Saat mulai memasuki usia kepala dua sepertinya akan banyak yang merasakan bahwa ternyata ada banyak hal yang kemudian kita gelisahkan. Aku rasa mungkin teman-teman yang sedang merasakan fase ini juga akan mengalami hal yang sama. Ada banyak sekali hal yang dipikirkan.
Mulai dari apa yang seharusnya kita lakukan dalam hidup, siapa saja teman kita sebenarnya, hingga merenungkan kembali apakah keputusan yang telah kita ambil sampai sekarang sudah tepat atau belum. Kalau dilihat kembali mungkin pertanyaan-pertanyaan inilah yang kerap muncul, rasanya seperti sedang melawan dunia. Aku rasa, bisa jadi ini adalah fase menuju quarter life crisis.
Saat merasa bingung akan tujuan hidup dan pengambilan keputusan, aku sering kali berbincang dan meminta bantuan kepada orang-orang yang lebih dewasa. Ditengah kebingunganku ini, aku tidak merasa menemukan jawaban akan segala kegelisahan yang aku rasakan. Malah terkadang, orang-orang yang aku anggap lebih berpengalaman juga memiliki kebingungan mereka sendiri-sendiri.
Satu pesan yang sepertinya sangat sering kita dengar adalah hidup itu harus dijalani saja. Saat mendengar kalimat ini, sebenarnya aku berusaha menerima dengan baik. Memang benar, hidup harus dijalani saja karena semua fase yang sedang kita hadapi sebenarnya hanya sementara. Tapi untuk benar-benar menerapkan pola pikir ini ternyata tidak semudah itu. Aku berusaha untuk bisa menjadikan hal ini sebagai pengingat, bahwa kesulitan yang tengah aku hadapi hanya sementara, tapi aku rasa pada akhirnya pemahaman ini harus datang dari dalam diri kita sendiri.
Memang benar, hidup harus dijalani saja karena semua fase yang sedang kita hadapi sebenarnya hanya sementara. Tapi untuk benar-benar menerapkan pola pikir ini ternyata tidak semudah itu. Aku rasa pada akhirnya pemahaman ini harus datang dari dalam diri kita sendiri.
Pengalaman dan kegelisahan ini pun aku tuangkan dalam lagu pertamaku berjudul “Only Ever in Daylight”. Lagu ini aku tulis di dalam kamar berdasarkan apa yang sedang aku rasakan. Pada dasarnya aku memang tipe orang yang pemikir dan biasanya aku memang menulis lagu berdasarkan hal-hal yang dekat denganku. Lagu ini juga sekaligus sebagai lagu pembuka menuju album yang memang akan bercerita tentang hidupku. Pemilihan lagu ini sebagai lagu pertama juga lantaran secara alunan musik, sepertinya sangat bisa menggambarkan diriku dan juga memberikan bayangan akan seperti apa musik dalam albumku nantinya.
Mungkin yang ingin aku ceritakan justru sama persis seperti apa yang orang-orang sering katakan, bahwa hidup kadang memang hanya perlu dijalani dan apa pun fase yang sedang kita rasakan, itu hanya sementara. Kamu adalah satu-satunya orang yang bisa meyakinkan dirimu sendiri dan kepercayaan diri memang tidak akan bisa kita dapatkan dari orang lain. Hanya diri kita yang benar-benar paham apa yang kita resahkan, pikirkan, dan rasakan. Jadi, coba katakan dan pikirkan hal-hal baik untuk diri kita sendiri dan berusaha mewujudkan kata-kata tersebut.
Aku juga ingin mengatakan kalau semua orang juga bingung, jadi jangan takut bahwa hanya kamu yang tidak yakin di dunia ini. Sampai usia berapa pun kita akan selalu bingung dan ragu akan banyak hal, tapi itu adalah pengalaman yang harus kita jalani sebagai seorang manusia.
Semua orang juga bingung, jangan takut bahwa hanya kamu yang tidak yakin di dunia ini. Sampai usia berapa pun kita akan selalu bingung dan ragu akan banyak hal, tapi itu adalah pengalaman yang harus kita jalani sebagai seorang manusia.