Pernah nggak, waktu lo lagi scroll social media tiba-tiba kepikiran, “Kok hidup gini-gini aja, ya”?
Selayaknya jutaan manusia lain di dunia, lo juga pasti pernah mengisi kekosongan dan rasa bosan dengan scrolling di media sosial. Entah itu Instagram, TikTok, atau LinkedIn. Lalu lo liat postingan teman-teman yang baru saja update soal studi S2 mereka di luar negeri, hari pertama mereka di kantor impian, mulai bisnis baru, atau mungkin honeymoon di Bali. Terus, tanpa sadar lo kesel dan mikir, “kenapa gue nggak bisa kayak mereka, ya?”
Respon seperti ini sebenarnya sangat wajar, karena sebagai manusia biasa kita punya kecenderungan untuk membandingkan diri dengan orang yang ada di lingkungan sekitar. Kalau dulu mungkin pembandingnya cuma anak tetangga, sekarang kita jadi bisa membandingkan hidup dengan jutaan orang yang bahkan kita nggak kenal secara personal.
Kebiasaan membandingkan diri dengan orang lain secara berlebihan faktanya memang bisa mengakibatkan rasa cemas berlebih. Lo juga pasti pernah dengar kalimat motivasi seperti “jangan membandingkan diri dengan orang lain” atau beragam kalimat lain yang senada. Sayangnya ternyata memang nggak semudah itu.
Tapi ada beberapa cara yang bisa lo coba untuk mengurangi kebiasaan membandingkan diri dengan orang lain.
Identifikasi Alasan Lo Suka Membandingkan Diri
Coba pahami diri sendiri, pada saat apa lo biasanya membandingkan diri dengan orang lain. Saat main media sosial kah? Atau saat bertemu teman yang hobi pamer prestasi? Dengan memahami hal-hal apa yang biasanya memicu kebiasaan kita membandingkan diri, kita jadi lebih bisa mengendalikan diri saat berhadapan dengan situasi serupa.
Coba Niatkan Diri Untuk Lebih Bersyukur
Memang ajakan untuk bersyukur bisa terasa seperti omong kosong bagi individu yang tengah dihadapkan oleh situasi yang begitu berat. Seakan, meremehkan perjuangan yang sedang coba diusahakan. Meski begitu, rasa syukur terhadap hal-hal sederhana yang kita punya setidaknya bisa membuat kita merasa sedikit lebih baik. Sekaligus juga bentuk penghargaan bagi diri kita sendiri.
Jadi Teman Terbaik Bagi Diri Sendiri
Terkadang komentar paling pedas justru datang dari diri kita sendiri. Pemikiran bahwa kita tidak bisa menjadi lebih baik atau tidak sesukses orang lain kadang hadir dari kesimpulan yang kita buat sendiri. Di dunia ini akan selalu ada orang yang lebih kaya, lebih pintar, atau lebih menarik, tapi bukan berarti kita tidak punya kelebihan yang bisa dibanggakan.
Pemikiran bahwa kita tidak bisa menjadi lebih baik atau tidak sesukses orang lain kadang hadir dari kesimpulan yang kita buat sendiri. Di dunia ini akan selalu ada orang yang lebih kaya, lebih pintar, atau lebih menarik, tapi bukan berarti kita tidak punya kelebihan yang bisa dibanggakan.
Di lain sisi, membandingkan diri dengan orang lain dalam batasan wajar juga bisa menjadi dorongan untuk bertumbuh. Punya seseorang yang bisa kita jadikan pedoman untuk mencapai apa yang kita inginkan juga bisa membantu kita menilai sudah sejauh mana kita berproses.
Kalau kata Theodore Roosevelt “comparison is a thief of joy”. Jadi, jangan biarkan kebiasaan kita membandingkan diri dengan orang lain merenggut kebahagiaan kita dalam menjalani hidup. Lo nggak harus membuktikan diri pada siapa-siapa, karena lo tetap berharga dengan segala keunikan yang lo punya.
Jangan biarkan kebiasaan kita membandingkan diri dengan orang lain merenggut kebahagiaan kita dalam menjalani hidup.
Referensi:
https://greatmind.id/article/jujur-dalam-bersyukur
https://wp.nyu.edu/mind/2021/02/27/why-do-we-compare-ourselves-to-others/