Self Health & Wellness

Kenali Visi Dan Nilai Diri

Jiemi Ardian

@jiemiardian

Psikiater

Ilustrasi Oleh: Salv Studio

Setiap manusia di dunia pasti akan dipertemukan dengan berbagai pilihan yang membuatnya harus membuat keputusan. Akan tetapi kadang seseorang sulit untuk menentukan keputusan karena banyaknya faktor yang membuatnya tidak dapat berpikir jernih. Salah satunya adalah karena kita kelelahan dalam beraktivitas dan tidak memikirkan pentingnya memiliki jeda dalam keseharian. Kelelahan tersebut bisa jadi tidak hanya dari fisik melainkan juga dari kejiwaan. Lambat laun aspek emosional ini pun membuat kita meragukan apa yang sedang kita perjuangkan. Keraguan biasanya muncul akibat kita melupakan apa motivasi utama sebelum menjalaninya. Lupa akan visi yang diharapkan dari perjuangan tersebut. Kita sudah kelelahan karena aspek emosional yang tidak dijaga baik-baik. Pada dasarnya tidak salah jika bagi sebagian orang sudah kehilangan motivasi awal berjuang. Hanya perlu disadari apakah ada kebutuhan yang hilang atau tidak setelah menyerah. Kemudian menyadari bagaimana menyelesaikan kebutuhan yang hilang tersebut. Setelah itu kembali ke fase pertama, mengetahui motivasi dan visi untuk memulai hal baru lagi di mana keduanya sangat berkaitan dengan mengetahui nilai diri terlebih dahulu.

Keraguan biasanya muncul akibat kita melupakan apa motivasi utama sebelum menjalaninya

Akan tetapi, jangan pernah menyamakan nilai diri kita dengan orang lain sebab setiap orang punya nilai yang berbeda-beda dalam dirinya. Ada yang nilainya adalah uang, bisnis, keluarga, popularitas, keadilan, kelemah-lembutan, dan lain-lain. Saya merasa tidak berhak menghakimi apakah nilai yang satu lebih benar dari nilai yang lain. Namun saya bisa memberikan pertanyaan yaitu apakah kita menyadari nilai yang kita pegang dalam diri sendiri memiliki alasan kuat? Apakah dengan memegang nilai tersebut kita merasa hidup lebih layak dijalani. Tentu tidak salah berfokus pada berapa banyak cabang bisnis yang bisa dibuka atau pendapatan sebanyak-banyaknya. Hanya saja pertanyaan lanjutannya adalah apakah benar itu yang kita inginkan? Apakah benar dengan mendapatkan itu semua kita merasa hidup layak untuk dijalani? Seringnya permasalahan sebagian besar orang adalah mereka merasa tahu apa yang diinginkan, namun begitu sudah mencapai tujuan sesuai yang direncanakan dan diharapkan ternyata tidak ada apa-apa di sana. Tidak memberikan kepuasaan apapun. Justru sebaliknya hanya keinginan semu yang membuat jiwanya tetap kosong.

Seringnya permasalahan sebagian besar orang adalah mereka merasa tahu apa yang diinginkan, namun begitu sudah mencapai tujuan sesuai yang direncanakan dan diharapkan ternyata tidak ada apa-apa di sana.

Menurut penelitian dari Harvard, yang membuat manusia bahagia dalam jangka panjang bukanlah pencapaian dan uang, melainkan keterhubungan dengan sekitar. Sehingga kalau bisa disimpulkan sebenarnya tidak salah jika kita ingin fokus kepada materi tapi sepertinya kita juga perlu mempertimbangkan untuk melihat nilai dari keterhubungan dengan sekitar. Itulah yang akhirnya akan melahirkan visi yang sesuai dengan nilai dan tujuan diri seseorang. Kita tentu saja berharap apa yang dikerjakan akan berjalan dalam jangka waktu yang panjang. Maka visi yang sedang kita jalankan juga perlu sejalan dengan visi dan nilai diri berkaitan dengan apa yang harus kita kembangkan sebagai individu. Sebagai bahan pertimbangan ada daftar nilai diri menurut Martin Seligman yang mungkin bisa membantu kita melihat apa yang penting bagi pertumbuhan pribadi:

(1) Pengetahuan dan kreativitas meliputi kreativitas, keingintahuan, penilaian, keinginan belajar, perspektif

(2) Keberanian meliputi sikap berani, jujur, kegigihan, semangat bravery, perseverance, honesty, zest

(3) Kemanusiaan meliputi cinta kasih, kebaikan, pengetahuan sosial

(4) Keadilan meliputi kerja sama, kepemimpinan, keadilan

(5) Kesederhanaan meliputi pengampunan, kerendahan hati, kebijaksanaan, dan pengendalian diri

(6)Transendensi meliputi penghargaan pada keindahan, mutu tinggi, rasa bersyukur, harapan, humor dan spiritualitas.

Dari sini mungkin bisa kita pikirkan lebih jauh, apa nilai yang membuat kita merasa bertumbuh kemudian mendasari motivasi serta visi dengan nilai tersebut.

Apa yang menjadi keraguan secara fisik, jika mampu diselesaikan secara nyata maka perlu diselesaikan secara nyata. Namun sisanya, keraguan yang terjadi dalam aspek emosional perlu dilepaskan dan diikhlaskan. Keduanya pun perlu dilaksanakan sekaligus. 

Menurut penelitian dari Harvard, yang membuat manusia bahagia dalam jangka panjang bukanlah pencapaian dan uang, melainkan keterhubungan dengan sekitar.

Related Articles

Card image
Self
Peran Mentorship Untuk Pendidikan Yang Lebih Baik

Jika melihat kembali pengalaman pembelajaran yang sudah aku lalui, perbedaan yang aku rasakan saat menempuh pendidikan di luar negeri adalah sistem pembelajaran yang lebih dua arah saat di dalam kelas. Ada banyak kesempatan untuk berdiskusi dan membahas tentang contoh kasus mengenai topik yang sedang dipelajari.

By Fathia Fairuza
20 April 2024
Card image
Self
Alam, Seni, dan Kejernihan Pikiran

Menghabiskan waktu di ruang terbuka bisa menjadi salah satu cara yang bisa dipilih. Beberapa studi menemukan bahwa menghabiskan waktu di alam dan ruang terbuka hijau ternyata dapat membantu memelihara kesehatan mental kita. Termasuk membuat kita lebih tenang dan bahagia, dua hal ini tentu menjadi aspek penting saat ingin mencoba berpikir dengan lebih jernih.

By Greatmind x Art Jakarta Gardens
13 April 2024
Card image
Self
Belajar Menanti Cinta dan Keberkahan Hidup

Aku adalah salah satu orang yang dulu memiliki impian untuk menikah muda, tanpa alasan jelas sebetulnya. Pokoknya tujuannya menikah, namun ternyata aku perlu melalui momen penantian terlebih dahulu. Cinta biasanya dikaitkan dengan hal-hal indah, sedangkan momen menanti identik dengan hal-hal yang membosankan, bahkan menguji kesabaran.

By Siti Makkiah
06 April 2024