Tidak ada teori mutlak untuk menjadi orang tua yang baik. Untuk menjadi orang tua hal pertama yang perlu dilakukan adalah menang atas diri sendiri. Poin ini menjadi penting karena biasanya masalah-masalah yang timbul dalam hidup adalah karena kita belum berdamai dengan luka batin dan memori-memori negatif yang dibawa selama ini. Ada banyak sekali faktor yang bisa dieksplorasi mengenai diri kita sendiri, ini juga salah satu alasan yang membuat kami menginisiasi platform “Asuh Diri” sebagai bagian dari School of Parenting.
Kehadiran dari platform “Asuh Diri” sebenarnya bertujuan untuk mempersiapkan diri kita untuk melanjutkan perjalanan hidup berikutnya. Di fase apa pun kita sekarang berada, kita selalu bisa kembali ke diri kita sendiri, mencoba mengenal diri dengan lebih baik. Dengan begitu kita dapat melangkah ke tahapan berikutnya entah itu menikah, punya anak, memulai hidup di negara lain, atau bisa juga membangun bisnis baru.
Di fase apa pun kita sekarang berada, kita selalu bisa kembali ke diri kita sendiri, mencoba mengenal diri dengan lebih baik. Dengan begitu kita dapat melangkah ke tahapan berikutnya entah itu menikah, punya anak, memulai hidup di negara lain, atau bisa juga membangun bisnis baru.
Visi kami bersama Asuh Diri adalah untuk membangun generasi yang lebih sehat dan bahagia. Baik saat berada di lingkungan rumah, sosial, maupun tempat kerja. Kondisi kesehatan mental yang baik berhubungan erat dengan kualitas hidup kita. Saat kita sudah bisa berdamai dan menemukan makna hidup, kita akan bisa lebih produktif dalam kehidupan sehari-hari.
Berangkat dari sebuah studi kasus yaitu Adverse Childhood Experience, dikemukakan bahwa trauma masa kecil (ACE) seperti pengabaian atau kekerasan secara fisik maupun verbal yang dialami individu dapat memengaruhi kemampuan kognitif atau cara berpikir yang ia miliki. Trauma masa kecil tidak hanya berpengaruh secara emosional tetapi juga pada logika dan kemampuan berpikir hingga berujung pada pembentukan gaya hidup yang kurang sehat.
Bahkan, sebelum lahir ke dunia pun seorang manusia sebenarnya sudah dibekali memori tentang kehidupan dan semua pengalaman ini terus kita bawa dan terakumulasi hingga dewasa. Upaya untuk mengasuh diri sendiri sama sekali tidak bertujuan untuk menyalahkan orang tua, melainkan kita secara sadar mengambil kendali dan tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan psikis yang mungkin selama ini belum terpenuhi. Agar kita dapat merasa penuh dan bersedia untuk bertumbuh.
Upaya untuk mengasuh diri sendiri sama sekali tidak bertujuan untuk menyalahkan orang tua, melainkan kita secara sadar mengambil kendali dan tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan psikis yang mungkin selama ini belum terpenuhi. Agar kita dapat merasa penuh dan bersedia untuk bertumbuh.
Tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan yang terlewat di masa lalu. Mengasuh diri juga dapat membantu kita untuk memahami apa yang sebenarnya kita butuhkan sekarang sebagai persiapan menuju masa depan. Maka mengasuh diri sendiri sebenarnya usaha untuk memperbaiki masalah yang ada dalam diri pada tiga dimensi waktu, masa lalu, masa kini, dan masa mendatang.
Bersama dengan platform Asuh Diri, kami berusaha membantu teman-teman melalui kelas-kelas yang praktikal terkait dengan diri sendiri. Mulai dari kelas meditasi, TAT, support group, experiential learning, dan beragam kelas yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan teman-teman. Salah satu miskonsepsi yang cukup sering beredar adalah ketika seseorang bertemu dengan terapis mereka menganggap masalahnya akan diselesaikan oleh orang lain, padahal tidak. Terapi sebetulnya terjadi di dalam diri kita sendiri, kita yang perlu memiliki kesediaan untuk bekerja dan melakukan pembenahan dalam diri. Ini juga yang berusaha kami lakukan dalam group work di Asuh Diri. Tidak hanya dukungan dan kelas dalam bentuk kelompok, kami juga menyediakan personal theraphy bagi teman-teman yang butuh pendampingan secara personal. Informasi tentang beragam kelas dan juga membership juga kami bagikan melalui media sosial Asuh Diri.
Salah satu miskonsepsi yang cukup sering beredar adalah ketika seseorang bertemu dengan terapis mereka menganggap masalahnya akan diselesaikan oleh orang lain, padahal tidak. Terapi sebetulnya terjadi di dalam diri kita sendiri, kita yang perlu memiliki kesediaan untuk bekerja dan melakukan pembenahan dalam diri.
Upaya mengasuh diri pada dasarnya adalah perjalanan seumur hidup, karena kita tidak akan pernah sepenuhnya selesai dengan trauma atau rasa sedih. Meski begitu, perjalanan berdamai dengan trauma masa lalu sebetulnya bertujuan agar kita bisa mengendalikan respon yang kita berikan terhadap kejadian-kejadian yang mungkin traumatis. Agar kita bisa menjadi lebih jernih, objektif, tenang, dan damai dalam menjalani hidup. Juga mampu memberikan solusi untuk diri sendiri dan sekitar.
Memulihkan diri sendiri artinya kita mampu menghadapi masalah serupa dengan respon yang lebih baik. Kita mungkin familiar dengan istilah self-responsibility, artinya kemampuan unutk menghadapi sebuah masalah dan memberikan respon yang lebih tenang dan damai. Bukan berarti lantas seluruh masalah hidup kita akan hilang, tapi bagaimana cara agar kita bisa menghadapinya dengan kepala dan hati yang dingin.
Kita mungkin familiar dengan istilah self-responsibility, artinya kemampuan unutk menghadapi sebuah masalah dan memberikan respon yang lebih tenang dan damai. Bukan berarti lantas seluruh masalah hidup kita akan hilang, tapi bagaimana cara agar kita bisa menghadapinya dengan kepala dan hati yang dingin.