Bagi saya, traveling adalah semacam pendewasaan diri. Semakin sering kita melakukan suatu perjalanan, maka secara tidak langsung kita akan semakin bijaksana, terbuka pada budaya lain, serta memiliki pikiran yang lebih positif. Tidak jarang juga, pada umumnya, saat kita berada di suatu lingkungan yang sudah dikenal dengan orang-orang yang terasa familiar, kita akan merasa ‘kuat’. Berbeda saat kita berada di negara lain, di suatu tempat yang sama sekali asing dengan tidak ada seorang pun kita kenal, maka biasanya kita cenderung tidak merasa sekuat apabila kita berada di lingkungan yang sudah kenali. Kita akan berusaha mencari cara untuk beradaptasi, berkenalan dengan orang baru, menikmati makanan mereka, dan lain sebagainya agar menikmati perjalanan yang sedang kita lalui. Dari proses ini, timbulah insight atau pembelajaran yang didapat bagi diri kita, yang tidak hanya berguna sekali waktu saja, namun juga seumur hidup. Traveling is a lifetime investment.
Saat kita berada di suatu lingkungan yang sudah dikenal dengan orang-orang yang terasa familiar, kita akan merasa ‘kuat’. Berbeda saat kita berada di negara lain, di suatu tempat yang sama sekali asing dengan tidak ada seorang pun kita kenal, maka biasanya kita cenderung tidak merasa sekuat apabila kita berada di lingkungan yang sudah kenali.
Saya mulai sering melakukan perjalanan sejak saya duduk di bangku kuliah. Dimulai dari pergi ke beberapa daerah yang relatif umum dikunjungi, hingga makin lama tujuan atau jenis perjalanan yang dipilih tergolong makin ekstrim. Saya memang menyukai pergi ke tempat yang menawarkan petualangan. Beberapa kali saya pergi traveling seorang diri, misalnya saat mengelilingi negara di wilayah Indocina, naik ke gunung Rinjani, dan lain sebagainya. Dengan berkunjung ke suatu tempat, ada banyak wawasan yang dapat diperoleh, yang saya pikir menjadi pengalaman yang lebih menyenangkan daripada saat kita mencarinya melalui search engine, atau membaca buku yang memberi penjelasan terbatas dalam kata dan gambar.
Tidak dipungkiri, saat bepergian, terutama ketika melakukan perjalanan seorang diri serta tengah berada di tempat yang sama sekali baru, pasti ada sedikit rasa takut terselip dalam diri. Entah takut tersesat, tidak memahami bahasa setempat, dan kemungkinan buruk lainnya. Akan tetapi, saya rasa hal ini hanya perlu kita hadapi dan lakukan saja. Tentunya, salah satu elemen penting dalam traveling adalah mengenai persiapan sebelum perjalanan. Browsing-lah sebanyak mungkin tentang tempat yang hendak dituju. Tips tenang traveling dari saya hanyalah satu, selama ada internet, sudah sangat cukup membantu untuk memandu dalam hal apapun. Selain itu, barang bawaan apa saja yang perlu kita bawa, harus sedemikian rupa kita pikirkan. Jangan sampai kurang, namun juga jangan berlebih. Biasanya kita pasti ingin membeli sesuatu saat traveling, bukan? Bila bawaan kita sudah banyak dari rumah, maka bisa dipastikan bawaan kita dapat jadi membengkak, yang mungkin saja malah merepotkan kita selama perjalanan. Bagi saya pribadi, kamera adalah benda terpenting yang harus selalu dibawa.
Salah satu perjalanan yang menurut saya berkesan adalah ketika memutuskan untuk naik ke gunung Rinjani untuk merayakan ulang tahun ke-30, secara spontan, dan seorang diri. Keputusan ini sendiri baru dibuat dua minggu sebelumnya. Kebetulan, saya memiliki kenalan porter di Rinjani yang dapat memandu saya mendaki sehingga rencana dadakan ini dapat terlaksana. Kalau dipikir-pikir, saya sendiri bukan anak ‘gunung’ yang terbiasa trekking atau camping. Ini termasuk pengalaman pertama dalam mendaki gunung. Selama proses pendakian, pasti ada saja perjuangannya. Namun, namanya sedang berada di alam, apabila yang kita niatkan, pikirkan, dan ucapkan positif, maka alam akan menyambut dan mendukung niat ini. Dan ketika tiba di puncak, rasanya keindahan pun menyambut kita.
Namanya sedang berada di alam, apabila yang kita niatkan, pikirkan, dan ucapkan positif, maka alam akan menyambut dan mendukung niat ini.
Ada yang berkata bila traveling adalah hobi yang mahal. Sebenarnya, ini tergantung bagaimana kita mengatur prioritas pengeluaran dan mengelola uang.Belanjalah dengan logika. Traveling adalah soal persiapan. Ada banyak travel fair yang memberi promo luar biasa tiket pesawat, paket perjalanan, dan lain sebagainya. Selain itu, manfaatkan kartu kredit dan promo bank yang ada. Saya pribadi menggunakan Permata ShoppingCard dari PermataBank. Dari sini, saat saya perlu berbelanja online di ecommerce untuk membeli perlengkapan travel, saya bisa mendapatkan cashback sebanyak 5%. Selain itu, bila menggunakan PermataShoppingCard, terdapat cicilan 0% yang dapat dimanfaatkan. Sebenarnya, bisa saja saya membayar cash secara langsung. Akan tetapi, bila ada promo dengan cara cicilan yang tidak memberatkan kita, mengapa tidak kita memanfaatkannya? Uang lebihan yang ada jadi bisa kita alokasikan untuk kebutuhan lainnya. Kondisi pandemi saat ini banyak membuka mata orang akan pentingnya memilki dana darurat. Tapi berbicara mengenai bagaimana caranya untuk tetap dapat traveling, saya rasa, berbelanja dengan logika adalah salah satu solusinya. Segera download PermataMobile X di Apple Store atau Google Play untuk pengajuan PermataKartuKredit yang mudah dari rumah.