Saya merasa setiap orang pada akhirnya butuh tempat untuk bisa bercerita dan membagikan kegelisahan yang ia miliki dalam hidup. Di awal tahun 2020 lalu, saya memutuskan untuk membuat podcast beranma “Hello, atl”.
Keputusan ini sebenarnya saya ambil karena keinginan saya untuk memberikan ruang bagi teman-teman yang butuh tempat untuk bisa bercerita. Salah satu alasan lainnya adalah karena kerabat dekat saya yang pernah didiagnosis mengidap skizofrenia. Salah satu alasan masalah mental yang ia alami adalah karen masalah keluarga, ia harus kehilangan figure ayah di masa remaja yang kemudian diikuti dengan rumitnya hubungan antara dirinya dan ibu.
Melihat bagaimana perjalanan yang ia lalui dalam upaya untuk bisa kembali pulih membuat saya ingin berkontribusi untuk bisa sedikit membantu teman-teman lain yang mungkin punya pengalaman serupa. Ketika saya mulai membuat podcast dan mendengar cerita teman-teman yang harus berhadapan dengan berbagai masalah dalam keluarga, ternyata tanpa saya sadari energi ini juga terserap di dalam diri saya. Untuk bisa menyalurkan energi tersebut, saya akhirnya memutuskan untuk merilis lagu “A Lady With The Broken Heart” di bulan April lalu.
Lagu yang sudah saya tulis sejak bulan November 2022 ini sebenarnya merupakan perwujudan dari beragam cerita yang saya dapatkan dari kerabat, sahabat, dan juga narasumber yang ikut berbagi di podcast saya. Bercerita tentang perjalanan seorang anak perempuan yang harus menjadi saksi pertikaian orang tua, kemudian menginjak masa remaja ia berusaha kembali menemukan dirinya, hingga saat ia tumbuh dewasa dirinya berusaha mencari jawaban akan segala kejadian masa lalu yang ia alami.
Sebelum lagu ini akhirnya diperdengarkan ke publik, saya sebenarnya sempat khawatir bahwa mungkin ada beberapa pihak yang akan merasa tersinggung karena cerita dalam lagu ini. Ternyata, setelah dirilis saya justru mensyukuri keputusan ini. Ada beberapa teman yang kemudian menghubungi saya karena merasa bisa relate dengan cerita yang di sampaikan bahkan berterima kasih untuk lagu yang saya tulis.
Sebagai seorang musisi baru yang masih mencoba membuka jalan di dunia musik, saya ingin menghadirkan musik yang memang bermakna. Tidak hanya bagi pendengar tetapi juga diri saya sendiri. Saya juga sempat membuat hearing session untuk lagu ini yang kemudian dihadiri oleh lima orang, dua perempuan dan tiga laki-laki.
Dari sini, saya juga mendapat perspektif baru, bagaimana dua orang perempuan di usia 20-an yang harus tetap kuat dalam menghadapi konflik keluarga. Terlebih mereka juga merupakan anak sulung yang selalu berusaha tegar untuk adik-adiknya. Melalui sesi ini saya belajar ternyata sosok yang mungkin selalu tampil kuat ternyata juga butuh tempat untuk bisa berbagi kegelisahan yang mereka simpan rapat-rapat.
Saya belajar ternyata sosok yang mungkin selalu tampil kuat ternyata juga butuh tempat untuk bisa berbagi kegelisahan yang mereka simpan rapat-rapat.
Saya juga semakin berusaha untuk lebih mencoba memahami orang yang mungkin perilakunya terkadang terkesan menyebalkan bagi kita. Mungkin dirinya sudah melalui banyak hal-hal traumatis yang membuat dirinya berperilaku dengan kecenderungan tertentu. Berusaha memahami darimana datangnya prinsip hidup orang yang mungkin berbeda dengan kita dan memahami bahwa mereka mungkin sudah melalui banyak hal yang tidak pernah kita rasakan sebelumnya.
Melalui lagu “A Lady With The Broken Heart”, sebenarnya saya hanya ingin mengajak teman-teman yang mendengarkan untuk paling tidak bisa mendorong dirinya agar lebih bijak dalam melihat pengalaman buruk yang pernah dilalui. Saya berharap setiap orang yang punya luka dari masa lalu, karena keluarga atau alasan lainnya, bisa kembali menemukan dirinya dan berdamai dengan segala luka yang ia punya.
Hubungan anak dan orang tua itu sangat kompleks, kita pasti selalu punya hal-hal yang kita tidak suka dari orang tua, begitu juga sebaliknya. Entah dari cara mendidik, berbicara, atau bertengkar. Pada akhirnya serumit apapun hubungan kita dengan orang tua, jauh di dalam hati kita pasti sebenarnya kita tetap sayang dengan orang tua kita. Biasanya kalau ada hal yang tidak tuntas atau tidak pernah tersampaikan hingga akhir, penyesalannya akan jauh lebih besar. Jadi saya harap teman-teman yang sedang melalui masalah dalam hidupnya bisa menemukan cara berdamai yang paling sesuai bagi masing-masing individu.
Pada akhirnya serumit apapun hubungan kita dengan orang tua, jauh di dalam hati kita pasti sebenarnya kita tetap sayang dengan orang tua kita.