Setiap langkah yang sudah terlewati, menjadi jejak yang kita tinggalkan. Bagaimana dengan langkah yang belum kita lewati? Langkah-langkah yang masih belum tercetak itu menjadi kesempatan kita menciptakan jejak yang baru. Kemana arah jejak dan seberapa jauh kita bisa menciptakannya juga dipengaruhi dengan siapa kita berjalan dalam perjalanan kita, your circle matters.
Kenapa orang yang berjalan dengan kita itu berarti? Karena perkembangan pemikiran kita, topik yang sering kita bicarakan, aksi yang kita lakukan, mempengaruhi setiap jejak kita. Orang yang memiliki nilai sejalan dengan kita, pada akhirnya akan saling menajamkan visi satu dengan yang lainnya.
Kenapa orang yang berjalan dengan kita itu berarti? Karena perkembangan pemikiran kita, topik yang sering kita bicarakan, aksi yang kita lakukan, mempengaruhi setiap jejak kita.
Jejak-jejak di dalam hidup, pada akhirnya akan menjadi momen yang tersimpan sebagai ingatan dalam perjalanan. Jejak itu bisa beragam, seperti ketika kamu melihat ruang tempat kamu belajar, bioskop pertamamu bersama pasangan, restoran favorit di luar negeri, hingga foto bersama bayi, si buah hati. Jejak-jejak itu menyimpan emosi di dalamnya yang memberimu kesempatan untuk merasakan bahagia, sedih, damai, puas, kecewa, dan berbagai perasaan lainnya di dalam hidup ini. Jejak apa yang kamu akan ciptakan itu sepenuhnya kebebasanmu.
Ada waktu ketika kita merasa jejak yang berarti itu adalah hal yang perlu kita pikirkan saat sudah berusia. Padahal jejak yang berarti itu bisa dimulai dari saat ini, berapa pun usia kita, dan itu dimulai dari diri kita ketika kita mulai memberi diri kita sebuah tujuan. Aku mulai menciptakan jejak sebagai entrepreneur bukan ketika aku sudah memulai bisnis pertamaku, tapi ketika aku memutuskan setelah lulus kuliah aku akan memulai dari nol tanpa dimodali tempat tinggal, kendaraan, atau uang saku, dan akan menjadi seorang entrepreneur sekalipun Aku belum tahu cara menuju kesana saat itu. Aku memberikan diri aku sebuah tujuan, disana adalah awal jejak entrepreneur itu diciptakan. Kita bisa menciptakan jejak yang kita inginkan dengan berbagai macam permulaan, selama kita memberi diri kita tujuan dan mau menjalani prosesnya. Jejak itu terbentuk dari setiap proses menuju ke tujuan kita.
Tujuan menjadi aspek yang penting dalam menciptakan jejak, karena tanpa tujuan, kita akan berjalan hari demi hari tanpa menyadari bahwa tahun demi tahun sudah berlalu. Tahun-tahun itu tidak hilang, secara fisik kita bertambah tua menjadi bukti tahun itu ada, hanya saja, kita hidup tanpa menyadari dan tidak meninggalkan jejak di setiap harinya.
Aku pernah mengalami momen yang aku sebut sebagai missing years atau tahun-tahun yang hilang. Sejak kecil, aku tidak diajarkan menetapkan tujuan, karena secara prinsip orang tua Aku, hidup itu sesederhana menjalaninya, berusaha, dan Tuhan akan menyediakan sisanya. Aku tidak menyalahi orang tua Aku, karena itu adalah prinsip yang mereka pegang. Saat Aku di bangku SD, orang tua Aku menetapkan nilai sebagai tujuan untuk Aku, dimana aku tidak mengerti mengapa nilai itu begitu penting. Bagiku yang berarti pada saat kecil adalah bermain game di warnet. Sehingga aku menjalani hidup dengan cukup terpaksa di usia 6 sampai 12 tahun. Jika ditanya kembali apa saja yang terjadi tahun-tahun itu, Aku tidak benar-benar tahu. Bahkan saat ini, Aku hanya mengingat 3-4 teman kelas Aku, padahal ada 52 siswa di satu kelas.
Aku mulai membangun prinsip hidupku sendiri ketika aku sudah tidak tinggal bersama dengan orang tuaku, itu adalah waktu aku berkuliah di luar kota. Awalnya aku bingung karena terbiasa diarahkan, tiba-tiba aku memiliki kebebasan, aku bisa memilih relasi Aku dan mengerjakan apa yang berarti buatku. Untukku, nilai tetap bukan yang utama di bangku kuliah, aku lebih senang mengejar pengalaman di kepanitiaan hingga ada 43 kepanitiaan yang aku ikuti.
Aku memilih berelasi dengan orang-orang yang senilai untuk saling mendukung pertumbuhan di masa perkuliahan. Singkat cerita, aku akhirnya bisa memulai menentukan tujuan setelah kuliah, yaitu keinginan membangun bisnis tanpa bermodalkan relasi, aset, uang, atau pengalaman. Sejak saat itu aku mulai mendokumentasikan hidup Aku, melalui foto atau jurnal. Bisa dibilang, aku menciptakan banyak jejak kehidupan dan mengingat banyak momen hidupku sejak kuliah, bekerja, berbisnis, hingga saat ini. Semua itu dimulai dari memiliki tujuan yang lahir dari dalam diri, sehingga hari yang kita jalani akan kita hidupi dengan kesadaran.
Kita lahir tanpa bisa memilih arah jejak hidup kita. Beranjak dewasa, kita mulai memiliki pemikiran yang lebih matang. Kita menyadari arti sebuah pilihan. Kita bisa memilih nilai yang menjadi prinsip hidup. Kita bisa memilih dengan siapa kita berteman.
Kita bisa memilih menggunakan kebebasan sebagai manusia untuk menentukan akhir cerita dari setiap jejak dalam perjalanan kita. Ciptakan jejak kehidupan yang ingin kamu ingat dengan tujuan yang lahir dari dalam dirimu.