Pakaian dapat menjadi representasi diri untuk membedakan kita dengan orang lain. Lewat pakaian yang dikenakan, kita juga bisa mengekspresikan diri. Tapi mengenakan pakaian tertentu tidak langsung mengubah kita menjadi seseorang yang percaya diri. Soal kepercayaan diri, kita harus menumbuhkannya dari dalam dan itu butuh proses. Dulu aku juga bukan orang yang berani pakai baju dengan warna terang seperti pink. Aku merasa tidak cocok dengan warna itu. Seiring berjalannya waktu, aku bisa menyesuaikan dan tidak masalah dengan warna itu.
Kepercayaan diri harus dimulai dari bagaimana kita bisa menghargai tubuh dan seberapa besar cinta kita pada diri sendiri. Jadi sebenarnya, tidak ada seorang yang tidak percaya diri. Dengan self-love atau mencintai diri sendiri akan segala kelebihan dan kekurangannya serta dibantu dengan orang-orang sekitar yang mendukung, kita bisa meningkatkan kepercayaan diri. Barulah kita bisa nyaman menggunakan apapun itu. Termasuk menggunakan bikini. Bikini secara tidak langsung bisa menjadi medium untuk kita mengekspresikan diri. Tapi tentunya ketika dipakai sesuai pada tempatnya.
Kepercayaan diri harus dimulai dari bagaimana kita bisa menghargai tubuh dan seberapa besar cinta kita pada diri sendiri.
Aku paham betul banyaknya stigma di masyarakat kita tentang perempuan dan bikini. Seringkali perempuan memakai bikini dipandang buruk. Padahal menurutku mengenakannya bukanlah sesuatu yang salah. Itu semua kembali lagi ke tiap orang masing-masing, pastinya. Kalau bagiku pribadi, memakai bikini menjadi caraku untuk mengekspresikan diri. Bahwa aku mencintai tubuhku apa adanya dengan segala kekurangannya. Sekaligus juga menggambarkan kebebasanku sebagai individu untuk memilih. Menurutku, selama kita bisa merepresentasikannya dalam konsep yang masih bisa diterima seharusnya tidak ada sah-sah saja karena kita punya kebebasan untuk memilih. Kalau pria di pantai boleh telanjang dada dengan bebas, mengapa perempuan tidak boleh pakai bikini jika memang dipakai tempat yang seharusnya?
Dengan alasan yang serupa, aku menghadirkan sebuah brand bikini: Cover Me Not. Awalnya memang Cover Me Not dibuat untuk para perempuan yang memiliki payudara kecil. Agar mereka bisa merasa nyaman menggunakan bikini. Tapi lambat laun aku menyadari bahwa setiap perempuan dengan tubuh yang berbeda-beda harus bisa merasa nyaman dengan dirinya sendiri. Akhirnya aku juga merancang bikini untuk berbagai ukuran dan bentuk tubuh supaya setiap perempuan terwakili.
Tidak mudah memang mengenalkan bikini di masyarakat kita yang masih menganggap mengenakan bikini adalah tabu. Tapi aku melihat para perempuan bule begitu percaya diri mengekspos keindahan tubuh mereka dengan mengenakan bikini dan aku berusaha untuk menularkan itu pada para perempuan di Indonesia. Aku menemukan bahwa banyak dari perempuan Indonesia yang memang berani mengekspresikan dirinya dengan memakai bikini. Beberapa juga ada yang kurang berani tapi mau pakai sehingga tim kami membuatkan sesuai keinginan mereka.
Bisa dibilang lewat Cover Me Not aku berharap para perempuan bisa memiliki kebebasannya untuk memilih dan mengekspresikan diri. Mereka juga bisa mencintai setiap bagian tubuhnya dan tidak lagi menanamkan stereotip tertentu karena setiap tubuh itu bagus. Kita sebagai perempuan harus belajar untuk merasa nyaman dengan bentuk dan ukuran tubuh kita sendiri. Entah dengan bikini atau dengan cara masing-masing. Bagiku, karena aku mencintai tubuh maka aku menjaganya baik-baik dengan olahraga, konsumsi asupan yang sehat, dan berusaha tidak stres. Ketika menggunakan bikini aku juga mencintai diriku sendiri. Terutama bikini yang berasal dari hasil rancanganku sendiri. Seakan itu melipat-gandakan kebahagiaanku. Aku percaya setiap perempuan harus belajar mencintai dirinya sendiri dengan caranya masing-masing. Dengan pakaiannya masing-masing.
Aku percaya setiap perempuan harus belajar mencintai dirinya sendiri dengan caranya masing-masing. Dengan pakaiannya masing-masing.