Dulu aku sering menonton film melalui salah satu stasiun tv dengan program Bioskop Indonesia setiap jam 9 malam. Ini adalah pengalaman awal ketertarikanku di dunia film. Setelah akhirnya berlangganan tv kabel, semakin banyak kesempatan untuk menonton film. Dari sini lah kebiasaan untuk menonton film sebelum akhirnya mulai menonton ke bioskop. Mulai dari situ akhirnya semakin suka menonton film dan akhirnya setelah beberapa tahun mencoba untuk casting, empat tahun kalau nggak salah, akhirnya aku mendapat peran pertama di film “Pertaruhan”. Semenjak proyek itu, aku bertemu dengan Om Tio Pakusadewo, Adipati, dan Aliando. Juga bertemu dengan produser Mas Adi Sumarjono, aku jadi sedikit tahu lebih banyak soal dunia film. Di titik itu lah kecintaan terhadap dunia film khususnya film Indonesia mulai tumbuh.
Hingga kini aku sudah dipercaya untuk diberikan kesempatan memerankan beberapa karakter. Setiap karakter sebenarnya berkesan, tapi kalau karakter yang mungkin paling dekat secara kepribadian adalah karakter Nathan dari film “Dear Nathan”. Mungkin karena beberapa permasalahan yang Nathan punya pernah aku alami juga. Bertolak belakang dengan karakter Ahmad dari film “Habibie dan Ainun 3.” Karakternya yang sangat akademik dan pasti akan segala rencana masa depan berbeda jauh dengan karakterku pribadi. Karakter yang cukup memengaruhi mungkin aku bisa dibilang adalah Elzan dari film “Pertaruhan”. Meski hidupnya bisa dibilang berantakan, hidup di jalan dan watak yang agak keras, cara berpikirnya jadi lebih bebas. Bagaimana cara karakter Elzan menghadapi suatu masalah mungkin agak terbawa hingga sekarang.
Setiap proyek yang aku jalani sejauh ini menyenangkan, karena ada proses belajar di dalamnya. Mulai dari Pertaruhan, Dear Nathan, Habibie dan Ainun 3, Hit and Run. Tapi dari semua proyek yang sudah dijalani, mungkin proses syuting "Hit and Run" terbilang paling menyenangkan, karena kru dan para pemain yang menyenangkan, ceritanya juga oke, bondingnya cukup melekat. "Habibie dan Ainun 3", dengan syuting yang dilakukan di luar kota bersama pemain lain juga berkesan. Kalau sedang ada hari libur kita menyempatkan diri untuk makan dan ngobrol bareng. Nggak ada batasan satu sama lain.
Aku sangat bersyukur akan semua kesempatan yang sudah diberikan. Setiap proyek yang aku jalani sejauh ini menyenangkan, karena ada proses belajar di dalamnya.
Aku sangat bersyukur akan semua kesempatan yang sudah diberikan. Aku bersyukur akan karakter pertama yang aku dapatkan di film “Pertaruhan”, jika tidak, aku tidak mungkin ada di titik sekarang. Bisa dapat kesempatan di “Dear Nathan”, film pertama yang berani memberikan aku kesempatan untuk jadi pemeran utama. Itu semua adalah hal yang aku syukuri dalam perjalanan karirku. Salah satu bentuk apresiasi tambahan yang juga bisa didapatkan oleh sineas adalah melalui ajang festival film. Festival film adalah bonus apresiasi, pertama kita diapresiasi dari penonton dengan menonton film nya. Kedua, menurutku kritik yang membangun juga salah satu bentuk apresiasi. Ketiga, award sebagai apresiasi tambahan dari sesama sineas film jadi saling menghargai satu sama lain.
Saat diajak sebagai duta FFI 2021, awalnya kaget karena aku sebelumnya belum pernah ada kontribusi ke FFI bahkan hanya untuk datang. Aku mempertimbangkan lingkup kerja dan tanggung jawab yang harus aku jalani dan apakah aku bisa menjalani kedua hal tersebut sebelum akhirnya menyetujui ajakan untuk menjadi duta FFI 2021. Tema FFI 2021 adalah sejarah film dan media baru, FFI juga mengajak keempat dutanya buat mempromosikan FFI ke anak-anak muda entah itu sosial media seperti Tiktok, agar lebih menjangkau kalangan anak muda. Yang muda juga bisa ikut berpartisipasi, penonton juga bisa ikut berpartisipasi lewat kategori favorit, penonton film Indonesia juga bisa pilih film atau aktor aktris favorit mereka gimana. Caranya tinggal buka website FFI, di sana ada keterangan untuk memilih pilihan favorit kalian.
Aku berpesan untuk penonton film Indonesia agar bisa bersabar soal pandemi, bioskop juga sudah buka meski baru 50%. Tidak perlu takut ke bioskop karena kita ada jarak dan pakai masker, film Indonesia juga belakangan ini semakin bagus semoga penonton film Indonesia juga excited untuk balik ke bioskop lagi. Untuk teman-teman yang mau berkarir di industri film menurutku hal yang harus ditanamkan adalah kalian harus punya integritas, berkaryalah sepenuh hati dan passionate akan apa yang kalian kerjakan. Kalau kalian sudah punya passion di dunia film seberat apa pun pekerjaanya hasilnya akan terasa. Tidak akan sia-sia kita kerja dari jam 6 pagi sampai jam 6 pagi esoknya. Jangan menyerah, pasti ada waktunya.
Berkaryalah sepenuh hati dan passionate akan apa yang kalian kerjakan. Jangan menyerah, pasti ada waktunya.