Setiap orang pasti pernah punya dialog dengan diri sendiri di dalam kepala. Bisa jadi muncul dalam bentuk kalimat-kalimat motivasi yang membantu kita untuk bisa terus melanjutkan apa yang sedang kita usahakan. Entah itu saat jenuh dalam persiapan masuk universitas atau mungkin ketika harus berdesakan di angkutan dalam kota, suara dalam diri kita sendiri yang tak jarang menyemangati dan terus berusaha agar bisa sampai ke tujuan.
Di sisi lain, tak jarang suara yang ada di dalam kepala kita justru bernada negatif hingga membuat kita meremehkan diri sendiri. Merasa tidak cukup baik atau membuahkan ketakutan yang begitu besar hingga kita tidak berani berharap lebih pada kemampuan diri yang kita miliki. Sering kali, kritik paling jahat muncul dari dalam diri kita sendiri, bukan orang lain.
Lalu kemudian dari mana sebenarnya suara-suara ini hadir?
Apa yang kita pikirkan pada dasarnya muncul dari informasi yang kita himpun dari lingkungan sekitar. Akumulasi dari apa yang kita dengar, lihat, dan rasakan. Saat seorang anak tumbuh besar dari lingkungan yang penuh dengan rasa kasih dan apresiasi, besar kemungkinan dialog dalam diri yang muncul juga akan lebih positif dan penuh dukungan. Di berbagai kesempatan lain, mungkin pesan dan informasi yang kita dapatkan tidak terlalu menenangkan sehingga membuat kita ragu terhadap kualitas diri sendiri.
Sayangnya, kita juga tidak bisa mengatur respon seseorang terhadap hidupnya sendiri. Bisa jadi kita merasa seseorang memberikan pengaruh negatif terhadap diri kita, padahal mungkin ia juga melakukan hal tersebut secara tidak sengaja tanpa intensi apa pun sebagai caranya menanggapi momen yang sedang ia hadapi.
Di beberapa kesempatan wajar bila kita memberikan kritik pada diri sendiri, boleh jadi memang ada hal-hal yang butuh diperbaiki untuk menjadikan kita manusia yang lebih baik. Lain halnya jika hal ini terjadi terus menerus dalam jangka panjang.
Dialog negatif dengan diri sendiri bisa muncul dalam berbagai bentuk. Bisa jadi dalam menghakimi, merendahkan, atau membatasi ruang gerak diri kita sendiri. Di beberapa kesempatan wajar bila kita memberikan kritik pada diri sendiri, boleh jadi memang ada hal-hal yang butuh diperbaiki untuk menjadikan kita manusia yang lebih baik. Lain halnya jika hal ini terjadi terus menerus dalam jangka panjang. Karena kalimat negatif yang kita ucapkan pada diri sendiri bisa memberikan dampak buruk dan memengaruhi kesehatan mental dan fisik kita.
Beberapa konsekuensi dari pikiran negatif dalam diri secara terus menerus adalah pembatasan diri, perfeksionisme, depresi, bahkan tak jarang memengaruhi hubungan kita dengan orang-orang sekitar.
Tidak mudah memang untuk bisa menjelaskan apa alasan seseorang bisa memiliki sudut pandang yang negatif terhadap dirinya sendiri. Meski begitu ada beberapa hal yang bisa kita usahakan untuk bisa menciptakan keadaan menjadi lebih baik:
Temukan Alasan Kenapa Pikiran Negatif Muncul
Pada momen apa biasanya hal ini terjadi? Apakah karena rasa takut akan sebuah pekerjaan atau tanggung jawab? Mungkin kita tidak akan langsung menemukan sumber utama mengapa kita punya pikiran negatif terhadap diri sendiri tapi coba runutkan kapan dan bagaimana hal ini terjadi. Dari situ kita bisa mulai menemukan solusi yang sesuai.
Kondisikan Lingkungan Sekitarmu dengan Pesan Positif
Kalimat-kalimat positif tidak hanya bisa didapatkan dari keluarga, pasangan, ataupun teman. Kamu bisa coba memulai hari dengan playlist berisikan lagu yang bisa memberikan kamu rasa tenang maupun rasa aman. Buku juga bisa menjadi salah satu opsi, membaca buku juga bisa menjadi sarana menenangkan diri sejenak dari pikiran-pikiran negatif yang selama ini muncul.
Biasakan Diri dengan Rutinitas Baru
Memiliki rutinitas sehari-hari juga bisa membantu kita untuk fokus pada hal-hal yang memang perlu kita lakukan. Sekaligus juga memberikan lebih sedikit kesempatan untuk merenungkan kalimat-kalimat negatif yang selama ini sering muncul.
Kita tetap punya kendali terhadap apa yang kita pikirkan. Saat mungkin keadaan terlalu berat dan membebani, ambil napas sejenak dan coba yakinkan diri bahwa kamu tetap berharga terlepas apapun yang sedang kamu alami dan jalani.
Referensi:
Scott, E. (no date) The Toxic Effects of Negative Self-Talk. Available at: https://www.verywellmind.com/negative-self-talk-and-how-it-affects-us-4161304 (Accessed: January 28, 2023).
The School of Life. (2023, January 28). Overcoming Bad Inner Voice [Video]. https://www.youtube.com/watch?v=gGuZVuUBeiQ