Memasuki usia tiga puluh, ada satu hal yang ingin saya pelajari lebih dalam untuk diri sendiri yaitu untuk bisa lebih tenang mengerjakan semua hal satu per satu. Sampai saat ini saya juga masih berusaha untuk terus mengingatkan diri sendiri bahwa semua orang memiliki kecepatannya masing-masing. Saya masih terus berupaya untuk mengingatkan diri bahwasaya tidak harus sama seperti orang lain, karena mereka juga punya ceritanya sendiri-sendiri. Saya tidak harus menjalani hidup sama seperti orang lain dan begitu juga sebaliknya.
Selama ini rasanya saya terlalu fokus untuk memikirkan kenapa saya tidak bisa menjalani hidup seperti orang lain yang mungkin dianggap lebih ideal, padahal kalau dipikir-pikir kembali mungkin dia juga tidak bisa seperti apa yang aku jalani hingga saat ini. Jadi saya ingin lebih bisa fokus pada apa yang harus dan ingin saya lakukan saja. Mencoba untuk bisa berjalan lurus ke depan, setelah selama ini mungkin sudah terlalu banyak melihat ke kiri dan kanan.
Bisa jadi kegelisahan saya akan perjalanan dalam hidup juga dipengaruhi oleh pandemi yang sempat membuat hidup kita terisolasi dari orang lain. Kini, setelah keadaan membaik dan sudah bisa mulai bertemu dengan orang lain, tiba-tiba semua orang seperti membuat progres dalam hidupnya masing-masing yang tak jarang mengejutkan dan tak terduga. Lantas tanpa sengaja saya membandingkan diri dengan mereka dan berujung pada kesimpulan bahwa saya menjalani hidup yang berbeda dengan orang lain. Padahal, saya mungkin terlalu sibuk melihat kehidupan orang lain dan lupa untuk bisa melihat sudah sejauh mana perjalanan yang sudah saya tempuh sendiri.
Sejujurnya hal yang paling saya cemaskan dari pertambahkan usia ialah tanggung jawab dan ekspektasi dari orang-orang di sekeliling saya. Kini saya mulai menyadari, sebesar apa pun ekspektasi yang orang miliki terhadap saya, pada dasarnya saya hanya perlu menjalani hidup yang saya miliki. Berupaya sebaik yang saya mampu lalu lihat hasilnya nanti.
Saya sebenarnya bukan orang yang suka merayakan ulang tahun. Mungkin karena tidak terlalu suka fakta bahwa usia saya bertambah, meski begitu ternyata di ulang tahun ke-30 kemarin rasanya tidak seburuk itu. Merayakan pertambahan usia dengan sederhana dan berkumpul bersama orang-orang tersayang ternyata menyenangkan, ya. Sejujurnya masih ada beberapa kegelisahan yang mungkin terkadang muncul, tapi setelah dipikir-pikir, toh saya baru memulai usia ini. Ternyata dengan berusaha melepaskan rasa takut terhadap masa depan bisa membuat saya lebih bersemangat menyambut apa yang akan terjadi esok.
Kegelisahan serta momentum penting yang saya lalui selama ini juga saya ceritakan melalui sepuluh lagu yang terangkum dalam album “Kelahiran Kala Nanti” yang baru saya rilis. Beberapa lagu sebenarnya sudah mulai dikerjakan sejak tahun 2021, sampai akhirnya saya lebih menggali cerita dan kosep musik yang ingin saya rilis akhirnya lahirlah album perdana saya ini.
Lagu “SatuSatu” yang menjadi focus track di album ini justru adalah lagu terakhir yang rampung dikerjakan. Saya merasa ini adalah lagu yang cukup bisa merangkul keseluruhan cerita dalam album ini karena ada banyak hal-hal yang tak terduga terjadi dalam pengerjaaan album. Lagu “SatuSatu” rasanya hadir sebagai penenang dan pengingat bagi diri saya sendiri bahwa semua bisa dikerjakan satu per satu dan pasti akan selesai juga pada akhirnya.
Harapan saya terhadap album ini sebenarnya sangat sederhana, sesederhana agar siapapun yang mendengarkan tidak merasa sendirian. Selama ini mungkin kamu merasa tidak punya kawan dalam menjalankan banyak hal dalam hidup dan ini wajar. Meski begitu kita tetap bisa mencoba untuk menormalisasi apa yang kita rasakan bahwa kita tidak pernah benar-benar sendirian, ada banyak orang lain yang juga sedang berjuang untuk dirinya sendiri.
Kalau saya bisa mengingatkan diri saya sepuluh tahun lalu, saya hanya ingin mengatakan just do it your way. Jangan terlalu fokus untuk terus menerus melihat kiri-kanan, hidup yang dijalani orang lain boleh saja dijadikan contoh tapi jangan jadikan perbandingan. Jangan sampai kita yang terlalu banyak menahan diri dan tidak berani berjalan kemana-mana. Kalau kamu terlalu banyak berpikir, coba imbangin hal ini dengan berusaha lebih banyak, kalau bisa transfer energinya untuk bisa melakukan sesuatu yang lebih nyata.
Jangan terlalu fokus untuk terus menerus melihat kiri-kanan, hidup yang dijalani orang lain boleh saja dijadikan contoh tapi jangan jadikan perbandingan. Jangan sampai kita yang terlalu banyak menahan diri dan tidak berani berjalan kemana-mana.