Self Health & Wellness

Present Perspective: Berteman dengan Jeda

Raden Prisya

@radenprisya

Pelatih Kesehatan Mental

Caraku menikmati jeda saat masa kecil  dan sekarang tentu berbeda. Dulu, kita belum terpapar internet 24 jam sehari seperti sekarang. Berjeda rasanya dulu lebih mudah dilakukan, ada banyak permainan yang melibatkan kegiatan di luar ruangan. Saat kecil dulu, kita banyak menghabiskan waktu dengan membaca buku, bersenang-senang mewarnai gambar. belum ada stimuli yang membuat kita merasa harus terkoneksi 24 jam sehari, 7 hari seminggu seperti sekarang.

Kini, membuat jeda terasa lebih menantang karena kita selalu punya godaan untuk membuat diri kita terkoneksi dengan apa pun yang ada di sekitar kita. Jadi kalau begitu kapan kita melihat ke dalam diri? Sekarang saat aku butuh jeda biasanya aku akan bernapas dengan penuh kesadaran.  Aku melakukan kegiatan yang aku lakukan seperti biasa tapi aku bernapas dengan sadar. Misalnya cuci piring, menyetir mobil, semua aku lakukan dengan sadar supaya aku nggak lupa untuk terkoneksi sama diri sendiri. Ini juga sebenarnya jadi satu jenis latihan mindfulness yang kita bisa lakukan di kehidupan kita sehari-hari.

Kini, membuat jeda terasa lebih menantang karena kita selalu punya godaan untuk membuat diri kita terkoneksi dengan apa pun yang ada di sekitar kita. Jadi kalau begitu kapan kita melihat ke dalam diri?

Hal yang membuatku merasa jeda adalah hal yang perlu kita cari kembali adalah karena sebenarnya fitrah kita sebagai manusia itu perlu mendengar diri. Kita bisa melihat dan mendengar petunjuk Tuhan di dalam hidup kita melalui diri kita sendiri. Jadi bagaimana kita bisa tau apa yang perlu kita lakukan selanjutnya atau apa yang kita butuhkan di dalam hidup kita, jawabannya bisa kita dapatkan melalui sinyal-sinyal yang ada di dalam body wisdom kita. Kalau kita nggak berusaha untuk slow down dan membuat jeda di kegiatan kita yang mungkin sibuk.

Sebenarnya fitrah kita sebagai manusia itu perlu mendengar diri. Kita bisa melihat dan mendengar petunjuk Tuhan di dalam hidup kita melalui diri kita sendiri.

Cara paling sederhana untuk bisa menikmati jeda di tengah dunia yang serba cepat adalah dengan memahami kenapa kita perlu slowing down. Mungkin jeda lebih mudah kita pahami dengan istilah slowing down. Sebenarnya kita perlu slowing down supaya kita bisa menyadari dan kita menyadari supaya kita bisa mencerna dan kalau kita bisa mencerna akhirnya kita bisa mengerti dan memahami diri kita. Jadi semua dimulai dari slowing down, ini bukan berarti kita harus meninggalkan berbagai tanggung jawab yang kita punya tapi kita harus melakukannya dengan lebih berkesadaran supaya di waktu bersamaan kita bisa mencerna dan memahami diri kita juga di dalam prosesnya.

Rutinitas harian yang bisa kita lakukan untuk menjaga diri kita tetap bisa berjeda supaya nggak lupa untuk mendengar diri kita adalah dengan resourcing. Ini adalah seperti recharging tenaga kita, mengisi ulang tenaga kita, mengisi ulang tangka kesadaran kita.

Resourcing caranya apa saja?

Terserah teman-teman mau melakukan kegiatan apa. Mungkin di sini ada yang suka bercocok tanam, silakan bercocok tanam dengan paparan sinar matahari dan lakukan dengan benar-benar berkesadaran. Atau ada yang suka memainkan instrumen musik, silahkan mainkan dengan benar-benar berkesadaran, atau bisa juga sambil berolahraga. Apapun kegiatannya lakukan dengan benar-benar berkesadaran supaya di waktu yang bersamaan kita juga terasa terisi.

Pernah nggak kamu melakakukan suatu hal yang sebenernya teman-teman sukai tapi teman-teman rasanya tidak benar-benar hadir di sana? Dengan resourcing, kita benar-benar hadir di dalam apapun yang kita lakukan dan sukai dan mudah-mudahan kita bisa mendapat manfaat yang sesungguhnya dari kegiatan tersebut yaitu mengisi tangki kesadaran kita dan juga sebagai bentuk rasa cinta kita terhadap diri sendiri, kalau kita punya jeda yang cukup dalam hidup kita, artinya kita punya banyak waktu untuk slowing down.

Sekali lagi, slowing down bukan berarti kita jadi lambat dalam segala deadline dan tanggung jawab yang bertumpuk saat ini. Slowing down justru dapat membantu teman-teman untuk mengisi tangki kesadaran sehingga lebih produktif dan lebih punya tenaga untuk merawat diri, lebih punya fokus dalam apapun yang dilakukan dan lebih memahami bagaimana kita menjalani hidup kita.

Slowing down bukan berarti kita jadi lambat dalam segala deadline dan tanggung jawab yang bertumpuk saat ini. Slowing down justru dapat membantu teman-teman untuk mengisi tangki kesadaran sehingga lebih produktif dan lebih punya tenaga untuk merawat diri.

Artinya apa? Kalau teman-teman sadar dan rajin membuat jeda, mudah-mudahan kita lebih memahami diri kita dan juga lebih tau apa kebutuhan kita karena pada dasarnya kita merawat diri itu pada dasarnya seperti nasi rames, kadang mungkin mau rendang, kadang mau ayam pop, dengan mendengar diri dan resourcing kita bisa lebih paham apa yang kita butuhkan saat ini dan dengan demikian mudah-mudahan lebih memahami cara merawat diri dan menjawab tantangan hidup kita sehari-hari dengan berkesadaran.

Related Articles

Card image
Self
Perbedaan dalam Kecantikan

Perempuan dan kecantikan adalah dua hal yang tidak akan pernah terpisahkan. Cantik kini bisa ditafsirkan dengan beragam cara, setiap orang bebas memiliki makna cantik yang berbeda-beda sesuai dengan hatinya. Berbeda justru jadi kekuatan terbesar kecantikan khas Indonesia yang seharusnya kita rayakan bersama.

By Greatmind x BeautyFest Asia 2024
01 June 2024
Card image
Self
Usaha Menciptakan Ruang Dengar Tanpa Batas

Aku terlahir dalam kondisi daun telinga kanan yang tidak sempurna. Semenjak aku tahu bahwa kelainan itu dinamai Microtia, aku tergerak untuk memberi penghiburan untuk orang-orang yang punya kasus lebih berat daripada aku, yaitu komunitas tuli. Hal ini aku lakukan berbarengan dengan niatku untuk membuat proyek sosial belalui bernyanyi di tahun ini.

By Idgitaf
19 May 2024
Card image
Self
Perjalanan Pendewasaan Melalui Musik

Menjalani pekerjaan yang berawal dari hobi memang bisa saja menantang. Menurutku, musik adalah salah satu medium yang mengajarkanku untuk menjadi lebih dewasa. Terutama, dari kompetisi aku belajar untuk mencari jalan keluar baru saat menemukan tantangan dalam hidup. Kecewa mungkin saja kita temui, tetapi selalu ada opsi jalan keluar kalau kita benar-benar berusaha berpikir dengan lebih jernih.

By Atya Faudina
11 May 2024