Self Love & Relationship

Cinta Yang Memabukkan

Greatmind

@greatmind.id

Redaksi

Ilustrasi Oleh: Salv Studio

Cinta bisa membuat seseorang merespon hal-hal palsu dengan cara seolah benar-benar terjadi. Emosi dibiarkan menguasai pikiran dan jiwa. Dengan kata lain, terkadang cinta bisa membuat orang menjadi ‘gila’.

Di awal-awal jatuh cinta, orang bisa saja berjarak dengan kenyataan. Cinta membuat buta akan segalanya hingga sulit membedakan antara fakta dan fiksi. Mereka menciptakan cerita sendiri di kepala dan meyakinkan diri mereka sendiri bahwa mereka benar. Penilaian dan kesabaran yang baik bisa menguap tiba-tiba – tidak terkecuali orang yang cerdas sekalipun.

Ada salah satu contoh yang banyak terjadi dari hal kecil, misalnya kecepatan membalas pesan. Hanya gara-gara pasangan tidak cepat membalas pesan, seseorang kemudian merasa dirinya tidak lagi dicintai. Mereka kemudian cemas, terobsesi untuk sering memeriksa ponsel, dan kemudian kecewa. Obsesi ini juga membuat tidak fokus.

Yang paling jauh, mereka menjadi ketakutan sehingga tidak bisa berpikir jernih atau tenang. Emosinya berkuasa. Pernahkah merasa demikian?

Saat jatuh cinta, orang bisa berjarak dengan kenyataan. Cinta membuat buta akan segalanya hingga sulit membedakan fakta dan fiksi.

Seorang ahli psikoanalisa mengatakan kegilaan ini merupakan hal yang buruk karena tidak nyata tetapi direspon seolah benar terjadi. Dalam satu dua hal, memang menarik untuk terjebak dalam drama cinta yang baru. Tapi kegilaan itu sangat tidak nyaman. Penuh dengan ketakutan dan kecemasan. Nah, semakin banyak keputusan yang digunakan berdasarkan penilaian yang tidak akurat tentang apa yang terjadi, maka akan semakin besar kekacauan yang akan dihadapi.

Ada kejadian misalnya, seseorang belum pernah mendengar sesuatu dari pasangan yang romantis dan membiarkan diri membuat asumsi bahwa itu karena orang tersebut tidak menyukainya. Sebagai reaksi terhadap asumsi itu, seseorang kemudian putus asa. Akibatnya, pesan singkat hanya dibalas pendek-pendek kurang genit. Padahal, jika orang ini benar-benar menyukai dan artinya asumsi  tidak menyukai itu salah, maka akan berisiko membuat mereka merasa tidak diinginkan.

Jika kemudian kegilaan itu memang tidak nyaman dan tidak membuat produktif, mengapa seseorang kemudian banyak yang menuju ke sana? Jawaban singkatnya: karena takut. Saat seseorang takut maka akan sulit untuk tenang dan berpikir serta melihat hubungan dengan cara yang lebih kompleks dan tidak realistis.

Ketimbang berasumsi negatif, lebih baik mencari informasi yang diperlukan untuk kepastian tentang apakah suatu hubungan akan berhasil. Jadi, alih-alih bergegas ke asumsi dan bereaksi impulsif terhadap asumsi-asumsi itu, cobalah untuk tidak panik dan mulai berpikir bahwa diri akan baik-baik saja apa pun yang terjadi.

Saat seseorang takut maka akan sulit untuk tenang dan berpikir serta melihat hubungan dengan cara yang lebih kompleks dan tidak realistis

Related Articles

Card image
Self
Hidup adalah Tentang Apa yang Kita Percaya

Bisa dikatakan hidupku mulai berubah semenjak aku mengenal sebuah konsep yang dikenal sebagai Law of Attraction. Perkenalanku dengan konsep ini sebenarnya dimulai sejak tahun 2009, melalui film “The Secret”.

By Tresnany
18 March 2023
Card image
Self
Manipulasi Perasaan dengan Limpahan Perhatian

Belakangan ini ada sebuah istilah yang mungkin cukup familiar bagi sebagian orang, yaitu love bombing. Fenomena love bombing sendiri sebenarnya sudah ada sejak lama, tapi memang penggunaan istilah love bombing baru banyak dibahas beberapa waktu terakhir.

By Iestri Kusumah
18 March 2023
Card image
Self
Wujud Kesetiaan dalam Sebuah Cincin

Komitmen. Satu kata ini sepertinya selalu menjadi topik saat berbincang mengenai sebuah hubungan, entah itu hubungan professional dalam karir atau hubungan pribadi kita dengan pasangan. Komitmen dapat diwujudkan dengan berbagai macam hal, sesuai dengan kesepakatan bersama, khususnya dalam hal hubungan dengan pasangan.

By Greatmind
18 March 2023