Seiring berjalannya waktu, sesuatu atau seseorang yang kita kenal dulu mungkin saja sekarang sudah berubah. Apalagi jika hal tersebut memiliki dampak pada masa kini. Semuanya pasti tidak akan sama lagi dan sulit untuk kembali seperti semula. Semua yang terjadi pada kita atau hanya terjadi di lingkungan kita secara langsung atau tidak langsung membentuk kita. Proses perubahan itu tidak akan terjadi secara mudah. Tidak dalam sekejap. Maka untuk mengubah masa lalu tidaklah mudah. Meskipun masih ada kemungkinannya. Sama saja seperti tulang yang patah. Ketika tulang kita patah, mungkin akan tersambung tapi tidak akan sama seperti semula. Pasti ada yang berubah. Sama dengan masa lalu yang sudah tidak bisa diubah. Kita harus belajar merelakan, tidak lagi terus mengingat rasa sakit yang pernah dirasakan. Saat kita sudah bisa merelakan kita baru akan bisa mengalihkan fokus ke hal yang jauh lebih butuh diperhatikan. Hal yang lebih membutuhkan energi kita dibanding yang sudah selesai.
Tidak terkecuali aku. Aku pun pernah merasakan disakiti seseorang di masa lalu. Bahkan kini hubungan kami tidak lagi sama. Salah satu cara aku untuk sembuh dari rasa sakit itu pun adalah dengan menutup pintu hubungan dengan orang itu. Completely. Bisa dibilang aku tidak malu dengan tindakanku ini. I think we’re allowed to do whatever brings you peace and healing. Tapi bukan berarti dia adalah orang yang toxic. Menurutku tidak ada namanya orang toxic. Kata-kata “elo toxic banget” sudah terlalu mudah dilontarkan sampai-sampai konteksnya sudah berubah di era sekarang ini.
Menurutku banyak orang yang tidak sadar bahwa toxic itu datang dari dua arah. Makanya waktu aku merasa suatu hubungan sudah toxic, aku yang harus mawas diri untuk tahu bahwa ini bukan cuma tentang orang tersebut. Ini juga tentang aku yang selama ini tidak baik dalam menghadapi keburukan dia. Dengan aku memutuskan untuk tidak berhubungan lagi dengan dia bukan berarti aku merasa langsung baik-baik saja. Aku harus tarik garis jauh ke belakang untuk membenahi masalah diri sendiri yang menurut aku berkontribusi ke tidak-sehatnya hubungan kemarin.
I think we’re allowed to do whatever brings you peace and healing.
Bukan juga berarti dengan meninggalkan seseorang aku tidak pernah takut kehilangan seseorang. Tentu saja aku pernah merasa demikian. Tapi aku akhirnya akan menyerahkannya lagi ke Tuhan. Aku percaya semua yang dipertemukan di sini, di dunia, semata-mata hanya dengan kehendak-Nya. Aku hanya bisa berharap semoga selama kami bertemu semua tujuan awalnya terselesaikan. Pada akhirnya pasti akan ada pelajaran dari setiap orang yang kita temui. Itulah mengapa aku pun tidak pernah menyesali apa yang terjadi di masa lalu hingga sekarang. Menurutku tidak baik menyesali apa yang telah terjadi di masa lalu.
Aku percaya semua yang dipertemukan di sini, di dunia, semata-mata hanya dengan kehendak-Nya. Aku hanya bisa berharap semoga selama kami bertemu semua tujuan awalnya terselesaikan.
Salah satu cara untuk bisa perlahan membaik adalah juga dengan tidak menyimpan sendiri perasaan. Tidak menyangkal perasaannya dan berusaha baik-baik saja di depan orang lain. Bagiku, justru orang yang tidak pandai memroses emosi dan merilis energi buruk keluar dari hati dan pikirannya hanya akan termakan oleh semua racun yang dia buat sendiri. Itulah mengapa rasanya amat penting untuk belajar mengeluarkan energi buruk. Dengan cara yang baik tentunya. Rasanya itu juga yang akhirnya menjadi pelajaran berharga dari masa lalu yang membentuk karakterku saat ini. Meski banyak pelajaran berharga lainnya yang aku dapat tapi aku merasa berbicara dengan diri sendiri adalah cara untuk bisa melepaskan energi buruk dalam diri. Ini pun bisa aku jadikan cara untuk dapat lebih mengenal diri sendiri.
Bagiku, justru orang yang tidak pandai memroses emosi dan merilis energi buruk keluar dari hati dan pikirannya hanya akan termakan oleh semua racun yang dia buat sendiri.