Ketika kita tinggal di perkotaan terutama di pemukiman padat penduduk, ruang gerak kita menjadi lebih terbatas. Ruang terbuka hijau, seperti taman kota menjadi salah satu tempat yang bisa dimanfaatkan untuk bisa memecah kepenatan setelah beraktivitas sepekan penuh.
Selaras dengan visi Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, untuk menghadirkan ruang ketiga yang setara dan dapat diakses oleh seluruh masyarakat tanpa melihat perbedaan kelas sosial dan latar belakang, pemerintah melalui Dinas Pertamanan dan Hutan Kota merevitalisasi Taman Kota Tebet menjadi Tebet Eco Park. Selaku perencana project revitalisasi Taman Kota Tebet menjadi Tebet Eco Park, kami tidak hanya memerhatikan penyediaan ruang terbuka tapi juga bagaimana agar taman kota ini dapat didesain dengan baik.
Ketika kami datang ke lokasi, kami akhirnya sampai pada sebuah analisa bahwa vegetasi, pepohonan yang ada, serta lingkungan sekitar Taman Kota Tebet sangat cocok untuk mengusung konsep eco park. Eco park sendiri adalah sebuah taman berskala besar yang memiliki prioritas untuk menjaga keberlangsungan alam dan melindungi lingkungan hidup.
Taman berfungsi sebagai paru-paru kota yang tidak hanya bisa digunakan oleh manusia tetapi juga makhluk hidup lainnya seperti burung, kupu-kupu, dan serangga, dan masih banyak lagi.
Ketika proses perancangan desain taman, Pemerintah DKI Jakarta sudah mengadakan FGD dengan masyarakat Tebet untuk mengetahui aspirasi mereka akan ruang terbuka hijau. Jadi, ada keterlibatan masyarakat langsung dalam proses pengerjaannya. Gabungan dari aspirasi masyarakat dan pemerintah akhirnya disalurkan dalam bentuk desain. Kami membagi Tebet Eco Park menjadi beberapa zona dengan peruntukan yang berbeda. Ada zona untuk anak-anak, lansia, atau difabel yang fasilitasnya sudah disesuaikan dengan kebutuhannya masing-masing.
Sebagai sebuah taman kota, ciri khas dari Tebet Eco Park adalah infrastruktur hijaunya berupa pepohonan yang lebih besar dibandingkan dengan infrastruktur bangunannya. Kemudian taman ini memiliki saluran air yang dinaturalisasi, jarang sekali kita melihat ada taman yang dilalui oleh saluran air. Tebet Eco Park dilewati oleh saluran penghubung (PHB), kanal air yang menghubungkan saluran pembuangan limbah domestik dan juga air hujan di sekitar perumahan.
Air adalah sumber kehidupan, di mana ada air, di situ kita bisa membuat ekosistem yang menarik. Maka, Tebet Eco Park memiliki fungsi ekologi untuk menjaga ekosistem tamannya itu sendiri melalui proses naturalisasi sungai untuk mengembalikan fungsi sungai sebagai bagian dari alam.
Ciri khas lainnya adalah jembatan penghubung yang kita sebut dengan Infinity Link Bridge, jembatan ini menyatukan dua taman yang sebelumnya terpisah oleh pagar pembatas dan jalan. Visi perancangan jembatan ini adalah untuk memudahkan pengunjung yang ingin berpindah dari sisi utara ke selatan taman tanpa mengganggu lalu lintas. Infinity Link Bridge juga adalah sebuah icon dari Tebet Eco Park. Jembatan ini juga didesain agar bisa dilalui oleh semua orang, termasuk pesepeda, stroller, ataupun kursi roda.
Ketika berkunjung ke Tebet Eco Park, kami berharap para pengunjung dapat merasakan bagaimana pengalaman kembali terhubung dengan alam, dari awal visi perancangan Tebet Eco Park adalah connecting people with nature. Selama ini, teman-teman yang hidup di kota besar jarang sekali bisa menikmati taman. Pesan yang ingin kami sampaikan adalah betapa pentingnya ruang terbuka hijau dalam skala besar sebagai pilihan tempat rekreasi, entah menjadi tempat rehat perorangan untuk olahraga ataupun berkumpul dengan teman dan keluarga sambil menikmati udara segar.
Sejak Tebet Eco Park dibuka tanggal 24 April 2022 lalu sampai saat ini Tebet Eco Park masih terus ramai dikunjungi masyarakat. Selama libur Idulfitri rata-rata dikunjungi oleh 15.000 orang setiap harinya. Orang datang ke taman karena ingin mengalami sesuatu yang tidak bisa hanya dirasakan melalui foto dan gambar. Anak-anak yang mungkin dulu tidak memiliki ruang yang cukup untuk bermain, diharapkan bisa kembali mengenal alam dengan berkunjung ke taman kota. Hal ini juga menimbulkan semangat bagi kami sebagai desainer untuk memberikan yang terbaik ketika diberi kepercayaan untuk mengerjakan project seperti ruang publik ini.
Orang datang ke taman karena ingin mengalami sesuatu yang tidak bisa hanya dirasakan melalui foto dan gambar. Anak-anak yang mungkin dulu tidak memiliki ruang yang cukup untuk bermain, diharapkan bisa kembali mengenal alam dengan berkunjung ke taman kota.
Semoga hal ini dapat membuka mata para stakeholders dan pemerintah, agar bisa menyediakan lebih banyak lagi ruang terbuka hijau terutama taman untuk masyarakat yang bisa diakses secara gratis dan bukan hanya mudah diakses tetapi juga didesain dengan baik sehingga mampu mewadahi kebutuhan masyarakat dari berbagai latar belakang.