Self Art & Culture

Bintang-Bintang Penunjuk Jalan Kehidupan

Greatmind

@greatmind.id

Redaksi

Ilustrasi Oleh: Salv Studio

Perdebatan panjang menentukan bahwa astrologi merupakan sains atau bukan telah berlangsung sejak lama hingga kurang lebih sepanjang 300 tahun. Ilmu yang mempelajari pengaruh bintang-bintang dan planet-planet lainnya di alam semesta terhadap karakter manusia – bahkan nasib kita di masa depan – ini menjadi kontroversi karena beberapa ilmuwan merasa bahwa astrologi tidak didasarkan oleh fakta sains yang sahih. Sains atau bukan, yang pasti astrologi masih dipercaya oleh begitu banyak orang di dunia.

Astrologi telah lekat dengan kehidupan kita sejak berabad-abad lalu. Mulai dari peramal keliling di pasar malam, rubrik khusus di halaman belakang majalah wanita, hingga aplikasi digital yang rajin mengabarkan peruntungan kita di hari itu setiap paginya. Meski belum ada bukti ilmiah bahwa rasi bintang memengaruhi kepribadian seperti yang disampaikan oleh astrologi, namun sistem astrologi memiliki logikanya tersendiri. Astrologi menjabarkan dan memberikan makna pada posisi matahari, bulan, dan planet dalam 12 seksi langit – yang kemudian kita pahami sebagai horoskop. Kemudian horoskop dipercaya bisa memberikan kita informasi atas apa yang terjadi pada planet-planet di luar angkasa sana saat ini dan di masa mendatang sehingga memengaruhi apa yang akan terjadi pada setiap individu di bumi. Lewat astrologi, kita pun diberikan penjelasan sederhana dari kompleksitas hidup mengenai kepribadian manusia, siklus kehidupan, dan hubungan antar manusia.

Meski belum dapat terbukti secara ilmiah, mengapa masih banyak juga orang yang percaya astrologi? Jawabannya sederhana: astrologi memberikan jawaban bagi sebuah ketidakpastian dalam hidup – masa depan. Melalui ‘ramalan-ramalan’ astrologi, kita bisa mendapatkan setidaknya informasi singkat mengenai apa yang akan terjadi pada diri kita di beberapa waktu mendatang. Lewat informasi inilah kita pun bisa mulai menyusun rencana dan mengambil keputusan hidup di saat ini dan waktu mendatang agar bisa mendapatkan hasil sesuai yang diinginkan.

Meski belum terbukti ilmiah, mengapa banyak orang yang percaya astrologi? Jawabannya sederhana: astrologi memberikan jawaban bagi sebuah ketidakpastian dalam hidup – masa depan.

Astrologi dapat dikategorikan sebagi sebuah kepercayaan “new age” – yakni sebuah pemikiran baru gabungan dari spiritualitas ala Timur dengan rasionalitas Barat serta tambahan ilmu metafisika. Misalnya, konsep bahwa ‘tidak ada suatu hal di dunia yang terjadi karena ketidaksengajaan’. Pandangan ini mengajarkan kita bahwa apa pun yang terjadi – sekecil apa pun hal tersebut – selalu terjadi untuk sebuah alasan tertentu. Astrologi kemudian memunculkan klaim bahwa ilmu tersebut menyediakan jawaban bagi mengapa hal-hal tersebut terjadi. Atau bahkan menyediakan cara untuk memprediksinya sebelum hal tersebut terjadi. Lewat cara ini, astrologi berusaha memberikan sebuah pemahaman bagi manusia mengenai kehidupan yang terjadi di sekelilingnya. Siapa yang bisa menolak untuk mendapat sebuah penjelasan bagi hidup yang konon penuh misteri.

Lalu pertanyaannya, apakah astrologi benar-benar bisa membantu kehidupan seseorang? Bisa dibilang di beberapa individu astrologi memang bekerja. Contohnya saja, bagi mereka yang percaya, setelah mendatangi ahli astrologi atau membaca ramalan zodiak, mereka akan merasakan kepuasan tersendiri dan mendapat ‘bekal’ bagi masa depan. Meski bukan berarti astrologi tepat 100%, namun kepercayaan tersebut telah memberikan sesuatu yang pasti yang dapat dijadikan pegangan dalam menjalani hidup.

Bayangkan saja pengalaman ketika diramal: ada orang yang memegang tangan kita, melihat jauh ke dalam mata kita, dan menjelaskan bagaimana kita – sebagai suatu individu – terhubung dengan seluruh alam semesta. Kita kemudian diberi tahu bahwa ada kekuatan misterius di luar sana yang bekerja membentuk masa depan kita. Kita pun juga biasanya diberi tahu mengenai karakter-karakter kuat yang ada dalam diri – yang pada akhirnya menjadi dorongan semangat bagi kita sendiri. Mengingat bahwa saat ini kita ada dalam masyarakat modern yang disconnected, perasaan terhubung dengan orang lain dan seluruh alam semesta menjadi suatu hal yang menyamankan.

Dalam masyarakat modern yang disconnected, perasaan terhubung dengan orang lain dan seluruh alam semesta menjadi suatu hal yang menyamankan.

Selain itu, astrologi yang memberikan penjelasan bagi karakter-karakter setiap manusia yang ada di bumi berdasarkan waktu kelahiran mereka dan posisi bintang pada masa itu, seringkali menjadi ‘tameng’ bagi banyak hal. Astrologi mampu memberikan alasan bagi banyak orang sebagai justifikasi sifat atau sikap kurang positif mereka. Misalnya saja, seseorang berzodiak Libra yang salah membuat keputusan bisa saja menyalahkan ‘sifat alami’ zodiaknya – menurut astrologi – yang sering digambarkan sebagai pribadi yang kerap bimbang dan kurang dapat mengambil keputusan. Atau seseorang berzodiak Leo sering memaksakan ide atau pemikirannya menjadikan karakter zodiaknya sebagai sebuah alasan bahwa ia harus menjadi dominan.

Astrologi mampu memberikan alasan bagi banyak orang sebagai justifikasi sifat atau sikap kurang positif mereka.

Fenomena ini dipercaya terjadi karena peningkatan angka stres yang semakin tinggi pada masyarakat – terutama generasi milenial. Penjelasan-penjelasan astrologi menjadi semacam obat dalam menjalani hidup. Dalam laporan tren yang dirilis oleh agensi JWT pada 2016 berjudul “Unreality” ditulis bahwa saat ini kita – manusia modern – semakin beralih kepada hal-hal tak berwujud (unreality) sebagai bentuk pelarian dan cara mencari kebebasan, kejujuran, dan makna (dalam hidup). Lebih lanjut lagi, apresiasi terhadap hal-hal magis dan spiritual dan aspek tak berwujud lainnya dalam hidup seungguhnya merupakan bentuk ‘perlawanan’ manusia terhadap fenomena big data dan transparansi kehidupan yang disebabkan oleh dunia digital. Hal serupa pernah terjadi di abad ke-17 dan 18 di mana gerakan Enlightment yang berpegang pada rasionalitas dan metode-metode sains melahirkan gerakan Romantic yang lebih menekankan prinsip hidup pada intuisi, alam, dan supranatural.

Related Articles

Card image
Self
Melihat Dunia Seni dari Lensa Kamera

Berawal dari sebuah hobi, akhirnya fotografi menjadi salah satu jalan karir saya hingga hari ini. Di tahun 1997 saya pernah bekerja di majalah Foto Media, sayang sekali sekarang majalah tersebut sudah berhenti terbit. Setelahnya saya juga masih bekerja di bidang fotografi, termasuk bekerja sebagai tukang cuci cetak foto hitam putih. Sampai akhirnya mulai motret sendiri sampai sekarang.

By Davy Linggar
04 May 2024
Card image
Self
Rayakan Keberagaman dalam Kecantikan

Keberagaman jadi satu kata kunci yang tidak akan pernah lepas saat membahas tentang Indonesia. Mulai dari keragaman budaya, bahasa, hingga kecantikan perempuan di negeri ini adalah salah satu kekayaan yang sudah sepatutnya kita rayakan.

By Greatmind x BeautyFest Asia 2024
27 April 2024
Card image
Self
Peran Mentorship Untuk Pendidikan Yang Lebih Baik

Jika melihat kembali pengalaman pembelajaran yang sudah aku lalui, perbedaan yang aku rasakan saat menempuh pendidikan di luar negeri adalah sistem pembelajaran yang lebih dua arah saat di dalam kelas. Ada banyak kesempatan untuk berdiskusi dan membahas tentang contoh kasus mengenai topik yang sedang dipelajari.

By Fathia Fairuza
20 April 2024