Aku pernah merasa insecure. Kamu juga pasti pernah merasa insecure, dan aku jamin semua manusia 100% punya insecurity sama tubuh mereka sendiri. Bahkan model tercantik di dunia sekali pun pasti punya rasa insecure terhadap sesuatu. Kamu yang lagi baca artikel ini, pasti kamu juga sedang merasa insecure dengan suatu hal di dalam diri kamu sendiri. It could be about anything! Dan dari situ kamu pasti bertanya-tanya "Kenapa ya, aku tuh nggak pernah puas sama diri aku sendiri? Apa karena aku nggak bersyukur?" Hmm, benar nggak ya?.
Memangnya ada seseorang di dunia ini yang merasa secure atau 100% nyaman dengan dirinya sendiri? Kayaknya nggak ada deh. Aku pun bertanya-tanya ke diri aku sendiri, kenapa ya manusia selalu merasa insecure? Apakah itu adalah hal yang normal atau tidak?
Jangan salah! Memiliki perasaan insecure bukan berarti kita menjadi manusia yang nggak bersyukur apalagi manusia yang tidak normal. Di dalam buku karya Profesor Arita Hideho yang berjudul “Teknik Menghilangkan Stress dari Otak” ada bagian yang menjelaskan kenapa kita sebagai manusia tidak pernah puas, kenapa kita selalu merasa insecure, dan kenapa kita selalu ingin menjadi orang lain. Jawabannya karena adanya rasa kurang yang menjadi dorongan paling kuat bagi setiap manusia untuk terus bergerak, terus bekerja, dan terus belajar. Rasa kurang ini sebenarnya dibuat oleh sistem di dalam otak kita sendiri, dan sistem ini ada karena inilah sistem yang dirancang oleh Tuhan untuk memotivasi kita menjalankan hidup setiap hari.
Ada pesan penting yang harus selalu kamu ingat, stress itu ada stres baik dan stres buruk. Terkadang ketika kita merasa insecure lalu menyebabkan stress di dalam pikiran kita, tubuh kita sengaja mendesain hal tersebut agar kita termotivasi untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Contohnya, ketika kita berkaca di depan cermin lalu melihat perut kita buncit dan mulai berpikir "OMG aku buncit!", seharusnya hal tersebut memotivasi kamu untuk menjaga pola makan, mulai melakukan olahraga atau pergi ke gym. Bayangkan kalau manusia cepat puas akan dirinya, pasti manusia akan semakin pasif untuk belajar, pasif bekerja, dan lain-lain.
Bayangkan kalau manusia cepat puas akan dirinya, pasti manusia akan semakin pasif untuk belajar, pasif bekerja, dan lain-lain.
Jadi, rasa insecure sendiri adalah kode baik! Kode yang menandakan kalau sistem kita berfungsi dengan normal sebagai manusia. So It’s okay to feel insecure about something. Kalau rasa insecure bisa menjadi boost atau pemicu buat kamu menjadi orang yang lebih baik seperti makin rajin olahraga atau makin rajin jaga makan, berarti rasa insecure yang kamu miliki itu sangat bermanfaat!
Jadi, rasa insecure sendiri adalah kode baik! Kode yang menandakan kalau sistem kita berfungsi dengan normal sebagai manusia. Kalau rasa insecure bisa menjadi boost atau pemicu buat kamu menjadi orang yang lebih baik seperti makin rajin olahraga atau makin rajin jaga makan, berarti rasa insecure yang kamu miliki itu sangat bermanfaat!
Kalau ketika kamu merasa insecure lalu stres yang kamu rasakan malah membuat kamu semakin terpuruk, sebenarnya hal itu yang menyimpang dari tujuan utama adanya stress di pikiran kita. Jadi ketika kamu merasa tidak puas dengan diri kamu sendiri, merasa panik akan suatu hal, kamu harus ingat bahwa tugas kamu di sini bukan untuk melawan diri kalian dan memaksa diri untuk berpura-pura secure atau nyaman dengan diri sendiri tapi tubuh dan kesehatan dirimu tidak dirawat. Hal ini justru adalah bentuk kamu yang tidak bersyukur. Orang yang bersyukur adalah orang yang merawat dan terus memperbaiki dirinya. Bukan orang yang hanya "menerima keadaan", yang padahal memang malas merawat diri.
Orang yang bersyukur adalah orang yang merawat dan terus memperbaiki dirinya. Bukan orang yang hanya "menerima keadaan", yang padahal memang malas merawat diri.
Inilah alasan awal aku untuk mempelajari tentang diet dan berangkat ke gym, itu pun karena aku sendiri merasa insecure dengan banyak hal di tubuh aku kok, dan aku bisa jamin, sampai mati pun aku masih akan merasa insecure tentang hal yang berbeda-beda. Sekali lagi, it's totally normal.