Self Health & Wellness

Mahal atau Murah, Sehat Selalu Jadi Hal Utama

Indah Ariani

@indahariani

Penulis

Ilustrasi Oleh: Mutualist Creative

Selain keberuntungan dan kebahagiaan, manusia selalu berdoa untuk kesehatannya. Sebab keduanya tak akan bisa dinikmati tanpa kesehatan yang prima.

Saya lupa kapan tepatnya dan bagaimana awalnya menemukan dan selalu memakai hanya tiga kata saja – sehat, sukses, bahagia – untuk mengucapkan doa selamat ulang tahun. Sebelumnya, saya senang mengarang ucapan yang berbeda bagi setiap orang. Tapi pada satu titik, saya menyadari bahwa pada semua upaya yang kerap dilengkapi jungkir balik dan berbagai drama yang dijalani manusia, sesungguhnya hanya bermuara pada ketiga kata itu saja.

Dalam hidup, kesuksesan kerap kali menjadi pendahulu bagi kebahagiaan, meski pun tak selalu benar-benar demikian. Tak jarang terjadi sebaliknya. Kebahagiaan membuat seseorang bisa sukses meraih mimpi-mimpinya. Lalu mengapa kata sehat saya letakkan di urutan pertama? Sebab dalam keadaan tidak sehat, mustahil kita bisa menikmati kesuksesan dan kebahagiaan dengan sempurna.  

Kesehatan memang merupakan salah satu persoalan utama yang menarik begitu banyak perhatian kita. Setidaknya, kita selalu berusaha menjaga kesehatan sebaik yang kita bisa karena kondisi tak sehat sering menjadi penghambat banyak kesempatan. Saat masih menjadi pembaca tarot profesional, kerap kali klien yang meminta saya membukakan kartu untuknya bertanya tentang kesehatan. Selain keberuntungan, kesehatan memang memantik rasa penasaran. Soal kesehatan hampir selalu pula menjadi poin yang dicantumkan dalam berbagai ramalan zodiac di berbagai media yang kita baca. Semua ingin berumur panjang, semua ingin menikmati keberuntungannya dalam keadaan sehat.

Dalam pernyataan yang tertera di situs Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), disebutkan bahwa kesehatan yang lebih baik merupakan pusat bagi kebahagiaan dan kesejahteraan manusia. Sebab kesehatan, diyakini memberi kontribusi penting bagi pertumbuhan ekonomi sebuah Negara karena masyarakat yang sehat akan berumur dan memiliki masa produktif lebih panjang hingga bisa memiliki kualitas hidup yang lebih baik. Itu sebabnya, Perserikatan Bangsa-Bangsa melalui WHO terus berupaya meningkatkan kualitas kesehatan bagi seluruh manusia di dunia. Meski begitu, faktanya, tak semua orang di semua Negara mampu mengakses pelayanan kesehatan yang baik. Juga, tak setiap Negara mampu menyediakan fasilitas dan pelayanan yang memadai bagi warganya. Namun upaya pemenuhan kebutuhan dasar manusia terhadap kesehatan terus diupayakan. Seperti yang dilakukan pemerintah Indonesia dengan program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan yang memungkinkan masyarakat, terutama kelompok masyarakat menengah ke bawah yang kerap tak mampu mengakses layanan kesehatan yang memadai, bisa dengan tenang berobat dan mendapatkan layanan dasar kesehatan. 

Seperti dua sisi mata uang, kita bisa melihat bahwa urusan kesehatan pun tak luput dari sisi sebaliknya. Perkara kesehatan, tak selamanya sekadar menjadi kebutuhan primer manusia. Karena di sisi yang lain, kita juga bisa melihat bagaimana kesehatan bersalin rupa dan menelusup masuk ke ranah gaya hidup dan keinginan dasar manusia untuk sehat mengalami komodifikasi tanpa plafon. Tren kesehatan datang silih berganti seperti tren mode yang rutin diperbarui mengikuti musim cuaca negara-negara sub tropis; spring/summer, fall/winter. Tawaran berbagai produk kesehatan, metode pengobatan dan diet kesehatan terkini, juga berbagai pelatihan penyembuhan terbaik dengan harga fantastis selalu tersedia dan laris manis diminati.

Pada ranah inilah, kesehatan menjadi sering terasa mahal dan akan membuat saya yang termasuk warga kelas menengah ini terengah-engah kalau ingin mengakses semuanya. Namun sungguh tak ada yang salah karena setiap kelas masyarakat memiliki kebutuhan yang berbeda dan pada setiap “pasar”, pasti akan ada pembeli dan penjualnya. Tapi karena bagi saya, mungkin juga bagi banyak orang lain, kesehatan merupakan salah satu kebutuhan utama, kita akan berusaha semaksimal mungkin untuk dapat mengakses layanan terbaik yang mampu kita peroleh. Sedikit maksa tak apa, karena kesehatan bukanlah perkara main-main dan biaya yang kita keluarkan untuknya sebenarnya adalah investasi untuk hidup. Hal paling penting sebenarnya adalah kemauan kita untuk mengasah kemampuan memilah dan memilih investasi mana yang terbaik dan sesuai dengan kemampuan hingga tak terasa memberatkan. Sebab pening memikirkan beban pengeluaran pun bisa menjadi salah satu sumber penyakit. Kalau kita sepakat bahwa sehat adalah hal yang utama, tentu kita akan memilih menjauhi sumber penyakit, bukan?

Bicara soal kemampuan mencapai kesehatan ini, saya jadi teringat sebuah halaman di buku Sehat Sejati Yang Kodrati yang ditulis oleh Tan Shot Yen, seorang dokter dan magister filsafat yang mengembangkan metode penyembuhan melalui perbaikan pola makan. Di halaman ke-506 buku tersebut, Tan menulis sub judul yang menggelitik: Tentang Mahal-Murah, Kaya-Miskin. Di situ diungkapkan bahwa masih banyak orang menganggap hidup sehat itu sesuatu yang mahal dan menjadi hak istimewa segelintir orang berpunya saja. Padahal menurut Tan, perkara hidup sehat sebenarnya tak ada kaitannya dengan mahal, murah, kaya dan miskin yang bisa bersifat sangat relatif itu sepanjang kita mau belajar membangun kesadaran, terus memberdayakan diri untuk memahami makna sehat dan mengupayakan hidup sehat sesuai kemampuan. Perasaan cukup, seperti ditulisnya, menjadi kunci utama yang perlu dimiliki seseorang untuk bisa hidup sehat. “Hidup sehat nggak perlu mahal kok,” katanya suatu kali. Saya setuju dengannya. Sehat memang kadang terpaksa mahal, tapi lain kali, bisa jadi ia semurah senyum kita. Satu hal yang pasti, sehat memang akan selalu jadi kebutuhan utama manusia. 

Related Articles

Card image
Self
Peran Mentorship Untuk Pendidikan Yang Lebih Baik

Jika melihat kembali pengalaman pembelajaran yang sudah aku lalui, perbedaan yang aku rasakan saat menempuh pendidikan di luar negeri adalah sistem pembelajaran yang lebih dua arah saat di dalam kelas. Ada banyak kesempatan untuk berdiskusi dan membahas tentang contoh kasus mengenai topik yang sedang dipelajari.

By Fathia Fairuza
20 April 2024
Card image
Self
Alam, Seni, dan Kejernihan Pikiran

Menghabiskan waktu di ruang terbuka bisa menjadi salah satu cara yang bisa dipilih. Beberapa studi menemukan bahwa menghabiskan waktu di alam dan ruang terbuka hijau ternyata dapat membantu memelihara kesehatan mental kita. Termasuk membuat kita lebih tenang dan bahagia, dua hal ini tentu menjadi aspek penting saat ingin mencoba berpikir dengan lebih jernih.

By Greatmind x Art Jakarta Gardens
13 April 2024
Card image
Self
Belajar Menanti Cinta dan Keberkahan Hidup

Aku adalah salah satu orang yang dulu memiliki impian untuk menikah muda, tanpa alasan jelas sebetulnya. Pokoknya tujuannya menikah, namun ternyata aku perlu melalui momen penantian terlebih dahulu. Cinta biasanya dikaitkan dengan hal-hal indah, sedangkan momen menanti identik dengan hal-hal yang membosankan, bahkan menguji kesabaran.

By Siti Makkiah
06 April 2024