Aku mulai tertarik untuk memasak terutama seputar kue dan dessert karena tetanggaku saat masih tinggal di Jambi gemar memasak kue-kue jadul seperti bolu atau kue lebaran lainnya. Dari situ aku mulai coba-coba belajar, meski awalnya gagal. Lalu aku berpikir kenapa gagal dan akhirnya kembali mencoba hingga berhasil. Sampai akhirnya aku semakin serius dalam baking dan masuk SMK bagian pastry. Saat aku masih SMK juga aku berkesempatan untuk ikut kompetisi pastry siswa SMK nasional dan berhasil mendapat juara 3 nasional. Karena kompetisi ini pula akhirnya aku mendapat beasiswa dari Kemendikbud RI dan melanjutkan pendidikan yang fokus ke dunia pastry dan dessert di Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti.
Awalnya juga Ayahku tidak terlalu mendukung pilihanku untuk belajar memasak. Saat SMP aku bersekolah di Madrasah yang juga memang cukup kuat ilmu keagamaannya. Ayahku lebih ingin aku melanjutkan madrasah dan ilmu agama, tapi akhirnya Ibuku meyakinkan Ayah bahwa aku memang ingin belajar tentang pastry. Hingga akhirnya sekarang Ayahku justru memberikan dukungan yang sangat kuat untuk keinginanku ini karena melihat perjuanganku dalam menjalankan apa yang aku inginkan.
Di perkuliahan sebenarnya juga aku belajar semua aspek mulai dari pastry, cold dessert, hot kitchen seperti main course, housekeeping, hingga laundry. Tapi ternyata memang aku lebih passionate di dessert akhirnya aku pun lebih mendalami ilmu tentang pastry. Sebenarnya sama seperti hot kitchen, di bagian pastry juga kita mendapat tekanan dan tanggung jawab besar, tapi yang membedakan ruangan pastry harus tetap dingin karena kita akan mengolah krim atau cokelat. Pastry lebih menekankan detail, karena kalau gagal tidak ada cara lain selain membuat ulang dari awal. Menjadi pastry chef menurutku juga bukan hanya sekedar bisa buat kue atau cokelat. Tapi kita dituntut untuk bisa membangun kerjasama tim yang baik, menata rencana, dan cara kerja agar bisa dijalankan dengan baik serta efektif.
Menjadi pastry chef menurutku bukan hanya sekedar bisa buat kue atau cokelat. Tapi kita juga dituntut untuk bisa membangun kerjasama tim yang baik, menata rencana, dan cara kerja agar bisa dijalankan dengan baik serta efektif.
Sebagai anak yang datang dari luar Jakarta, aku sebelumnya juga punya pengalaman training di Jambi. Menurutku perbedaan yang terasa adalah selera masyarakat yang berbeda karena orang Jambi tidak terlalu suka makanan manis, sedangkan di Jakarta makanan manis lebih populer. Di Jakarta juga tidak banyak mempermasalahkan hidangan yang disajikan. Saat mendapat komplain biasanya aku berusaha untuk memahami masalahnya terlebih dahulu. Kalau memang masuk akal dan bisa membuat hidangan jadi lebih enak, tentu ini dapat menjadi evaluasi bagi diri aku sendiri. Tapi kalau sudah tidak masuk akan, menurutku lebih baik hanya dijawab namun tetap mempertahankan prinsip yang saya miliki.
Saat mendapat komplain biasanya aku berusaha untuk memahami masalahnya terlebih dahulu. Kalau memang masuk akal dan bisa membuat hidangan jadi lebih enak, tentu ini dapat menjadi evaluasi bagi diri aku sendiri.
Tahun depan aku juga diberi kepercayaan menjadi delegasi Indonesia di kompetisi dunia yaitu World Skill International di Shanghai pada 17-22 Oktober 2022. Akan ada 32 negara yang bersaing termasuk Indonesia pada cabang kompetisi yang aku ikuti, yaitu pastry and confectionery. Kompetisi ini adalah kompetisi untuk pemuda yang masih berusia dibawah 23 tahun. Untuk mengikuti kompetisi ini juga aku terlebih dahulu harus melalui kompetisi nasional. Mulai dari kompetisi siswa nasional di lombok pada 2018 dan akhirnya aku kembali terpilih di tahun 2020 untuk mewakili Indonesia.
Perjalananku dari Jambi ke Jakarta juga tetap butuh semangat belajar dan waktu bermain yang harus dikorbankan. Menurutku untuk anak-anak daerah, jangan memandang orang lain selalu lebih pintar, kita juga harus punya pola pikir bahwa kita pun bisa melakukan hal yang sama. Mengubah pola pikir juga penting, jangan merasa kecil karena berasal dari daerah. Jangan sampai pemikiran kita yang mengecilkan diri sendiri membuat kita merasa tidak bisa apa-apa. Ada banyak anak daerah yang juga bisa sukses.
Menurutku untuk anak-anak daerah, jangan memandang orang lain selalu lebih pintar, kita juga harus punya pola pikir bahwa kita pun bisa melakukan hal yang sama. Jangan merasa kecil karena berasal dari daerah.
Setiap masukan juga bisa jadi penting bahkan masukan dari generasi yang lebih muda sekalipun. Menurut aku pribadi, semua pendapat dari orang yang memang ingin mendukung kita boleh coba kita dengarkan dan setelahnya kita pilah mana yang bisa kita manfaatkan untuk memperbaiki diri. Tidak semua orang yang kita anggap cuma bisa komentar berarti salah, coba saja dengarkan dulu. Untuk semua yang sedang mulai menekuni passion, semangat jangan lupa belajar giat. Nanti pasti ada kesempatan bagi kita untuk bermain.
Tidak semua orang yang kita anggap cuma bisa komentar berarti salah, coba saja dengarkan dulu.