Tahun baru umumnya menjadi momentum bagi manusia untuk dapat merencanakan kehidupan yang lebih baik ke depan dengan merefleksikan apa yang telah terjadi di tahun-tahun sebelumnya. Namun seringnya, kita lebih banyak menyesali kesalahan dan kegagalan di masa lampau untuk kemudian dijadikan pelajaran dibandingkan mensyukuri berkah dan karunia yang pernah didapatkan – karena kebahagiaan yang didapat biasanya justru disepelekan.
Sesungguhnya dalam hidup, manusia lebih banyak diberikan pengalaman-pengalaman membahagiakan dibandingkan penderitaan. Pertanyaannya, mengapa justru yang negatif lebih meninggalkan kesan yang mendalam? Secara ilmiah memang ternyata emosi positif dan negatif diolah oleh otak pada spektrum yang berbeda. Emosi negatif melibatkan pikiran yang lebih banyak dan diproses secara lebih lama dibandingkan emosi positif. Maka dari itu kita lebih sering mengingat hal-hal negatif seperti kesalahan dan kegagalan dalam hidup.
Padahal, dengan mengingat kebahagian yang pernah didapat – dan mensyukurinya – kita dapat menjalani hidup dengan lebih baik. Kekuatan rasa syukur ini telah dibuktikan secara ilmiah oleh studi yang dilakukan oleh psikolog Dr. Robert A, Emmons dari University of California, Davis dan Dr. Michael E. McCullough dari University of Miami. Dalam studinya, responden diminta untuk menuliskan beberapa kalimat singkat setiap minggunya yang berfokus pada topik-topik tertentu.
Grup pertama diminta menulis hal-hal membahagiakan yang dapat disyukuri selama seminggu. Sementara grup kedua diminta untuk mencatat hal-hal yang mengganggu mereka. Grup ketiga diminta untuk merangkum kejadian-kejadian yang berpengaruh dalam hidup mereka selama seminggu tanpa menekankan emosi positif atau negatif. Setelah sepuluh minggu, mereka yang menuliskan rasa syukur atas kebahagiaan yang didapat menjadi lebih optimis dan merasa cukup atas hidupnya.
Melihat hasil penelitian tersebut, maka tak ada salahnya untuk kita lebih fokus pada mensyukuri kebahagiaan daripada menyesali kegagalan dalam mempersiapkan diri menghadapi tahun yang baru ini.
Ada beberapa langkah kecil yang dapat dicoba untuk melatih rasa syukur:
- Ambil waktu sejenak untuk duduk dan merasakan momen yang tengah dijalani. Jangan paksakan diri untuk memberikan “label” pada pikiran saat itu – biarkan saja pikiran-pikiran berlalu-lalang di otak dan biar hati yang merasakannya.
- Fokus pada aspek dalam hidup yang membawa kebahagiaan. Ingat baik-baik hal tersebut dalam pikiran dan ucapkan terimakasih pada hal tersebut satu-persatu.
- Bermeditasi singkat selama tiga hingga lima menit dengan mengucap “terima kasih”
- Jika tengah dalam situasi yang memberikan ketegangan, memaksa untuk berpikir negatif, atau terlarut dalam kesedihan, ingatlah mantra “terima kasih” – ulangi berkali-kali sambil menarik napas perlahan.