Bersyukur adalah hal paling mudah dilakukan oleh manusia atas semua berkat, rezeki, nikmat, kemudahan, dan situasi yang diberikan atau yang disediakan oleh Sang Maha Sumber. Saya percaya saat kita merasa bersyukur, mengucapkannya di dalam hati atau bersuara, kemudian diselaraskan dengan ucapan, pikiran dan perbuatan, akan membawa sinyal baik ke otak yang kemudian diproses lalu diteruskan ke anggota tubuh hingga terpancar dan membuat kita merasa lebih sehat. Bersyukur adalah salah satu cara kita sebagai manusia untuk sadar dengan semua hal-hal kecil yang ada di dalam kehidupan. Saat kita merasa bersyukur, kita memberi apresiasi lebih terhadap yang dirasakan, dilihat, didengar, melalui semua indera yang dimiliki. Otomatis membawa atau membuat kita merasa bahagia. Saat merasa bahagia, dan selaras dengan ucapan, pikiran dan perbuatan, rasa bahagia akan terpancar di dalam diri, perlahan dan pasti, jiwa atau mental kita pun membaik dan merasa lebih sehat.
Saat kita merasa bersyukur, mengucapkannya di dalam hati atau bersuara, kemudian diselaraskan dengan ucapan, pikiran dan perbuatan, akan membawa sinyal baik ke otak yang kemudian diproses lalu diteruskan ke anggota tubuh hingga terpancar dan membuat kita merasa lebih sehat.
Namun memang untuk tahu dampak dari bersyukur itu sendiri hanya kita yang tahu karena hal-hal atau perjalanan spiritual hanya diri kita sendiri yang merasakan. Mudahnya, hal-hal kecil yang saya apresiasi dan syukuri dalam keseharian belum tentu dapat diapresiasi dan disyukuri oleh orang lain. Begitu pun sebaliknya. Contoh; betapa saya merasa sangat bahagia saat jalan melewati area Dukuh Atas di suatu malam. Melihat gedung tinggi dengan lampu-lampu menyala, layar LED terang berwarna warni, mendengar suara orang tertawa atau ngobrol, suara kendaraan lewat, angin berhembus ringan, semuanya terlihat biasa saja untuk orang yang terbiasa lewat area itu dan tidak menyadarinya. Buat saya saat itu, istimewa sekali, karena saya jarang lewat area itu, dan sebelumnya yang saya lihat dan perhatikan hanya layar laptop. Secara personal, saya menghargai perjalanan hidup, cara pandang atau perjalanan spiritual tiap-tiap orang. Semua tentang perjalanan diri sendiri. Apabila dirasa sesuai, berdampak positif dan dapat diterapkan kepada orang di sekitar kita, mari kita bagikan rasa bahagia dan bersyukur ini, dan mari melakukannya bersama.
Dampak dari bersyukur sebenarnya tidak hanya proses yang bisa dijelaskan secara spiritual saja melainkan juga secara sains. Tubuh kita sangat pintar karena banyak hormon yang diproduksi sendiri, selain endorfin, ada serotonin, dopamin dan oksitosin, yang kita stimulasi dengan perasaan-perasaan bahagia dan bersyukur, membuat otak dan tubuh kita menjadi lebih sehat. Karena tanpa disadari kita melepaskan sedikit demi sedikit rasa stres yang mendatangi. Saat kita merasa bersyukur secara jasmani pun akan merasa sangat sehat. The power of having gratitude attitude. Akan tetapi kita seringkali kurang memikirkan perilaku bersyukur tersebut. Betapa beruntungnya kita memiliki 24 jam dalam satu hari, 60 menit dalam satu jam, dengan beragam aktivitas yang dilakukan. Banyak hal yang bisa dilihat, dirasakan, berita baik yang didengar, dibaca, disaksikan, musik yang menyenangkan, orang-orang baik yang kita temui dan sebagainya. Apabila kita sadari sepenuhnya, kita seperti diberikan kesempatan setiap saat untuk bersyukur, berterima kasih kepada semua yang hadir dalam kehidupan kita. Jadi sebenarnya yang harus kita lakukan adalah untuk memanfaatkan kesempatan tersebut.
Betapa beruntungnya kita memiliki 24 jam dalam satu hari, 60 menit dalam satu jam, dengan beragam aktivitas yang dilakukan.
Lalu bagaimana cara yang tepat kita harus bersyukur? Salah satunya memang lewat menjalankan agama karena menurut saya, berdoa adalah bentuk komunikasi dengan Tuhan – sang Maha Sumber. Di dalam doa tersebut tentu juga ada ucapan terima kasih, ungkapan rasa bersyukur, niat dan harapan. Tapi bersyukur bisa dalam beragam bentuk; ungkapan, journaling bisa dengan tulisan atau gambar. Semuanya tergantung niat dan cara kita. Tidak ada benar dan salah. Saya akan mengutip salah satu ayat favorit mengenai bersyukur yaitu QS 14 ayat 7: "Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka azab-Ku sangat berat".
Bagaimana kita melihat dunia, hidup kita, semuanya adalah soal mindset. Cara berpikir. Begitu juga dengan rasa bersyukur. Semuanya mengenai cara berpikir. Contoh, makan siang gratis yang sudah disediakan, buat orang-orang yang membutuhkan makanan, akan merasa cukup dan mewah. Buat orang-orang yang belum membutuhkan makanan, makan siang gratis tersebut bisa menjadi hanya sebuah pilihan, mau dikonsumsi atau memilih yang lain. Tergantung cara kita melihat kebutuhan masing-masing. Niat untuk mengubah hidup pun berproses. Ada rasa kurang nyaman awalnya, lama kelamaan setelah dijalani, banyak keuntungan yang positif yang diterima yang dirasakan, akhirnya menjadi terbiasa. Akhirnya kita bertumbuh, berkembang dengan kesadaran baru. Cara berpikir atau kepercayaan yang sudah tidak bermanfaat lagi pun berganti. Seperti kupu-kupu, sebelum menjadi kupu-kupu, dia memulainya dengan menjadi ulat. Menurut saya, cara berpikir pun seperti itu.
Bagaimana kita melihat dunia, hidup kita, semuanya adalah soal mindset.
Proses itu tadi, kadang kita belum bisa langsung melihat atau merasa bersyukur karena satu kejadian. Saat kita bertumbuh setiap hari, sadar dengan cara berpikir baru, baru bisa melihat dari beragam sisi kemudian mulai bersyukur. Prosesnya juga bermacam-macam. Jujur saya merasa semua hal sudah tersedia di hadapan kita. Dan kita memanfaatkannya begitu saja tanpa memikirkan secara bijak baik-tidaknya. Kemudian semuanya sudah terasa seperti default – standar. Contoh: bernapas. Apabila kita sadar, bahwa napas adalah pemberian Tuhan yang tidak bernilai, saat menarik napas dengan sadar saat meditasi, kita bisa merasakan cinta dan kebaikan dari Tuhan. Memenuhi dada kita dengan perasaan cinta dan kebaikan. Dan saat menghembuskan napas perlahan, kita akan merasakan rasa cinta dan kebaikan mengalir ke seluruh tubuh.
Saya percaya kita bertumbuh. Dalam kehidupan seperti bermain game, kalau sudah selesai di level satu, naik ke level dua, tantangan dan keseruannya berbeda. Begitu pun level tiga, empat, dan seterusnya. Saya rasa, tantangan hidup manusia berbeda-beda. Contoh, waktu kita masih di sekolah dasar, tantangannya hanya belajar menghitung, perkalian, pembagian. Kemudian saat duduk di sekolah menengah, kita mulai menghadapi rumus-rumus lain. Begitu seterusnya. Dan menurut saya, begitupun hidup. Bersyukur saat ada di masa berat, akan menghargai proses hidup. Bersyukur di saat ini, akan menghargai masa-masa lainnya. Nikmati prosesnya. Jadi, kita harus kembali bertanya pada kita hari ini. Apa yang membuat kita bersyukur hari ini?
Bersyukur saat ada di masa berat, akan menghargai proses hidup. Bersyukur di saat ini, akan menghargai masa-masa lainnya.