Self Lifehacks

Untuk Apa Hidup: Meninggalkan Jejak

Joshua Budiman

@jb0193

Pebisnis dan Penulis

Saat ini, ada 8 miliar populasi manusia di bumi. Sejak 50 tahun terakhir, populasi ini naik rata-rata hampir 1 miliar tiap 10 tahun. Jumlah yang sangat banyak ya?

Awalnya aku melihat ini hanya sebagai data, tetapi jika kita telusuri lebih dalam, apa yang akan terjadi jika tiba-tiba kita meninggal? Yang umum terjadi adalah, keluarga, orang terdekat, relasi, orang yang mendapatkan dampak positif dari hidup kita akan berduka. Orang-orang yang memiliki ikatan emosional dengan kita akan menjadi orang yang paling berduka dan merasakan kehilangan dengan durasi yang paling panjang. Tidak ada durasi yang pasti untuk tiap orang dalam berduka.

Ada orang yang berduka selama 4 minggu, 6 minggu, 2 tahun, 4 tahun atau lebih lama dari itu. Elisabeth Kübler-Ross menuliskan di bukunya On Death and Dying, ada 5 tahapan dari kedukaan. Mulai dari rasa penolakan, amarah, tawar-menawar, depresi, hingga akhirnya masuk ke tahapan penerimaan.

Orang yang ditinggalkan pada akhirnya akan menerima kehidupan dan menjalani hidup. Saat ini, Aku ingin mengajak Anda melihat dari sisi yang lain, yaitu dari sisi kita yang meninggal. Lalu bagaimana dengan kita yang meninggal?

Masing-masing dari kepercayaan kita bisa saja berbeda, ada yang mempercayai kehidupan setelah kematian hingga reinkarnasi. Kita bisa memiliki banyak kepercayaan yang berbeda, tapi satu yang bisa kita sepakati bahwa kehidupan kita saat masih hidup di dunia ini adalah satu-satunya hidup yang kita punya saat ini. Satu-satunya hidup yang dapat kita sadari dengan 5 indra kita. Satu hidup dengan satu perjalanan.

Kehidupan kita saat masih hidup di dunia ini adalah satu-satunya hidup yang kita punya saat ini. Satu-satunya hidup yang dapat kita sadari dengan 5 indra kita. Satu hidup dengan satu perjalanan.

Dari satu hidup dengan satu perjalanan ini, yang terjadi ketika kita meninggal, perjalanan kita selesai. Kita tidak ikut merasakan duka dan rasa kehilangan selama 4 tahun itu. Kita tidak membawa apapun yang kita punya di dunia ini. Harta, tahta, popularitas, bisnis, menjadi warisan yang kita tinggalkan, dimana semua itu akan berakhir. Lalu, apa yang perlu kita lakukan kalau pada akhirnya semua pencapaian itu berakhir?

Pada refleksiku saat sampai ke pemikiran ini, aku mendapatkan hanya satu hal yang bisa kita lakukan, yaitu live for what really matters to you atau hidup untuk apa yang benar-benar berarti untukmu.

Hidup untuk apa yang berarti adalah kehidupan dimana anda fokus menjalani hidup pada aspek yang berarti dan kamu inginkan, diluar dari kepentingan, pendapat, atau mimpi orang lain terhadap hidupmu.

Satu kehidupan yang berharga ini terlalu berharga untuk menghidupi mimpi orang lain. Kita hanya akan bisa memberikan yang terbaik untuk orang lain dengan tulus, ketika kita sudah menjalaninya terlebih dahulu.

Apa yang berarti untuk kita pun akan berakhir, tapi satu sisi lain yang kita dapatkan dengan menghidupi apa yang berarti untuk kita adalah kita dapat menjalani hidup dengan sebuah kepenuhan atau fulfillment. Sebuah rasa kepuasan karena kita sudah menghidupi apa yang berarti.

Related Articles

Card image
Self
Perbedaan dalam Kecantikan

Perempuan dan kecantikan adalah dua hal yang tidak akan pernah terpisahkan. Cantik kini bisa ditafsirkan dengan beragam cara, setiap orang bebas memiliki makna cantik yang berbeda-beda sesuai dengan hatinya. Berbeda justru jadi kekuatan terbesar kecantikan khas Indonesia yang seharusnya kita rayakan bersama.

By Greatmind x BeautyFest Asia 2024
01 June 2024
Card image
Self
Usaha Menciptakan Ruang Dengar Tanpa Batas

Aku terlahir dalam kondisi daun telinga kanan yang tidak sempurna. Semenjak aku tahu bahwa kelainan itu dinamai Microtia, aku tergerak untuk memberi penghiburan untuk orang-orang yang punya kasus lebih berat daripada aku, yaitu komunitas tuli. Hal ini aku lakukan berbarengan dengan niatku untuk membuat proyek sosial belalui bernyanyi di tahun ini.

By Idgitaf
19 May 2024
Card image
Self
Perjalanan Pendewasaan Melalui Musik

Menjalani pekerjaan yang berawal dari hobi memang bisa saja menantang. Menurutku, musik adalah salah satu medium yang mengajarkanku untuk menjadi lebih dewasa. Terutama, dari kompetisi aku belajar untuk mencari jalan keluar baru saat menemukan tantangan dalam hidup. Kecewa mungkin saja kita temui, tetapi selalu ada opsi jalan keluar kalau kita benar-benar berusaha berpikir dengan lebih jernih.

By Atya Faudina
11 May 2024