Saat masih duduk di bangku sekolah, rasanya teman adalah segalanya dalam hidup. Kalau kita tidak punya atau tidak banyak teman, seakan hal ini menjadi beban berat yang harus kita tanggung saat masih remaja. Menghabiskan waktu sendirian di masa-masa pencarian jati diri memang bukan hal yang mudah. Saat aku masih sekolah dulu, aku juga terbilang cukup sulit untuk punya teman.
Ada banyak alasan sebenarnya kenapa aku atau mungkin beberapa orang di luar sana merasa sulit untuk bisa berteman dengan orang baru. Bisa jadi karena faktor internal dalam diri yang ragu untuk mulai percakapan atau juga faktor eksternal karena pandangan atau kabar burung yang tersebar di sekeliling kita dari mulut ke mulut.
Ketika sekolah dulu aku sempat mengalami masa-masa sulit untuk bergaul tetapi hal ini pula yang lantas menjadikanku lebih tertarik untuk mencari tahu lebih dalam mengenai topik-topik pengembangan diri. Saat remaja aku sempat berpikir bahwa sumber kebahagiaanku hanya bisa didapatkan melalui keberadaan orang lain, sampai di satu titik dalam hidup aku memutuskan kalau seharusnya aku bisa menjadi sumber kebahagiaan diriku sendiri. Aku memilih untuk fokus berjalan menuju mimpi yang aku punya sembari terus memperbaiki diri.
Saat remaja aku sempat berpikir bahwa sumber kebahagiaanku hanya bisa didapatkan melalui keberadaan orang lain, sampai di satu titik dalam hidup aku memutuskan kalau seharusnya aku bisa menjadi sumber kebahagiaan diriku sendiri.
Sekarang aku sangat bersyukur karena sudah bisa mengatakan bahwa aku tidak lagi menghadapi kesulitan dalam berteman. Karena pertemanan menurutku bukan tentang kuantitas tapi kualitas. Bukan berarti aku tidak ingin punya banyak teman, tapi menurutku lebih penting untuk bisa memiliki teman yang memberi dampak positif bagi diri kita. Bukan pula berarti aku ingin selalu menguntungkan diri sendiri, tapi dengan siapa kita berteman pada akhirnya akan membentuk dan memengaruhi pribadi kita.
Sekarang aku sangat bersyukur karena sudah bisa mengatakan bahwa aku tidak lagi menghadapi kesulitan dalam berteman. Karena pertemanan menurutku bukan tentang kuantitas tapi kualitas. Bukan berarti aku tidak ingin punya banyak teman, tapi menurutku lebih penting untuk bisa memiliki teman yang memberi dampak positif bagi diri kita.
Ada banyak cara yang juga bisa kita lakukan untuk bisa menambah teman dan juga memperbaiki diri kita. Salah satunya adalah dengan mencoba untuk lebih aktif dalam organisasi atau kegiatan kelompok yang ada di sekeliling kita. Dari berorganisasi aku belajar untuk melihat bagaimana cara orang bereaksi secara sosial, bagaimana cara menyampaikan sebuah pesan dengan cara yang lebih menyenangkan dan mudah diterima oleh orang lain. Karena cara kita menyampaikan sebuah pesan sebenarnya sangat penting. Sebuah pesan yang sama bisa diterima berbeda jika disampaikan dengan berbeda pula.
Dari berorganisasi aku belajar untuk melihat bagaimana cara orang bereaksi secara sosial, bagaimana cara menyampaikan sebuah pesan dengan cara yang lebih menyenangkan dan mudah diterima oleh orang lain. Karena cara kita menyampaikan sebuah pesan sebenarnya sangat penting. Sebuah pesan yang sama bisa diterima berbeda jika disampaikan dengan berbeda pula.
Jika memang setelah ditelaah kembali alasan kita sulit berteman adalah faktor eksternal. Misalnya karena gosip yang beredar di lingkungan sebenarnya hal itu bisa kita abaikan saja kalau memang tidak benar. Meski begitu, aku paham sekali bahwa hal ini memang tidak mudah untuk dipraktikan apalagi jika kita dalam keadaan minder atau kurang percaya diri. Saat berada dalam fase ini memang seseorang cenderung rentan untuk dirundung atau kesulitan dalam berteman karena cenderung hanya melihat hal-hal buruk dalam diri, padahal ada banyak sekali hal baik yang belum terlihat hanya karena kita menarik diri dari lingkungan. Selama kita mencoba, pelan-pelan pasti rasa percaya diri itu akan tumbuh kembali.
Kalau ditanya bagaimana cara membangun kepercayaan diri, ini adalah sebuah proses yang tidak akan selesai setelah kita membaca satu buku atau hadir di satu webinar saja. Akan ada beberapa tahapan yang harus kita lalui. Satu hal yang menurutku perlu diingat adalah kita tidak harus sempurna dulu untuk bisa menghargai diri kita sendiri. Kita terkadang perlu melalui momen memalukan atau bahkan canggung untuk bisa bertumbuh menjadi manusia yang lebih baik dari hari sebelumnya.
Hal lain yang juga sering terjadi dalam usaha untuk bisa diterima di lingkungan pertemanan adalah, sering kali tanpa sadar kita memaksakan diri berubah menjadi orang lain agar bisa diterima oleh sebuah kelompok. Padahal ada banyak kelompok lain yang mungkin saja lebih cocok dengan kita, atau berteman dengan orang yang memiliki ketertarikan berbeda justru bisa lebih menyenangkan, loh, karena ada banyak hal baru yang bisa kita dapatkan dan juga bagikan. Selain itu ada miskonsepsi juga mengenai introvert yang tak jarang dijadikan tempat berlindung bagi orang-orang yang enggan keluar dari zona nyaman. Karena ini tidak ada hubungannya dengan kemampuan sosial, semua itu bisa dilatih selama kita punya kemauan yang kuat dan tujuan yang jelas.