Apa yang biasanya kamu lakukan saat sedang berada di jalan menuju sebuah tempat tujuan?
Kalau aku, sering kali aku membiarkan pikiran bebas berandai-andai. Terlebih saat berada di transportasi umum, aku senang sekali merangkai cerita di kepala berdasarkan apa yang aku lihat di perjalanan. Misalnya, saat melihat dua orang yang sedang berjalan bersama, aku mencoba menebak hubungan apa yang terjadi di antara mereka? Pacaran atau mungkin hanya sekedar teman?
Entah kenapa kalau dipikir-pikir kembali, aku memang suka merangkai cerita dari hal-hal yang aku lihat. Tidak selalu kemudian aku ceritakan kembali, hanya menjadi hiburan untukku sendiri saat harus menghabiskan waktu di jalan. Kebiasaaan ini di kemudian hari ternyata cukup berperan dan membantuku dalam menghasilkan karya musik, sebuah dunia karya yang juga aku senangi.
Sebuah lagu yang kemudian hadir berdasarkan cerita yang aku bayangkan di kepala adalah “Legend” yang baru-baru ini aku rilis. Dari segi lirik, lagu ini bercerita tentang caraku mengingatkan agar jangan terlalu bergantung pada kehadiran seseorang. Jangan jadikan orang lain sebagai seluruh duniamu. Kamu juga perlu menjadi penting di duniamu sendiri tanpa harus bergantung pada kehadiran orang lain. Kita harus bisa berbaik hati pada diri sendiri.
Jangan jadikan orang lain sebagai seluruh duniamu. Kamu juga perlu menjadi penting di duniamu sendiri tanpa harus bergantung pada kehadiran orang lain.
Berbicara tentang kemandirian, dulu aku sama sekali bukan seseorang yang mandiri. Bahkan, aku merasa sulit sekali untuk makan atau belanja kebutuhan bulanan sendiri, karena terlalu membosankan. Kemudian cara pandang ini berubah saat aku harus tinggal sendiri untuk berkuliah. Meski perubahan ini hadir karena keadaan yang mau tidak mau memaksaku untuk lebih mandiri, sekarang aku sudah lebih nyaman dengan diriku sendiri. Makan hingga menonton konser sendiri menurutku kini tidak lagi terlalu menyeramkan, bahkan bisa tetap menyenangkan.
Lagu “Legend” sebenarnya tidak ada kaitannya sama sekali dengan pengalaman personalku. Cerita lagu ini seluruhnya hadir berdasarkan kesan dan terkaanku terhadap dua orang yang aku temui di sebuah mall. Saat itu aku melihat dua orang yang cukup terkenal di media sosial, kemudian hanya berdasarkan apa yang aku lihat, aku mulai merangkai cerita di dalam kepalaku. Entah kenapa cerita yang kemudian muncul adalah tentang sebuah hubungan toxic dimana salah satu pihak mulai menunjukkan rasa tidak peduli sedangkan pasangannya tetap ingin bertahan. Berdasarkan hal ini, kemudian hadirlah lagu “Legend”.
Dari sisi pengerjaan kreatif, sebenarnya lagu ini cukup lama aku simpan sebelum akhirnya dirilis. Lagu “Legend” sebenarnya sudah aku tulis sejak masa SMA, jadi bisa dikatakan lagu ini sempat aku simpan selama tujuh tahun. Kemudian beberapa waktu lalu aku berencana untuk merilis lagu baru dan aku kemudian berpikir bahwa saat membuat musik tidak selamanya harus hadir berdasarkan pengalaman pribadi, bisa juga dari cerita fiktif. Bagiku musik adalah medium bercerita entah itu pengalaman pribadi ataupun tidak. Termasuk dari sisi aransemen musik, aku memang suka menggabungkan nuansa musik yang berbeda di dalam satu lagu. Menurutku ini membuat sebuah lagu terasa fresh dan unexpected saat didengarkan.
Bagiku musik adalah medium bercerita entah itu pengalaman pribadi ataupun tidak.
Aku berharap lagu “Legend” ini tidak hanya menjadi sebuah lagu yang menyenangkan untuk didengarkan tetapi juga bisa menginspirasi teman-teman untuk ikut mencurahkan hatinya lewat medium seni apapun. Bisa musik, melukis, atau medium seni lainnya. Karena aku juga mendapat banyak inspirasi dari orang lain, semoga apa yang aku bagikan melalui musik pada akhirnya bisa menjadi inspirasi bagi teman-teman untuk berbagi cerita.