Self Health & Wellness

Momen Pahit yang Membentuk Diriku

Ashtra Dymach

@ashtradymach

Doula, Life Coach, dan Founder Halo Ibu

Pernahkan kamu mendengar istilah yaitu matrescenes? Ini adalah masa transisi ketika seorang perempuan berproses menjadi seorang ibu. Ia akan mengalami perubahan secara terus dalam aspek fisiologis, psikologis, spiritual, hingga sosial. Perempuan tersebut kini tidak lagi menjadi individu yang sama.  Sebuah riset dari Harvard University sebenarnya mengungkapkan bahwa hal ini sebenarnya bisa dicegah. Menjadi seorang ibu bukan hal yang tiba-tiba terjadi, ada proses panjang yang harus dijalani.

Lingkungan sekitar memaksa seorang perempuan untuk langsung bisa berubah dan menyesuaikan diri. Padahal, waktu kecil kita bahkan tidak pernah mendapat pengertian seperti apa rasanya menjadi seorang ibu kelak. Maka, wajar kalau banyak orang, termasuk saya juga sempat bimbang bahkan merasa kehilangan diri sendiri ketika banyak hal dalam hidup saya harus berubah.

Waktu kecil kita bahkan tidak pernah mendapat pengertian seperti apa rasanya menjadi seorang ibu kelak. Maka, wajar kalau banyak orang, termasuk saya juga sempat bimbang bahkan merasa kehilangan diri sendiri ketika banyak hal dalam hidup saya harus berubah.

Di tahun 2013 saya melahirkan anak pertama dan menjadikan saya  seorang ibu. Saat itu media sosial belum sebesar sekarang, jadi saya tidak punya sudut pandang yang cukup beragam tentang pengalaman menjadi seorang ibu. Semua orang hanya membicarakan hal-hal indah yang dirasakan ketika menjalankan peran sebagai ibu. Padahal, melahirkan saja sudah menjadi kondisi yang tentu tidak nyaman untuk dirasakan, dan jarang orang-orang membicarakan ini.

Di fase kehamilan, kesehatan ibu dan bayi selalu menjadi prioritas bagi banyak orang. Jarang sekali atau bahkan tidak ada yang bertanya sebenarnya bagaimana kabar sang ibu saat itu. Saya ingat betul rasa bahagia yang saya dapatkan saat mengangkat sebuah telepon dari pegawai bank yang membuka percakapan dengan pertanyaan sederhana, “halo ibu, apa kabar?”. Saat semua orang sibuk dengan hidupnya, sebagai ibu muda pertanyaan ini penting. Mungkin terdengar seperti basa-basi, tapi momen ini menyadarkan saya bahwa dipedulikan ternyata membahagiakan.

Saya ingat betul rasa bahagia yang saya dapatkan saat mengangkat sebuah telepon dari pegawai bank yang membuka percakapan dengan pertanyaan sederhana, “halo ibu, apa kabar?”. Saat semua orang sibuk dengan hidupnya, sebagai ibu muda pertanyaan ini penting. Mungkin terdengar seperti basa-basi, tapi momen ini menyadarkan saya bahwa dipedulikan ternyata membahagiakan.

Ada saat ketika bertemu dengan orang lain entah mengapa terasa memalukan. Bisa jadi karena teman-teman sebaya saya sedang membangun karir, ada yang jadi jurnalis, ada yang ditugaskan ke luar kota atau bahkan luar negeri. Fakta ini kemudian membuat saya bertanya-tanya, apakah hanya saya yang merasa kesulitan? Lantas saya memutuskan untuk berbincang dengan perempuan-perempuan lain yang juga kerap membagikan pengalamannya sebagai seorang ibu melalui media sosial. Perbincangan tersebut mengantarkan saya kepada sebuah kesimpulan, bahwa ternyata apa yang saya rasakan rupanya sangat wajar.

Fakta bahwa banyak ibu-ibu muda lain yang juga merasakan tantangan yang saya alami ternyata menenangkan. Saya mencari tahu dengan mewawancarai beberapa ibu lain, saya ingin mengetahui apa ibu lain merasakan apa yang saya rasakan? Kemudian saya membuat sebuah support group Bernama “Lingkaran Ibu”, tempat di mana kita bisa saling berbagi dan mendukung tanpa menghakimi. Terkadang seorang ibu hanya perlu diberikan ruang dan diyakinkan bahwa apa yang selama ini dirinya rasakan adalah valid dan tidak ada yang salah akan hal itu. Perempuan hanya butuh didengarkan dan didukung tanpa dihakimi.

Pada tahun 2020 lalu saat pandemi dimulai saya dan tim Halo Ibu membuat kelas meditasi bersama selama enam bulan dan ternyata antusiasme yang hadir di luar ekspektasi. Seratus ibu dari pelbagai daerah di dalam dan luar negeri  Bermeditasi sembari bertukar kabar dengan ibu-ibu lainnya, ini  terasa begitu magis. Kita berkumpul saling mengatur nafas, berbagi asa, dan saling mendukung!

Setelah sempat merasa kehilangan diri sendiri, saya mulai menerapkan praktik mindfulness dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah dengan berterima kasih dan memberikan pujian pada diri saya sendiri. Keputusan saya untuk mengubah narasi dalam tubuh ternyata membuat hidup saya juga berubah. Berbuat baik kepada orang lain ternyata bisa diawali dengan berbaik hati pada diri sendiri.

Berbuat baik kepada orang lain ternyata bisa diawali dengan berbaik hati pada diri sendiri.

Bahagia ternyata bisa datang dari hal-hal sesederhana menikmati waktu tenang di pagi hari. Menikmati suasana pagi sambil membaca buku atau berolahraga ternyata bisa begitu menenangkan sekaligus membahagiakan. Menjadi Ibu, saya pikir saya kehilangan diri saya, ternyata saya melambat, melihat kedalam, merasakan kepahitan dan menemukan diri saya lagi. Ketika saya merasa, saya memberikan ruang untuk diri saya bertumbuh, dan bersiap untuk  berkolaborasi dengan pelbagai ide.

Menjadi Ibu, saya pikir saya kehilangan diri saya, ternyata saya melambat, melihat kedalam, merasakan kepahitan dan menemukan diri saya lagi. Ketika saya merasa, saya memberikan ruang untuk diri saya bertumbuh, dan bersiap untuk  berkolaborasi dengan pelbagai ide.

Related Articles

Card image
Self
Peran Mentorship Untuk Pendidikan Yang Lebih Baik

Jika melihat kembali pengalaman pembelajaran yang sudah aku lalui, perbedaan yang aku rasakan saat menempuh pendidikan di luar negeri adalah sistem pembelajaran yang lebih dua arah saat di dalam kelas. Ada banyak kesempatan untuk berdiskusi dan membahas tentang contoh kasus mengenai topik yang sedang dipelajari.

By Fathia Fairuza
20 April 2024
Card image
Self
Alam, Seni, dan Kejernihan Pikiran

Menghabiskan waktu di ruang terbuka bisa menjadi salah satu cara yang bisa dipilih. Beberapa studi menemukan bahwa menghabiskan waktu di alam dan ruang terbuka hijau ternyata dapat membantu memelihara kesehatan mental kita. Termasuk membuat kita lebih tenang dan bahagia, dua hal ini tentu menjadi aspek penting saat ingin mencoba berpikir dengan lebih jernih.

By Greatmind x Art Jakarta Gardens
13 April 2024
Card image
Self
Belajar Menanti Cinta dan Keberkahan Hidup

Aku adalah salah satu orang yang dulu memiliki impian untuk menikah muda, tanpa alasan jelas sebetulnya. Pokoknya tujuannya menikah, namun ternyata aku perlu melalui momen penantian terlebih dahulu. Cinta biasanya dikaitkan dengan hal-hal indah, sedangkan momen menanti identik dengan hal-hal yang membosankan, bahkan menguji kesabaran.

By Siti Makkiah
06 April 2024