidak terlihat secara langsung, tapi dapat dengan jelas kita rasakan dalam kehidupan sehari-hari.
Ketika berbicara tentang kelas sosial, status ekonomi tentu menjadi poin yang krusial. Faktanya, pendapatan rata-rata di Indonesia secara nominal sebenarnya sudah naik sekitar 30 kali lipat dibandingkan 50 tahun lalu, tapi ketimpangan masih menjadi isu utama yang selalu dibahas dan perlu diatasi. Beranjak naik dalam kelas sosial di masyarakat memang bukan perkara mudah. Hanya 1,7% anak muda, usia 19-29 tahun yang mampu ‘mentas’, artinya sudah memiliki pekerjaan tetap dengan gaji paling tidak 5,2 juta rupiah.
Beranjak naik dalam kelas sosial di masyarakat memang bukan perkara mudah. Hanya 1,7% anak muda, usia 19-29 tahun yang mampu ‘mentas’, artinya sudah memiliki pekerjaan tetap dengan gaji paling tidak 5,2 juta rupiah.
Apakah ini semua akibat dari kapitalisme?
Di satu sisi, kapitalisme memang erat kaitannya dengan kesenjangan ekonomi, namun di saat bersamaan ia juga bersahabat dengan inovasi. Maka, bisa dikatakan kesenjangan yang terjadi di dalam masyarakat saat ini tidak hanya dipengaruhi oleh kapitalisme. Untuk bisa ‘naik kelas’ ada beberapa perilaku kunci yang perlu dijalani yakni:
- Persalinan di fasilitas kesehatan yang baik, asi, imunisasi, dan program belajar usia dini.
- Melanjutkan sekolah dan berpresatasi dalam pendidikan.
- Meu mencari pekerjaan dan meningkatkan keterampilan.
- Tekun bekerja, produktif, dan memiliki tabungan pensiun.
- Melakukan pola hidup sehat.
Usaha untuk bisa ‘naik kelas’ dalam hidup memang bisa diusahakan tapi butuh dilakukan secara kolektif, datang dari usaha dari diri sendiri dan juga dukungan dari pihak-pihak yang menentukan kebijakan. Perbaikan hadir dari kesediaan untuk saling peduli, saling membantu, dan saling menasihati.
Usaha untuk bisa ‘naik kelas’ dalam hidup memang bisa diusahakan tapi butuh dilakukan secara kolektif, datang dari usaha dari diri sendiri dan juga dukungan dari pihak-pihak yang menentukan kebijakan.
Aset utama yang kita miliki untuk bisa ‘naik kelas’ dalam hidup adalah pengetahuan, kemauan, dan tenanga. Untuk memulai perjalanan mengubah kondisi hidup lebih baik kita butuh tau apa tujuan kita dan bagaimana cara mencapainya. Selain itu, untuk memastikan para pemangku jabatan melakukan perannya dalam meningkatkan kondisi hidup masyarakat, kita bisa mendorong proses ini dengan cara mengawal pembangunan, pelayanan publik, juga pesta demokrasi yang terjadi.
Satu poin menarik yang hadir dalam sesi TEDxJakarta kali ini adalah perumpamaan perbaikan yang bisa kita lakukan bersama-sama. Sendiri kita hanyalah sebatang pohon, bersama kita bisa menjadi hutan yang kuat dan saling melindungi.