Gaya hidup masa kini menciptakan sebuah situasi dimana kita sulit mengontrol apa yang masuk ke pikiran kita. Data menunjukkan kita mengkonsumsi 285 konten media sosial setiap hari, 6,000 – 10,000 iklan online dan offline setiap hari. Bagaimana dengan pikiran? Rata-rata kita memikirkan 6000 pikiran dalam sehari. Mulai dari pikiran sederhana seperti, ”Nanti pakai baju apa ya?”, “Awan hari ini cerah juga” hingga pikiran kompleks seperti, ”Ekspansi atau efisiensi?”
Menghidupi apa yang berarti, berkaitan erat dengan apa yang kita ingat. Kita akan memilih prioritas apa yang penting dan melepaskan apa yang bukan menjadi prioritas. Contohnya, jika yang paling berarti untuk kita adalah keluarga, namun ternyata pikiran kita penuh dengan perbesaran bisnis. Bahkan saat makan bersama dengan keluarga, bisnis adalah topik yang kita bahas diatas kabar dan cerita dari keluarga kita. Artinya yang paling kita ingat adalah perbesaran bisnis.
Jika pasangan adalah hal yang paling berarti bagi kita, ternyata waktu nge-date dipenuhi kesibukan masing-masing dengan media sosial. Maka yang paling kita ingat adalah media sosial. Tentu ada waktu untuk segala hal untuk bisa seimbang. Tapi perbuatan kita akan menunjukkan prioritas kita. Di poin ini aku yakin terkadang kita bingung, karena kita berharap memprioritaskan keluarga atau pasangan tetapi berakhir pada bisnis dan media sosial.
Untuk itu aku ingin mengajak kamu memilah apa yang perlu kita ingat, karena pikiran kita pada akhirnya adalah bagian yang tersisa dari setiap pengalaman dan pembelajaran dalam kehidupan. Apa yang kita simpan dalam ruang ingatan dan sering kita ingat, akan menjadi dekorasi hati dan pikiran kita.
Aku mendapat pelajaran terdalam tentang ini melalui seseorang yang aku kenal cukup dekat, saat usianya telah mencapai 80 tahun. Dia adalah orang yang baik, berprinsip, dan tegas. Tetapi ia memiliki kebiasaan mengingat apa yang menyakitkan untuknya, karena menurutnya, tidak seharusnya orang melakukan hal yang buruk ketika diperlakukan dengan baik. Yang terjadi adalah ingatan yang menyakitkan dia simpan lebih dari 30 tahun.
Secara ucapan dia bisa mengatakan sudah memaafkan, tapi kenyataan di dalam hatinya, dia terluka. Aku mendapat kesempatan untuk bertanya tentang hal-hal di masa mudanya yang membahagiakan. Dia hanya bisa menceritakan sedikit, dan kembali mengulang ingatan yang menyakitkan dan itu merupakan cerita-cerita kejadian yang berbeda dengan orang yang berbeda juga. Aku cukup sedih ketika mengetahui kejadian yang menimpa orang yang Aku kenal ini, dan menjadi sebuah refleksi mendalam untukku.
Secara natural, kita lebih mudah mengingat hal yang buruk, karena hal itu membekas hingga bisa kita deskripsikan dengan detail. Bisa dikatakan rata-rata 90% orang pada usia tua memiliki penyesalan dalam hidupnya. Kabar baiknya, pikiran kita pada dasarnya adalah mekanisme yang bisa di atur. Kita memiliki kebebasan untuk mengingat apa yang ingin kita ingat, menyelesaikan luka di masa lalu, menciptakan kehidupan yang bebas dari rasa penyesalan dan kepahitan. Semua dimulai dengan membiasakan memberi makan ingatan yang baik dan menyelesaikan ingatan yang buruk.
Secara natural, kita lebih mudah mengingat hal yang buruk, karena hal itu membekas hingga bisa kita deskripsikan dengan detail. Bisa dikatakan rata-rata 90% orang pada usia tua memiliki penyesalan dalam hidupnya. Kabar baiknya, pikiran kita pada dasarnya adalah mekanisme yang bisa di atur.
Ingatan yang buruk juga adalah bagian dari pengalaman hidup yang bisa menjadi pelajaran atau menjadi beban. Itu tergantung apakah kita sudah belajar menerima atau memaafkan pengalaman ini. Dibutuhkan inisiatif dari diri kita untuk bisa mengatur apa yang perlu kita ingat.
Semua pengalaman dan pembelajaran hidup kita akan berlalu. Kejayaan kita akan berlalu, kehancuran kita akan berlalu. Kebahagiaan kita akan berlalu, kesedihan kita akan berlalu. Satu-satunya yang bisa kita lakukan adalah memiliki kesadaran penuh menghidupi momen baik yang sedang berlangsung, dan memiliki keberanian untuk melewati momen sulit yang sedang dihadapi. Karena setiap momen itu mungkin tidak bisa di ulang, tapi selalu bisa kita pilih untuk masuk dalam ruang ingatan kita.
Aku tidak akan memutuskan ingatan seperti apa yang perlu kamu ingat, tapi Aku bisa membantu mengarahkan dengan 2 set pertanyaan ini.
Pertama, ”Jika kamu sudah tua nanti, kamu hanya akan mengingat beberapa hal saja untuk menjadi cerita kehidupan yang dapat kamu bagikan. Kira-kira cerita seperti apa yang kamu ingin diri kamu di masa depan ceritakan? Apakah cerita itu penuh dengan penyesalan atau kebahagiaan?”
Kedua, ”Jika kamu hanya memiliki waktu singkat dalam hidup, apakah yang memenuhi ingatanmu? Apakah itu hal yang paling berarti untukmu?”