Berawal dari sebuah pertemuan dengan teman-teman masa kecil, aku kembali teringat tentang betapa berharganya waktu saat kita masih anak-anak. Bertemu dengan teman-teman yang dulu menghabiskan waktu bersama untuk menonton serial kartun favorit di televisi, sembari berbagi kabar dan bernostalgia membicarakan momen-momen masa kecil ternyata menyenangkan. Mengingat kembali masa-masa saat kita belum terbebani dengan segala ekspektasi dan tanggung jawab yang hari ini kita emban.
Masa kecil ternyata menjadi saat yang aku rindukan. Hari di mana hal yang paling kita cemaskan adalah permainan apa yang harus kita lakukan dengan teman-teman selepas pulang sekolah atau bagaimana cara membagi waktu antara menyelesaikan PR dan bermain dengan teman sebaya hingga sore menjelang malam. Sebenarnya aku percaya bahwa setelah kita beranjak dewasa pun, kita masih memiliki sisi kekanakan di dalam diri. Untuk mengingat kembali masa-masa itu dan mendekap anak kecil yang masih ada di dalam diri, akhirnya aku merilis lagu “Kid”.
Masa kecil ternyata menjadi saat yang aku rindukan. Hari di mana hal yang paling kita cemaskan adalah permainan apa yang harus kita lakukan dengan teman-teman selepas pulang sekolah atau bagaimana cara membagi waktu antara menyelesaikan PR dan bermain dengan teman sebaya hingga sore menjelang malam.
Lagu “Kid” ini pada dasarnya cerita tentang masa-masa menyenangkan dan tanpa beban yang kita lalui sebagai anak-anak. Meski begitu, kalaupun penjelajahan waktu itu nyata, aku tidak ingin kembali ke masa lalu. Alasannya karena aku takut akan mengacaukan sesuatu di masa lalu dan mengubah masa sekarang. Aku memang merindukan masa-masa menjadi anak kecil, tapi aku tetap mengapresiasi dan mensyukuri diriku dan apa yang aku punya dalam hidupku hari ini.
Kalaupun bisa kembali ke masa lalu, aku hanya ingin menjadi penonton tanpa bisa dilihat oleh siapapun. Kembali ke saat usiaku masih 2 atau 3 tahun mungkin terdengar menyenangkan, karena aku sama sekali tidak memiliki memori akan masa itu. Sepertinya menyenangkan untuk melihat anak seperti apa aku saat masih di usia 2 tahun.
Jika dipikirkan kembali mungkin sebenarnya hal yang aku rindukan dari masa kecil adalah kebebasan dan interaksi yang aku lakukan bersama teman-teman di dunia nyata. Di era ini, kita banyak sekali menerima informasi tanpa henti. Ada banyak sekali pekerjaan yang harus kita selesaikan tapi juga ada banyak sekali distraksi dari berbagai sumber. Saat masih kecil, paling tidak berdasarkan pengalamanku, rasanya aku lebih banyak menghabiskan waktu di luar ruangan. Bermain sepeda dengan teman-teman ke taman kompleks, memanjat pohon tanpa alasan jelas, berbaring di rumput sembari menebak bentuk awan, masa-masa ini rasanya harus lebih bisa kita syukuri.
Bermain sepeda dengan teman-teman ke taman kompleks, memanjat pohon tanpa alasan jelas, berbaring di rumput sembari menebak bentuk awan, masa-masa ini rasanya harus lebih bisa kita syukuri.
Terkadang aku merasa bersalah karena terlalu sering terdistraksi dengan gadget dan media sosial. Perlu diakui, media sosial juga pada dasarnya memberikan kita hiburan tapi terkadang terasa sangat melelahkan kalau menghabiskan sepanjang hari di depan layar. 10 atau 20 tahun lalu, kita lebih banyak menikmati dunia dengan segala indera yang kita punya. Ada baiknya paling tidak satu hari dalam seminggu kita menyimpan ponsel kita sejenak untuk mendengar, melihat, dan merasakan secara langsung dunia yang kita hidupi. Semoga lagu “Kid” juga bisa menjadi teman bersantai sambil bernostalgia untuk teman-teman yang mendengarkan.
Ada baiknya paling tidak satu hari dalam seminggu kita menyimpan ponsel kita sejenak untuk mendengar, melihat, dan merasakan secara langsung dunia yang kita hidupi.