Kapan terakhir kali kamu benar-benar merasa ingin tau akan suatu hal?
Sebuah perasaan yang membuatmu rela untuk menghabiskan banyak waktu secara suka rela. Saat kita masih kecil, mungkin ada banyak sekali hal-hal menarik yang kita pertanyakan. Seperti apa nama serangga berwarna hijau yang ada di pekarangan rumah, kenapa langit berwarna jingga saat sore hari, atau hal-hal sederhana lain yang sering kita temui sehari-hari.
Kini, mungkin tidak ada lagi banyak hal yang membuat kita betul-betul penasaran dan ingin mencari tau lebih dalam, kecuali mungkin tentang berita terhangat yang trending di Twitter atau terus menerus muncul di halaman media sosial lainnya.
Rasa ingin tau sebenarnya bisa dilatih dan dapat menjadi bahan bakar utama dari kerelaan kita untuk belajar hal baru dalam hidup. Menurut Ian Laslie, rasa ingin tau adalah kombinasi dari kecerdasan, persistensi, serta keinginan untuk menemukan hal-hal baru dalam hidup. Saat hidup sudah terasa terlalu monoton, kadang kita jadi lebih sulit untuk bisa menikmati apa yang sedang kita hadapi saat ini.
Menurut Ian Laslie, rasa ingin tau adalah kombinasi dari kecerdasan, persistensi, serta keinginan untuk menemukan hal-hal baru dalam hidup.
Tidak hanya sebagai pemicu keinginan untuk belajar, rasa ingin tau juga bisa kita manfaatkan untuk bisa lebih produktif. Paling tidak untuk kepuasan diri sendiri. Rasa ingin tau juga sebenarnya bisa dilatih dan ada beberapa hal yang mungkin bisa kamu coba.
Perluas referensi yang kamu miliki
Coba ingat-ingat lagi, kapan terakhir kali kamu menggunakan fitur search saat ingin menonton video di YouTube atau platform video on demand lainnya?
Media sosial pada dasarnya didesain untuk membuat kita menghabiskan banyak waktu di satu aplikasi. Oleh karena itu, tentu algoritma yang dibentuk juga menyesuaikan dengan keinginan dan kebiasaan kita dalam menonton atau menikmati sebuah konten. Coba mulai gunakan fitur search dan cari tontonan atau topik-topik baru yang menurutmu menarik untuk dibahas. Dengan begitu, kamu juga akan menambah referensi yang kamu dapat saat menggunakan waktumu di media sosial.
Coba mulai gunakan fitur search dan cari tontonan atau topik-topik baru yang menurutmu menarik untuk dibahas. Dengan begitu, kamu juga akan menambah referensi yang kamu dapat saat menggunakan waktumu di media sosial.
Kunjungi toko buku atau perpustakaan
Buku adalah jendela dunia. Tentu kamu juga familiar dengan istilah satu ini bukan? Saat ini mungkin tidak banyak orang yang masih gemar membaca buku. Ditambah lagi dengan fakta bahwa kebiasaan kita untuk scrolling di media sosial sering kali berakibat pada berkurangnya kemampuan kita dalam menjaga fokus untuk waktu yang lama.
Berkunjung ke toko buku atau perpustakaan menawarkan kita kesempatan untuk menemukan buku atau bacaan yang selama ini mungkin belum pernah kita tau. Melihat dan membaca buku fisik juga memberikan kepuasan yang berbeda dibandingkan hanya membaca melalui layar. Selain itu, berjalan mengelilingi perpustakaan juga memungkinkan kita untuk bergerak dan tidak hanya menghabiskan hari dengan duduk.
Beranikan diri untuk bertanya
Salah satu alasan yang membuat kita terkadang kesulitan untuk bertanya adalah ketakutan untuk terlihat bodoh karena tidak paham mengenai suatu hal. Padahal setiap orang punya keunggulan masing-masing. Setiap orang pernah tidak tau dan menjadi pemula pada titik-titik tertentu dalam hidup. Jadi tidak perlu takut bertanya karena justru ini menunjukkan kita ingin tau dan berupaya untuk bisa memahami suatu hal dengan lebih baik.
Referensi:
https://www.youtube.com/watch?v=p5zLY3Wi8Uk
Wai, J. (n.d.). Seven ways to be more curious. Psychology Today. https://www.psychologytoday.com/intl/blog/finding-the-next-einstein/201407/seven-ways-be-more-curious