Tidak lama lagi, kita tiba di penghujung tahun. Cepat sekali, batin saya dalam hati. Saya pernah membaca, bila mendekati akhir tahun, umum dijumpai sejumlah orang mengalami end-of-year fatigue, atau fenomena di mana seseorang mengalami beberapa keluhan seperti kelelahan, kebosanan, kegelisahan, burnout, dan beberapa masalah kesehatan lainnya. Dampaknya dapat dirasa baik fisik maupun mental. Penyebabnya? Umumnya dikarenakan kepadatan pekerjaan serta tuntutan target atau deadline yang harus dicapai sebelum tahun berganti. Selain itu, adanya persiapan liburan akhir tahun, pesta tahun baru, hingga perayaan keagamaan yang menanti di akhir tahun, membuat seolah beban yang ada di pundak untuk memasuki tahun baru, terasa bertambah.
Tampaknya, hampir semua orang, terutama yang tinggal di perkotaan dan sudah bekerja, pernah merasakan hal ini. Saya pun demikian. Rasanya ingin sekali bisa cepat-cepat bisa menyelesaikan setiap pekerjaan yang ada dan pergi berlibur untuk menyegarkan pikiran. Dalam sejumlah referensi, disebutkan tidur yang cukup, meditasi, olahraga, serta membatasi penggunaan gadget dan media sosial adalah beberapa cara untuk meredakan end-of-year fatigue ini. Dan tentunya, yang terpenting sekaligus menantang bagi saya adalah menjaga pola pikir agar tetap positif. Sesibuk apapun kita, tumpukan pekerjaan tidak akan berkurang bila tidak kita kerjakan satu per satu. Pada akhirnya, paling tidak bila sedikit demi sedikit kita berusaha menyelesaikannya, lama kelamaan akan selesai juga. Liburan akhir tahun pun dapat dilalui dengan lebih menyenangkan. Inilah yang pada akhirnya biasanya mendorong saya untuk menyelesaikan apa yang telah saya mulai sebelum tahun berganti.
Sesibuk apapun kita, tumpukan pekerjaan tidak akan berkurang bila tidak kita kerjakan satu per satu.
Meski mungkin di akhir tahun energi kita seolah terasa akan habis, saya menemukan jika di awal tahun, kita cenderung lebih bersemangat untuk menjalani hari dan memulai suatu hal yang ingin kita kerjakan. Seolah, anggapan bahwa tahun baru bagai membuka sebuah lembar baru adalah nyata. Padahal, bila dipikir-pikir, tahun baru sama saja dengan hari yang berganti, bukan? Akan tetapi, kita menyukai pemikiran bahwa tahun yang baru dapat membawa harapan yang baru juga. Sehingga, tidak jarang kita jumpai banyak di antara kita yang dengan suka cita menuliskan harapan dan keinginan yang hendak dicapainya di tahun yang akan datang, serta bersemangat untuk mewujudkannya.
Saya pribadi selalu senang dengan rasa semangat dan optimis yang biasanya hadir di awal tahun. Terlebih, dengan adanya pandemi di tahun ini, yang membuat situasi dipenuhi ketidakpastian, membuat tahun yang akan datang menjadi menarik untuk disingkap. Sangat wajar bila kita merasa ragu untuk melangkah atau membuat suatu keputusan penting di masa seperti ini. Meski demikian, di tengah ketidakpastian ini, satu hal yang pasti harus selalu kita lakukan adalah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Oleh karenanya, mau tidak mau kita harus melakukan sesuatu untuk dapat terus bergerak dan bertahan. Lagipula, yang pasti dari sebuah perubahan adalah perubahan itu sendiri. Mereka yang selalu mempersiapkan diri tentu akan dapat berdaptasi dengan lebih baik.
Yang pasti dari sebuah perubahan adalah perubahan itu sendiri. Mereka yang selalu mempersiapkan diri tentu akan dapat berdaptasi dengan lebih baik.
Tahun yang akan datang, saya memutuskan untuk dapat lebih berkembang dari tahun ini. Saya berencana untuk dapat melanjutkan pendidikan saya ke jenjang lebih tinggi, sekaligus juga mulai merintis suatu usaha di bidang yang saya minati. Waktu yang ada di dunia ini kadang terasa begitu singkat, jadi saya memutuskan untuk menjalani dua impian saya tersebut bersamaan di tahun depan. Sudah sewajarnya, bukan, di setiap tahun baru kita menetapkan suatu target impian yang ingin dicapai? Bagi saya, cara ini dapat menjadi ‘bahan bakar’ untuk bersemangat menjalani hari yang berjalan. Ada teman yang ingin merenovasi rumahnya sebab semenjak pandemi menyadari bahwa rumah yang nyaman membuat kualitas hidup dan pekerjaan menjadi lebih baik, ada pula yang ingin melakukan ekspansi usahanya dengan membuat cabang baru di daerah lain. Pandemi tidak berarti selalu menjadi penghalang bagi kita berkarya. Mengutip kata orang-orang,“selalu terdapat kesempatan di tiap kesempitan”, kurang lebih saya setuju dengan pernyataan ini.
Pandemi tidak berarti selalu menjadi penghalang bagi kita berkarya. Mengutip kata orang-orang,“selalu terdapat kesempatan di tiap kesempitan”, kurang lebih saya setuju dengan pernyataan ini.
Saya paham, di masa pandemi beberapa orang mungkin menahan pengeluaran yang cukup mengeluarkan sejumlah dana. Saya pun menyesuaikan pengeluaran saya untuk hal yang memang saya rasa butuhkan, dan fokus pada apa yang ingin saya tuju. Akan tetapi, beruntungnya saya merupakan nasabah PermataBank, yang memiliki produk PermataKTA yang dapat saya manfaatkan di masa sekarang.
PermataKTA adalah produk perbankan yang memfasilitasi setiap nasabahnya dalaam mendapatkan dana tunai. Pengajuannya mudah, karena dapat dilakukan 100% online melalui PermataMobile X, dengan persyaratan yang mudah juga. Saya dapat mengajukan untuk mendapatkan dana tunai mulai dari 5 juta hingga 300 juta rupiah, dengan bunga mulai dari 0,88%. Inilah salah satu cara saya untuk dapat mewujudkan impian saya di tahun yang akan datang. Bagaimana dengan kalian?