Self Lifehacks

How To: Menenangkan Diri Dari Stres

Greatmind

@greatmind.id

Redaksi

Fotografi Oleh: Gift Habeshaw (Unsplash)

Kehidupan modern di kota-kota besar terkadang begitu terasa padat. Mulai dari kemacetan, pekerjaan, dan lain sebagainya. Semuanya membuat penat. Kepenatan tersebut mampu memicu emosi-emosi negatif yang cukup intens seperti kemarahan, kegelisahan, ketakutan, dan kesepian. Dan stres semacam ini begitu berpengaruhnya terhadap tubuh – dan kehidupan kita. Saat dilanda stres semacam ini, kita tidak dapat “berjalan” di kehidupan dengan pikiran dan perasaan yang benar.

 Meskipun hidup akan selalu memenatkan, bukan berarti kita akan selamanya dilanda stres. Kunci untuk menaklukan perasaan-perasaan tersebut sesungguhnya merupakan kunci yang bisa membuka semua masalah kehidupan: mindfulness.

Konsep mindfulness mungkin masih sedikit asing di Indonesia, meskipun sudah banyak juga orang yang mulai menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Mindfulness – yang bisa diterjemahkan sebagai “wawas diri” – merupakan sebuah konsep hidup yang menekankan pada kesadaran. Mereka yang menjalankan mindfulness diminta untuk memberi perhatian penuh terhadap apa yang terjadi saat ini terhadap diri – baik fisik maupun mental – tanpa memikirkan hal lain dan tanpa memberikan ‘penghakiman’ apa pun. Sederhananya, mindfulness adalah suatu kondisi di mana pikiran, perasaan, dan tubuh kita berada pada saat ini dan tidak mengembara ke masa lalu maupun masa depan.

Mempraktikkan mindfulness dalam kehidupan sehari-hari bisa membantu kita untuk menenangkan diri dari stres dan segala beban kehidupan. Hal ini dimungkinkan karena dalam mindfulness, kita akan diajak untuk memberikan ruang bagi diri untuk melangkah mundur, merefleksikan, dan merespon secara logis – dan bukan secara spontan – pada permasalahan-permasalahan yang mungkin muncul dalam hidup.

Dengan menggunakan pendekatan mindfulness¸ ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk membantu kita merasakan, memahami, dan mengubah emosi-emosi negatif yang cenderung menyebabkan stres tersebut.

Menerima Emosi

Emosi dalam tubuh hadir untuk dirasakan. Banyak di antara kita yang selalu mencoba menjauhi emosi-emosi negatif dengan mengabaikannya. Namun sesungguhnya satu-satunya cara agar emosi dapat sirna adalah dengan merasakannya dan menerima bahwa diri kita sedang dilanda emosi tersebut. Saat kita mengabaikan suatu emosi, ia justru akan mengendap dan suatu waktu dapat meledak dan menciptakan berbagai emosi-emosi lainnya yang lebih kompleks.

Satu hal yang harus diingat adalah bahwa emosi merupakan sebuah sinyal yang menyiratkan sebuah pesan tertentu. Emosi hadir untuk membangunkan kita bahwa ada sesuatu yang terjadi dalam tubuh – atau mungkin juga di luar tubuh – sebelum ada sebuah krisis yang lebih besar.

Salah satu cara untuk menyadari emosi yang sedang melanda diri adalah dengan memperhatikan di mana emosi tersebut menyerang tubuh kita. Karena setiap stres tiba, kita umumnya akan merasakan sakit perut, sesak nafas, sakit kepala, atau bahkan otot yang menegang di bahu maupun punggung. Sadari di mana emosi tersebut menyerang dan rasakan sepenuhnya – meski sakit sekalipun – agar kita dapat menerima dan pada akhirnya mengurangi stres yang melanda.

Mengenali Emosi

Terkadang emosi membingungkan kita. Di satu sisi kita merasakan amarah, namun di sisi lain ada kesedihan yang dirasa. Kebingungan atas emosi yang dirasa inilah yang menjadikan kita stres. Untuk menguranginya, kita dapat melakukan pengenalan emosi dan melabelinya.

Contoh saja, saat menjalankan suatu pengalaman untuk pertama kalinya kita pasti akan merasa cemas sekaligus takut. Kenali kedua perasaan tersebut dan berikan sugesti bahwa kita mampu melawannya.

Mungkin memang dengan sugesti bukan berarti perasaan tadi langsung hilang, namun setidaknya kalau kita sudah tahu apa yang akan kita hadapi kita dapat sedikit lebih tenang dalam menjalaninya.

Mencari Asal Muasalnya

Mencoba menginvestigasi sumber dari emosi negatif yang menyerang akan membantu kita mendapat wawasan lebih luas mengenai perasaan yang dirasakan. Ambil momen sejenak untuk “menyelami” diri dan mengeksplorasi akar masalah yang menimbulkan emosi tersebut. Bisa saja stres yang dirasakan dari rasa marah selama ini sebenarnya muncul karena ketidakmampuan kita untuk berkomunikasi dengan baik dengan para kolega, teman, ataupun pasangan.

Merapal Mantra

Meski terdengar mistis, merapal mantra di sini bukanlah membaca rangkaian kalimat berbahasa asing dari kitab-kitab kuno. Mantra di sini bisa berupa kata atau kalimat afirmasi yang membangun kepercayaan diri kita seperti “saya bisa”, “saya tidak takut”, atau “saya bahagia”

Membaca dan memberikan afirmasi bagi diri merupakan cara paling cepat, mudah, dan efektif untuk mengurasi stres dan mengontrol kecemasan. Meski hanya dilakukan sebentar – satu hingga tiga menit – setiap harinya, mantra ini bisa membawa kita ke dalam perasaan yang lebih damai.

Related Articles

Card image
Self
Melihat Dunia Seni dari Lensa Kamera

Berawal dari sebuah hobi, akhirnya fotografi menjadi salah satu jalan karir saya hingga hari ini. Di tahun 1997 saya pernah bekerja di majalah Foto Media, sayang sekali sekarang majalah tersebut sudah berhenti terbit. Setelahnya saya juga masih bekerja di bidang fotografi, termasuk bekerja sebagai tukang cuci cetak foto hitam putih. Sampai akhirnya mulai motret sendiri sampai sekarang.

By Davy Linggar
04 May 2024
Card image
Self
Rayakan Keberagaman dalam Kecantikan

Keberagaman jadi satu kata kunci yang tidak akan pernah lepas saat membahas tentang Indonesia. Mulai dari keragaman budaya, bahasa, hingga kecantikan perempuan di negeri ini adalah salah satu kekayaan yang sudah sepatutnya kita rayakan.

By Greatmind x BeautyFest Asia 2024
27 April 2024
Card image
Self
Peran Mentorship Untuk Pendidikan Yang Lebih Baik

Jika melihat kembali pengalaman pembelajaran yang sudah aku lalui, perbedaan yang aku rasakan saat menempuh pendidikan di luar negeri adalah sistem pembelajaran yang lebih dua arah saat di dalam kelas. Ada banyak kesempatan untuk berdiskusi dan membahas tentang contoh kasus mengenai topik yang sedang dipelajari.

By Fathia Fairuza
20 April 2024