Sejalan dengan waktu, mimpi yang kita punya akan berubah mengikuti perkembangan hidup dan prioritasnya. Kita kerap memimpikan sesuatu yang besar tanpa memahami apakah mimpi itu benar penting untuk hidup kita atau tidak. Sampai-sampai melupakan bahwa memimpikan sesuatu yang sederhana bisa membawa dampak yang lebih. Tentu saja kita tetap harus punya mimpi untuk dikejar. Tapi menurutku, kita harus tahu alasan kuat di balik mimpi itu. Mengetahui alasan mengapa penting untuk mengasah kemampuan di satu bidang demi tercapainya mimpi tersebut?
Kita kerap memimpikan sesuatu yang besar tanpa memahami apakah mimpi itu benar penting untuk hidup kita atau tidak. Sampai-sampai melupakan bahwa memimpikan sesuatu yang sederhana bisa membawa dampak yang lebih.
Dulu aku punya mimpi untuk mendapatkan penghargaan di Grammy Awards. Tapi beranjak dewasa aku merasa mimpi itu ternyata tidak sepenting itu. Aku memilih untuk fokus dengan apa yang dekat denganku sekarang. Dengan apa yang bisa berdampak di lingkungan sekitarku. Aku menyadari ternyata sebuah mimpi yang besar tak perlu muluk-muluk. Aku sekarang berpikir bahwa mimpi yang lebih sulit dicapai adalah ketika aku bisa memberikan dampak pada orang-orang yang mendengarkan karyaku sebagai musisi. Mimpi yang terlihat kecil ini ternyata maknanya jauh lebih besar ketimbang menang sebuah penghargaan.
Aku menyadari ternyata sebuah mimpi yang besar tak perlu muluk-muluk. Aku sekarang berpikir bahwa mimpi yang lebih sulit dicapai adalah ketika aku bisa memberikan dampak pada orang-orang yang mendengarkan karyaku sebagai musisi.
Dalam kasusku, terkadang mencapai mimpi yang aku idamkan menjadi sulit karena banyak rasa minder dan ketakutan dalam diri yang menghalangi. Di tahun ini, aku seakan mendorong diri lebih kuat agar tidak minder dan percaya pada kemampuanku. Aku meyakini bahwa membiarkan diri dalam rasa minder akan membuatku berhenti melakukan sesuatu yang diinginkan. Sebagai manusia yang terus bergerak tentu saja ini menjadi tidak baik. Kita tidak akan berkembang jika terus memberikan alasan pada diri, “Aku belum jago, belum sehebat orang lain”. Justru setelah melewati tantangan, menghadapi rasa minder, aku jadi tahu batas diriku sendiri, kelebihan dan kekuranganku. Setiap kali aku melakukan hal yang ditakuti atau yang aku anggap tantangan besar, setelahnya aku akan merasa jauh lebih lega dan ingin mendapat tantangan lebih besar. Contohnya seperti saat menggelar konser virtual baru-baru ini.
Kita tidak akan berkembang jika terus memberikan alasan pada diri, “Aku belum jago, belum sehebat orang lain”. Justru setelah melewati tantangan, menghadapi rasa minder, aku jadi tahu batas diriku sendiri, kelebihan dan kekuranganku.
Banyak sekali yang berkecamuk dalam diri saat persiapan konser. Di awal aku khawatir visualnya tidak cocok, kemampuan bermusik yang kurang, dan sebagainya. Namun pada akhirnya setelah melewati segala hambatan aku bisa merasa lega sekali. Bahkan aku merasa seperti ketagihan untuk melakukan sesuatu yang baru lagi, yang lebih bagus lagi. Aku merasa sebagai manusia dan musisi bertumbuh dengan segala pengalaman yang didapatkan dari melalui tantangan dan menghadapi ketakutan diri. Aku menemukan ternyata dunia pertunjukan daring sangatlah menarik. Aku belajar bahwa mencari hiburan ternyata tidak harus dengan cara yang sama terus selayaknya sebelum hadirnya pandemi. Setiap orang yang menyaksikan konser virtualku bisa memiliki interpretasinya sendiri-sendiri terhadap unsur-unsur pertunjukkan yang kami perlihatkan. Aku bisa berkreasi tanpa batas dalam pertunjukkan daring. Aku bisa lebih kreatif saat menyampaikan musik.
Setiap kali aku melakukan hal yang ditakuti atau yang aku anggap tantangan besar, setelahnya aku akan merasa jauh lebih lega dan ingin mendapat tantangan lebih besar.
Tentu saja tantangannya pun tidak sedikit. Mempersiapkan konser cukup menghabiskan banyak waktu. Menjelang konser aku agak sedikit menyesalkan kenapa harus membuat semua musiknya sendiri hingga masih harus rekaman di H-1. Aku tidak memprediksi di hari-hari terakhir masih akan mengurusi rekaman. Tapi secara keseluruhan aku cukup puas dengan hasilnya karena banyak sekali yang dipelajari sehingga tidak terasa seperti tantangan. Dari konser tersebut, aku belajar bahwa semua orang tidak ada yang paling tahu atau paling cakap melakukan satu hal. Awal membuat konser masih ada rasa minder dalam diri, mempertanyakan bisa atau tidak membuat pertunjukan yang bagus. Namun setelah bertemu dengan segelintir orang yang profesional aku paham bahwa semua orang sebenarnya punya sisi amatur. Yang terpenting adalah mencoba melakukan saja dulu. Jadi kita bisa terus belajar mengasah kemampuan.
Konser tersebut juga menjadi sebuah pembuktian untuk diri sendiri bahwa aku bisa membuat pertunjukkan sendiri. Aku bisa melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Aku juga membuktikan bisa bekerja bersama para profesional yang sudah lebih berpengalaman. Orang-orang yang bekerja sama di sana tidak ada yang mengabaikan ide-ideku meski mereka sudah lebih berpengalaman. Aku bersyukur sekali semua tim yang bergabung dalam konser "Amateur: Stage One" terdiri dari orang-orang yang tidak sok tahu. Mereka orang-orang yang amat passionate.
Rasanya pembuktian kepada diri sendiri sudah jauh lebih cukup. Aku tidak ingin membuktikan apapun pada dunia sebab semua yang aku lakukan semata-mata untuk kepuasanku memberikan dampak pada orang-orang terdekat. Album “Amateur” dibuat untuk aku dan orang-orang terdekatku. Isinya adalah lagu-lagu yang amat personal. Sehingga konser ini pun dibuat seakan menjadi sebuah wadah di mana semua orang bisa merayakan perasaan-perasaan yang muncul. Jadi adanya konser ini sebenarnya ditujukan untuk menyatukan banyak orang dalam menemukan perasaan-perasaan yang dialami ketika mendengarkan musik. Aku percaya, kita sebagai manusia punya tugas untuk memberikan pengaruh atau dampak baik pada sesama. Sehingga sebenarnya mimpi yang mulia adalah untuk menjadi pribadi yang berguna bagi orang lain. Caranya bisa beragam. Yang terpenting kita selalu membawa misi ini dalam keseharian. Keseharianku bermusik adalah cara menjalankan misi tersebut.
Aku percaya, kita sebagai manusia punya tugas untuk memberikan pengaruh atau dampak baik pada sesama. Sehingga sebenarnya mimpi yang mulia adalah untuk menjadi pribadi yang berguna bagi orang lain.