Self Planet & People

Tak Perlu Menunggu Dewasa Untuk Memimpin

Melati Wijsen

@melatiwijsen

Aktivis Lingkungan Hidup

Ilustrasi Oleh: Salv Studio

Saya ingat pertama kali mencetuskan keinginan untuk membuat sebuah aksi dengan adik, Isabel, adalah seusai belajar tentang figur-figur dunia dan nasional yang berhasil memberikan inspirasi pada banyak orang untuk melakukan pergerakan. Nelson Mandela, Lady Diana dan termasuk Ibu Kartini. Kurang lebih lima tahun lalu, saya bertanya pada adik, “Apa yang bisa kita lakukan sebagai anak muda, yah?”. Dari pertanyaan sederhana tersebut kami pun yang masih berusia 12 dan 10 tahun akhirnya mengawali langkah kami untuk membuat Pulau Bali bersih dari kantong plastik. Tanpa bujet, modal, dan hanya sebuah ide serta konsep saja. Bye Bye Plastic Bag pun lahir dari keinginan kami untuk bersuara sekarang, saat ini, bukan saat kami sudah dewasa nanti.

Saya merasa suara kami sebagai anak muda sangatlah penting dan berpengaruh karena kita membicarakan tentang realitas – tentang hidup kami sendiri. Kami tidak membicarakan masa depan tapi kami membicarakan masa kini yang sedang terjadi di sekitar kita: bagaimana lingkungan sekitar kita telah rusak dan tercemar. Banyak hal tersebut terjadi di masa generasi kami sedang bertumbuh, itulah mengapa saya merasa suara kami layak untuk didengarkan. Entah dari mana saya mendapatkan keberanian untuk mengumandangkan pergerakan ini tapi satu hal yang saya tahu adalah inilah yang harus saya lakukan. Kemudian saya hanya harus terus melangkah karena di luar sana, di belahan dunia lain pun banyak anak-anak muda yang sudah berdiri memerangi isu-isu serupa. Mungkin inilah asal keberanian saya. Saya yakin bahwa kami adalah generasi yang kuat dengan begitu banyaknya potensi sehingga dapat melakukan beribu hal.

Suara kami sebagai anak muda sangatlah penting dan berpengaruh karena kita membicarakan tentang realitas – tentang hidup kami sendiri.

Dari apa yang sudah saya jalani hingga saat ini, saya jadi tahu apa mimpi saya. Yaitu untuk memastikan bahwa setiap anak muda merasa mampu untuk membuat sebuah perubahan, memastikan dunia dan masa depan kami adalah sesuatu yang dapat kami banggakan. Untuk mewujudkan mimpi itu saya percaya kuncinya adalah dengan memiliki tekad yang bulat, dengan menjaga tekad itu selalu hidup dan kuat sehingga tidak kehilangan arah dalam pencapaian visi. Tidak selalu mudah memang. Terkadang kita pasti sulit untuk selalu fokus. Kadang kita kehilangan motivasi dan inspirasi. Belakangan saja saya harus kesana kemari, sulit sekali berada di satu tempat saja. Saya terus bergerak ke berbagai tempat untuk menggapai mimpi saya di mana saya pun merindukan keluarga dan teman-teman. Menemukan keseimbangan antara mengejar mimpi dan keinginan untuk dekat dengan keluarga dan teman-teman adalah hal tersulit.

Kunci untuk membuat suatu perubahan adalah dengan memiliki tekad yang bulat serta menjaga tekad itu selalu hidup dan kuat sehingga tidak kehilangan arah.

Pernah saya merasa kehilangan masa-masa menjadi remaja biasa. Hanya saya merasa pengertian menjadi remaja biasa pun sudah sangat berbeda sekarang. Menjadi anak muda di tahun 2019 tidak hanya berarti bermain atau pergi senang-senang dan lupa mengerjakan pekerjaan rumah saja. Saya sadar saya bertumbuh menjadi remaja yang berbeda sehingga saya menerima perbedaan itu yakni menjadi seorang remaja yang berkutat dalam isu besar.

Saya tetap bersekolah sejak dari awal aktivisme dimulai dan sudah lulus sekarang dari Greenschool Bali (bahkan satu tahun lebih cepat!). Saat ini saya berada dalam masa-masa tenang di mana harus berkeliling dunia untuk berbicara dari satu konferensi ke konferensi lain juga memulai bisnis baru! Bulan depan saya akan mengikuti program musim panas selama tiga minggu di Amsterdam University untuk mempelajari pengembangan brand dan pengaruh perilaku sosial. Jadi saya pun merasa tetap menjadi remaja biasa hanya pengertiannya saja yang berbeda dengan banyak orang lainnya.

Progres yang dirasakan dari awal hingga kini pun amatlah melejit. Bye Bye Plastic Bags kini memiliki tim di 40 negara dan semuanya dikepalai oleh anak-anak muda. Saya melihat banyak sekali anak-anak muda yang mengambil aksi nyata. Generasi kami adalah generasi yang pintar. Kami adalah influencer, inovator, entrepreneur. Kami menyelesaikan sebuah masalah dengan melihat adanya kesempatan untuk memperbaikinya, kami adalah pebisnis dengan model yang baru. Kami kuat, kami bersuara lantang, kami fokus, bertekad bulat dan ambisius. Kami pun memiliki tujuan yang besar karena kami percaya kami melakukan hal yang benar dan kami tidak akan berhenti hingga Indonesia mengalami perubahan positif.

Generasi kami adalah generasi yang pintar. Kami kuat, kami bersuara lantang, kami fokus, bertekad bulat dan ambisius.

Saya paham betul pelajaran berharga untuk menyatukan suara berpusat pada kekuatan berkelompok sebagai sebuah tim. Ketika hendak membuat sebuah perubahan, kita harus dikelilingi orang orang-orang yang mindful dan mengerti benar bahwa kita tidak bisa melakukannya sendirian. Pelajaran kedua adalah untuk selalu berpikir outside the box. Selalu berpikir kreatif, menjadi berbeda dan stand out. Kemudian yang ketiga, pergerakan harus diikuti dengan persistensi dan komitmen. Inilah kuncinya. Jangan pernah menyerah meski sulit. Terus maju. Membuat perubahan pasti akan mengalami hambatan di perjalanannya tapi kadang kita memang harus break the rules. Kadang aturan-aturan tersebut bertentangan dengan apa yang kita percayai. Ketika bersinggungan pemerintah atau korporasi besar, misalnya. Aturan yang tercetak di kertas terlihat untuk kepentingan yang baik tapi tidak dapat dilakukan di kehidupan nyata. Apabila kita harus mengubahnya, beranilah untuk mengubahnya. Memang akan amat sulit dan membutuhkan waktu panjang tapi kita tahu itulah yang harus dilakukan maka jangan menyerah sampai kita melihat perubahan.

Pergerakan harus diikuti dengan persistensi dan komitmen. Inilah kuncinya. Jangan pernah menyerah meski sulit. Terus maju.

Contoh lain adalah sistem edukasi kita yang telah diciptakan berpuluh-puluh tahun lalu dan butuh waktu amat panjang untuk disesuaikan dengan perkembangan zaman. Menurut saya, kita harus mengubah pemikiran tentang sekolah. Saya beruntung dapat bersekolah di Greenschool meski saya pun tetap tidak mengikuti aturan. Di tahun-tahun terakhir saya menyesuaikan jadwal sekolah saya agar saya bisa melancarkan kampanye Bye Bye Plastic Bags di siang hari, sehingga saya hanya sekolah di pagi hari saja. Ini karena saya merasa dunia ini adalah kelas saya. Belajar tidak melulu harus berada dalam ruang kelas yang sesungguhnya, bukan?

Related Articles

Card image
Self
Alam, Seni, dan Kejernihan Pikiran

Menghabiskan waktu di ruang terbuka bisa menjadi salah satu cara yang bisa dipilih. Beberapa studi menemukan bahwa menghabiskan waktu di alam dan ruang terbuka hijau ternyata dapat membantu memelihara kesehatan mental kita. Termasuk membuat kita lebih tenang dan bahagia, dua hal ini tentu menjadi aspek penting saat ingin mencoba berpikir dengan lebih jernih.

By Greatmind x Art Jakarta Gardens
13 April 2024
Card image
Self
Belajar Menanti Cinta dan Keberkahan Hidup

Aku adalah salah satu orang yang dulu memiliki impian untuk menikah muda, tanpa alasan jelas sebetulnya. Pokoknya tujuannya menikah, namun ternyata aku perlu melalui momen penantian terlebih dahulu. Cinta biasanya dikaitkan dengan hal-hal indah, sedangkan momen menanti identik dengan hal-hal yang membosankan, bahkan menguji kesabaran.

By Siti Makkiah
06 April 2024
Card image
Self
Pendewasaan dalam Hubungan

Pendewasaan diri tidak hadir begitu saja seiring usia, melainkan hasil dari pengalaman dan kesediaan untuk belajar menjadi lebih baik. Hal yang sama juga berlaku saat membangun hubungan bersama pasangan.

By Melisa Putri
06 April 2024