Momen bulan Ramadan selalu menjadi waktu yang ditunggu-tunggu, tidak hanya bagi yang menjalankan tetapi juga bagi setiap individu yang ingin kembali bercengkrama dengan kerabat atau teman lama. Memang, betemu dan berbincang dengan kerabat atau sahabat juga tidak hanya bisa dilakukan saat momen-momen tertentu, tapi kesempatan ini seringkali menghadirkan kesempatan untuk bisa saling meluangkan waktu dan bertukar kabar.
Menjalin silaturahmi dan bersosialisasi memang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan mental kita. Robin Dunbar, seorang profesor psikologi evolusioner di Oxford University, mengungkapkan bahwa hubungan pertemanan ternyata memberikan efek positif secara fisik dan juga psikis. Pertemanan yang erat ternyata dapat berpengaruh baik terhadap kelangsungan hidup seseorang. Sebuah studi menunjukkan bahwa memiliki sahabat bisa jadi memberikan efek positif yang lebih besar bagi kesehatan individu jika dibandingkan dengan diet dan olahraga.
Robin Dunbar, seorang profesor psikologi evolusioner di Oxford University, mengungkapkan bahwa hubungan pertemanan ternyata memberikan efek positif secara fisik dan juga psikis. Sebuah studi menunjukkan bahwa memiliki sahabat bisa jadi memberikan efek positif yang lebih besar bagi kesehatan individu jika dibandingkan dengan diet dan olahraga.
Di era media sosial saat ini, kita mungkin merasa sudah melakukan banyak interaksi dengan orang-orang terdekat kita. Sebagian besar dilakukan melalui pesan singkat maupun panggilan video, tetapi ternyata interaksi yang dilakukan melalui media perantara dan internet tidak banyak mengurangi rasa kesepian yang dirasakan. Pertemuan langsung secara tatap muka memberikan kesan dan pengaruh baik yang lebih optimal.
Di momen Ramadan kali ini, ada baiknya kita optimalkan setiap pertemuan yang kita alami. Setelah mungkin hanya bisa berbagi kabar melalui pesan singkat dan unggahan di media sosial, ketika memungkinkan untuk bertemu, luangkan waktu untuk benar-benar saling berbincang.
Kemudahan yang ditawarkan oleh teknologi dalam berkomunikasi seharusnya dapat digunakan secara lebih strategis dan bukan dimaksudkan untuk menggantikan hubungan tatap muka sepenuhnya. Interaksi dan komunikasi yang kita lakukan secara langsung di dunia nyata pada dasarnya dapat menjadikan hidup kita lebih berharga.
Setiap interaksi kecil sesederhana diskusi tentang menu buka puasa dengan rekan kerja atau pertanyaan singkat mengenai rute bus di halte sebelum pulang ke rumah bisa menjadi pengingat bahwa kita adalah manusia biasa yang perlu berkomunikasi satu sama lain.
Semoga di bulan yang penuh berkah kali ini, kita juga diberikan kesempatan untuk bisa hadir dalam pertemuan-pertemuan yang membahagiakan hati. Jika memang belum ada kesempatan yang datang, tidak ada salahnya untuk mengambil langkah pertama dan membuat momen bahagia dengan usaha kita sendiri.