Dari sekian banyak pelajaran yang didapat dari kehidupan, pada satu titik aku menyadari bahwa kita perlu menghargai setiap waktu yang dimiliki. Menikmati setiap momen yang kita lalui setiap hari. Dulu, aku adalah seseorang yang mudah berbuat seenaknya. Dulu aku seringkali menerima segala sesuatu begitu saja, take things for granted, tanpa benar-benar memikirkan apa maknanya. Tapi kemudian banyak hal yang terjadi dalam hidupku. Dari keluarga, hubungan pertemanan dan asmara, semuanya memberikanku kesadaran baru. Terutama ketika saat papaku meninggal.
Ada rasa penyesalan ketika beliau pergi meninggalkan dunia ini untuk selamanya. Dulu karena jarak yang memisahkan kami, aku tinggal di Singapura dan papa di Bandung, aku sibuk dengan kepentinganku sendiri. Sibuk sekolah, bekerja, dan menghabiskan waktu sebagai anak muda. Tanpa menyadari ternyata apa yang terpenting dalam hidup sudah ada di sekitarku. Dulu, tidak pernah terlintas di pikiranku bahwa papa akan pergi. Aku selalu merasa beliau akan selalu ada di sisiku. Lalu, sejak papa tidak ada, aku belajar ternyata banyak aku belajar lebih banyak tentang hidup dan waktu. Aku belajar bahwa ternyata hidup tidak selamanya. Juga ternyata banyak orang di sekitarku yang harus diperhatikan, dihargai, karena sebelumnya aku tidak benar-benar memaknai kehadiran mereka di dalam hidupku. Sekarang aku pun berupaya untuk bisa lebih dekat dengan mereka.
Aku belajar bahwa ternyata hidup tidak selamanya.
Akhirnya aku pun memahami bahwa kita harus lebih fokus pada masa sekarang ketimbang masa lalu dan masa depan. Hingga detik ini, aku masih terus belajar karena buatku ini sangat sulit. Untuk sekian lama, aku merasa seakan tidak memiliki tujuan hidup yang dapat memotivasiku untuk menghargai waktu. Tidak ada mentor atau figur yang dapat mengajarkanku hal-hal tersebut. Jadi, aku merasa harus belajar sendiri soal menerima apa yang terjadi di masa sekarang. Tidak menyangkal ketika sedang mengalami perasaan tertentu. Saat menyangkal amarah atau kesedihan yang dirasakan, kita bisa menyisakan emosi yang belum ditemukan di bawah alam sadar. Nantinya, ini bisa berdampak kurang baik terhadap kehidupan kita.
Pada dasarnya, semua hal dalam hidup harus seimbang. Tidak akan ada kesedihan tanpa kebahagiaan. Begitu juga sebaliknya. Oleh sebab itu, aku selalu berpikir bahwa pasti tetap ada hal baik dalam setiap tragedi buruk. Aku selalu berupaya untuk melihat sisi positif dari kejadian negatif yang dialami. Terutama untuk diri sendiri, aku selalu mendorong pikiranku untuk melihat sisi baik dari segala peristiwa buruk yang terjadi agar tidak terjebak dalam keburukan tersebut. Lagipula, sangatlah disayangkan jika kita menghabiskan waktu hanya untuk terhimpit dalam pikiran-pikiran negatif.
Pada dasarnya, semua hal dalam hidup harus seimbang. Tidak akan ada kesedihan tanpa kebahagiaan.
Berdasarkan refleksi hidup yang direnungi, aku menuangkannya dalam karya-karyaku bermusik. Salah satunya adalah lagu “everytime we fall” yang menceritakan tentang waktu sebagai sebuah konsep. Bahwa konsep hari esok bukanlah sekadar angan-angan. Jika kita bisa melakukan sesuatu hari ini, menyelesaikan masalah hari ini, kenapa harus menunggu hari esok? Kita tidak pernah tahu apa yang terjadi esok hari. Inilah bentuk kita menghidupi hari ini tanpa berharap terlalu tinggi akan hari esok sehingga kita mengabaikan hari ini. Lewat lagu ini, aku bermaksud untuk mengajak para pendengar untuk mencintai setiap masa di hari ini. Waktu dan hari yang kita miliki saat ini bersama dengan orang-orang yang hidup di sekitar kita. Aku percaya sekali dengan pernyataan: “When you fall in love, time slows down”. Artinya, jika kita mencintai apa yang kita lakukan saat ini, kita tidak lagi akan khawatir akan waktu. Tidak terasa kehilangan waktu atau membuatnya terasa sia-sia.
When you fall in love, time slows down.
Kalau kita tidak bisa menikmati waktu, kita bisa tiba-tiba melupakan apa yang terjadi begitu saja. Dan jika kita tidak mencintai apa yang dilakukan saat ini, lalu apa yang sebenarnya sedang kita lakukan? Semuanya jadi tak lagi bermakna.