Menghadapi krisis seperti sedang latihan mengencangkan otot. Semakin sering dilatih, semakin kuat. Krisis yang sekarang ini sedang kita semua hadapi sebenarnya bukan krisis pertama yang saya hadapi dalam berbisnis. Bahkan kalau boleh dibilang tidak sebesar krisis yang pernah dihadapi sebelumnya. It’s true when people say about mental fortitude. Krisis demi krisis yang dihadapi dalam bisnis bisa membangun ketahanan mental. Sehingga kita bisa lebih siap menghadapi apa yang mungkin terjadi di depan. Yang terburuk sekalipun. Dari segala tantangan yang pernah dihadapi dalam berbisnis saya belajar untuk mengendalikan stres karena stres tidak akan membantu apa-apa. Berada dalam ketakutan dan membiarkan stres menyelimuti hanya akan menambah masalah. Sehingga setiap kali menghadapi tantangan biasanya saya akan berpikir, “Mungkin ini situasi yang sulit tapi golnya adalah untuk menyelesaikannya, tetap berupaya mengendalikan diri sendiri dan tidak tenggelam di dalamnya.”
Krisis demi krisis yang dihadapi dalam bisnis bisa membangun ketahanan mental. Sehingga kita bisa lebih siap menghadapi apa yang mungkin terjadi di depan. Yang terburuk sekalipun
Sedari bulan Desember hingga sekarang, penjualan produk saya mengalami penurunan 70%. Akibatnya kami pun harus memangkas biaya-biaya dalam perusahaan dan salah satunya berdampak pada pengurangan karyawan. This is really heartbreaking. Kami sudah mencoba untuk tetap bertahan tanpa harus mengurangi jumlah tim. Bahkan sudah sampai titik tidak lagi mementingkan BEP (break even point). Tapi tingkat penjualan nyatanya turun drastis. Dan kalau tidak begitu, bisnis ini pun akan selesai. Selain itu kami juga jadi harus mengurangi waktu kerja tim produksi untuk mengakali pengeluaran biaya. Meskipun begitu kami tetap berupaya untuk membantu mereka mendapatkan akses kartu pra kerja serta mengajak mereka dalam projek sampingan yaitu membuat masker. Mungkin ini tidak begitu banyak membantu tapi paling tidak bisa menambah pemasukan mereka.
Agar tetap bertahan, kami juga memikirkan kembali strategi bisnis yang tetap dapat diterima masyarakat. Kami tahu betul di masa pandemi ini masyarakat lebih berhati-hati dalam mengeluarkan uang. Tentu saja ini mengharuskan kami di Krakakoa yang menjual produk cokelat premium untuk memikirkan kembali tentang nilai-nilai apa yang ingin disampaikan. Saya mengerti sekali semua orang di dunia sedang merasakan kegelisahan, kesulitan yang berbeda-beda. Sehingga apapun yang bisnis kami lakukan itu adalah untuk memberikan manfaat untuk mereka dari berbagai aspek. Contohnya dengan mengembangkan produk yang bermanfaat untuk kesehatan yaitu Jamu Hot Chocolate. Ditambah dengan sedikit edukasi dari produk-produk yang kami miliki. Salah satunya cokelat yang memiliki kandungan antioksidan dan manfaatnya untuk tubuh terutama untuk menjaga kebugaran di masa pandemi.
Saya merasa saat ini seperti sebuah kesempatan untuk banyak belajar. Meningkatkan kreativitas agar tetap bisa beradaptasi dengan segala situasi. Sebab kalau menyerah pada keadaan begitu saja bagaimana nasib mereka yang bekerja dengan kami? Letting go of some people in our company is already painful enough. Belum lagi komitmen kami pada para petani cokelat. Mereka sudah memberikan investasi waktu dan tenaga untuk menanam dan memroses biji cokelat. Bahkan sekarang adalah masa panen. Kalau mereka menjual di luar, mereka hanya mendapat 18 ribu satu kilo. Sedangkan kami membayar 60 ribu. Bayangkan kalau tiba-tiba kami berhenti membeli biji cokelat mereka. Sudah pasti kehidupan mereka akan amat berdampak. Jadi sebisa mungkin kami harus tetap bertahan dengan berbagai cara dan solusi. Agar tetap mendapatkan kepercayaan mereka juga. Saya juga memikirkan pihak-pihak yang sudah membantu kami membangun bisnis ini dari awal, termasuk para investor dan mentor bisnis. Saya punya kewajiban untuk berjuang sekeras yang saya bisa atas semua kontribusi yang sudah diberikan selama ini.
Saya merasa saat ini seperti sebuah kesempatan untuk banyak belajar. Meningkatkan kreativitas agar tetap bisa beradaptasi dengan segala situasi. Sebab kalau menyerah pada keadaan begitu saja bagaimana nasib mereka yang bekerja dengan kami?
Perlu diakui hal terberat menjadi seorang pebisnis adalah self-regulation. Kita hidup berdasarkan pikiran dan emosi yang menjadi sistem kepercayaan. Hal ini tentu saja memengaruhi perilaku dan tindakan terhadap satu kejadian. Sehingga ketika menjadi pebisnis saya merasa jadi harus amat berhati-hati dalam berpikir dan merasa. Perlu pintar-pintar mengendalikan pikiran dan emosi yang terkadang sulit karena sudah tertanam dalam diri. Sebab kalau sampai pikiran dan emosi membuat kita tenggelam dalam hal negatif atau stres, kita akan sulit membuat keputusan bijak dan berpikir kreatif dalam mencari solusi terbaik. Tapi saya juga tahu manusia tidak mungkin tidak pernah marah. Tidak bisa terus menyimpan kemarahan, kesedihan dalam diri. Bagi saya pribadi, saat butuh untuk mengeluarkan perasaan tidak nyaman biasanya saya akan membagikannya ke support system. Sekalipun mereka juga misalnya sedang tidak memberikan masukan. Menurut saya support system dapat membantu dalam pengendali diri. Memang kita bisa mengekspresikan emosi pada diri sendiri tapi akan terasa lebih ringan jika bisa membagikannya pada support system.
Sebab kalau sampai pikiran dan emosi membuat kita tenggelam dalam hal negatif atau stres, kita akan sulit membuat keputusan bijak dan berpikir kreatif dalam mencari solusi terbaik.
Hanya saja menurut saya kita perlu juga tahu batas dalam meluapkan emosi negatif. It’s okay to express it when after that you learn from it, let it go and move on. Jangan sampai justru setelah meluapkan emosi negatif tapi kemudian terus diingat dan akhirnya menghidupi pikiran dan perasaan negatif itu. Kalau terus menyimpannya, misalnya dengan terus berpikir, “Masalah ini buat frustasi. Rasanya tidak mungkin berhasil melewatinya”, maka nantinya kita akan percaya bahwa kita tidak akan keluar dari masalah dan melewatinya. Tidak ada gunanya juga terus menyimpan pemikiran tersebut. Jadi kita harus berhati-hati dengan pikiran negatif. Ketika sudah memikirkan dan merasakannya, pastikan agar tidak tenggelam di dalamnya dan move on. Saya sangat percaya di setiap masalah atau krisis apapun pasti ada hal baik yang bisa berguna untuk hidup kita. Contohnya ketika baru-baru ini ada yang mencuri biji cokelat kami. Kesal sekali dengan kejadian ini. Tapi hal baiknya adalah ini menjadi pelajaran berharga untuk kami yang mungkin sebelumnya tidak memikirkan sisi keamanan. Jadi saya percaya akan selalu ada kesempatan untuk belajar dari kejadian sulit atau menantang.
Saya sangat percaya di setiap masalah atau krisis apapun pasti ada hal baik yang bisa berguna untuk hidup kita
Lagi pula dalam hidup ini sepertinya tidak mungkin kita berhenti menghadapi kesulitan. Selama kita masih hidup, pasti akan ada hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. Tiba-tiba banyak orang terkena virus corona, tiba-tiba ekonomi memburuk. Kita mungkin tetap merasa bahagia tapi masalah pasti akan tetap datang terus tanpa bisa kita kendalikan. Problems happen just like life happens. Bukannya jadi pesimis, tapi justru dengan menerima kenyataan bahwa masalah pasti akan ada kita bisa lebih bersiap untuk menghadapinya. Saat kita siap nantinya kita tidak perlu berlama-lama larut dalam kekecewaan, kebingungan, atau ketakutan. Sebab kita sudah terbiasa dengan masalah. Menganggapnya sesuatu yang normal dan bagian dari hidup saja. Jadi akan bisa lebih cepat kembali ke realita, memikirkan apa langkah selanjutnya yang dapat lebih berguna untuk menyelesaikan masalah.
Problems happen just like life happens. Bukannya jadi pesimis, tapi justru dengan menerima kenyataan bahwa masalah pasti akan ada kita bisa lebih bersiap untuk menghadapinya.