Self Lifehacks

Merangkul Kesedihan

Tidak bisa dipungkiri, kesedihan adalah bagian dari hidup yang memengaruhi proses pertumbuhan kita sebagai manusia. Kesedihan juga berperang penting untuk kita mendapatkan pencerahan atau motivasi. Biasanya setelah sudah mendapatkan momen sedih, kita bisa tahu apa yang harus dilakukan untuk menghindari kesedihan itu terulang kembali. Kesedihan juga sebenarnya bisa mempermudah komunikasi. Semakin kita memahami kesedihan, semakin kita bisa memahami bahwa orang lain juga punya perasaan sedih sehingga bisa menumbuhkan empati dan tidak buru-buru memberikan penghakiman atas kesedihan orang lain.

Semakin kita memahami kesedihan, semakin kita bisa memahami bahwa orang lain juga punya perasaan sedih sehingga bisa menumbuhkan empati dan tidak buru-buru memberikan penghakiman atas kesedihan orang lain.

Aku pernah dengan tentang state of grieving atau tahapan kesedihan. Beberapa di antaranya adalah tahapan marah, menyangkal, dan depresi. Saat mengalami kesedihan, aku pun menyadari ternyata melewati tahapan-tahapan tersebut. Oleh sebab itu, aku berusaha untuk merangkul kesedihan dan tidak menghindarinya. Misalnya, aku baru saja kehilangan anjingku. Aku terpukul sekali hingga menyangkal dan merasa tidak bisa hidup tanpanya. Akhirnya aku melarikan diri ke musik. Di saat sedih, musik adalah tempatku merangkul kesedihan. Aku pikir mungkin ini alasan mengapa lagu Indonesia banyak sekali tentang cinta. Saat kita putus cinta, ide seakan langsung mengalir. Aku yang tidak punya banyak pengalaman putus cinta memilih untuk menuliskan kesedihan dari aspek kehidupan yang la

Aku percaya setiap orang pasti pernah berada di momen pura-pura bahagia. Ketika matahari terbit, mau tidak mau ia harus pasang topeng menjadi seseorang yang baik-baik saja padahal semalam habis menangis, mengutuk diri. Menurutku, ada tiga alasan mengapa seseorang tidak bisa bercerita dan memilih pura-pura bahagia atau baik-baik saja. Pertama adalah takut orang lain tidak mengerti situasinya. Kedua adalah takut tidak didengarkan, dan ketiga adalah tidak tahu harus cerita kepada siapa. Pura-pura bahagia tidak ada jangka waktunya. Ada orang yang sepanjang hidupnya pura-pura bahagia. Contohnya, orang yang berada dalam sebuah pernikahan yang tidak bahagia tapi tidak bisa berpisah. Atau mungkin ada juga artis yang selama karier harus pura-pura bahagia di depan TV karena tuntutan pekerjaan. Padahal dalam kehidupan personalnya, dia tersiksa. 

Terkadang kita terlalu takut orang tidak mengerti atau orang tidak mendengarkan. Saat kita pura-pura bahagia, kita sebenarnya sedang membohongi orang lain. Tapi kita tidak bisa membohongi diri sendiri. Aku bersyukur banget di umur aku yang sekarang punya support system untuk mencurahkan perasaan aku. Tapi bayangkan kalau seseorang tidak punya support system dan harus selalu pakai topeng. Kalau topeng itu dibuka, dia takut dinilai negatif atau dipertanyakan kenapa harus sedih terus. Jadi terkadang, pura-pura bahagia adalah cara seseorang berjuang menjalani hidup di tengah-tengah banyak orang. 

Saat kita pura-pura bahagia, kita sebenarnya sedang membohongi orang lain. Tapi kita tidak bisa membohongi diri sendiri.

Saat kita punya masalah, kesenangan bukanlah jawaban untuk menyelesaikannya. Aku pernah dengar ada yang memberikan saran agar aku tidak membuat keputusan saat sedang senang. Lalu aku berpikir, apakah aku harus membuat keputusan saat sedang sedih? Seiring waktu, aku semakin sadar kalau saat senang semua akan terlihat baik-baik saja. Permasalahan apapun seperti tidak bisa selesai hanya dengan senang-senang. Terutama permasalahan yang berhubungan dengan diri sendiri. Keputusan itu ada baiknya harus diambil dengan penuh kesadaran dan penerimaan. Jadi keputusan yang diambil akan berbasis pada penilaian, interaksi, dan memori karena semua ini ada korelasinya. 

Di lingkunganku, banyak orang yang sulit menyadari ketika sedang sedih. Jujur, aku turut sedih melihatnya. Padahal kesedihan itu sebaiknya dirangkul sampai akhirnya mereka bisa menerima dan menemukan kedamaian. Setiap orang itu punya kapabilitas untuk sedih dan proses untuk bisa sampai berdamai dengan kesedihan butuh proses yang bertahap. Jika kita tidak mengikuti tahapannya, takutnya akan terhimpit pada fase depresi dan tidak berkembang. Menurutku, yang terbaik yang bisa kita lakukan adalah merangkul dan menerima kesedihan.

Lewat lagu “Berlagak Bahagia”, aku ingin mengajak semua pendengar untuk menormalisasi kesedihan. Sedih itu adalah hal yang wajar. Di lagu itu, aku seolah menyindir mereka yang kecewa dengan diri sendiri dan akhirnya harus pura-pura bahagia. Lewat lagu tersebut, aku ingin teman-teman yang mendengar bisa memberikan keleluasaan pada dirinya sendiri untuk bersedih. Tanpa perlu merasa diri bodoh jika bersedih. Karena menurut aku bahagia itu adalah saat kita bisa memeluk kesedihan terdalam di diri kita sendiri.

Related Articles

Card image
Self
Perbedaan dalam Kecantikan

Perempuan dan kecantikan adalah dua hal yang tidak akan pernah terpisahkan. Cantik kini bisa ditafsirkan dengan beragam cara, setiap orang bebas memiliki makna cantik yang berbeda-beda sesuai dengan hatinya. Berbeda justru jadi kekuatan terbesar kecantikan khas Indonesia yang seharusnya kita rayakan bersama.

By Greatmind x BeautyFest Asia 2024
01 June 2024
Card image
Self
Usaha Menciptakan Ruang Dengar Tanpa Batas

Aku terlahir dalam kondisi daun telinga kanan yang tidak sempurna. Semenjak aku tahu bahwa kelainan itu dinamai Microtia, aku tergerak untuk memberi penghiburan untuk orang-orang yang punya kasus lebih berat daripada aku, yaitu komunitas tuli. Hal ini aku lakukan berbarengan dengan niatku untuk membuat proyek sosial belalui bernyanyi di tahun ini.

By Idgitaf
19 May 2024
Card image
Self
Perjalanan Pendewasaan Melalui Musik

Menjalani pekerjaan yang berawal dari hobi memang bisa saja menantang. Menurutku, musik adalah salah satu medium yang mengajarkanku untuk menjadi lebih dewasa. Terutama, dari kompetisi aku belajar untuk mencari jalan keluar baru saat menemukan tantangan dalam hidup. Kecewa mungkin saja kita temui, tetapi selalu ada opsi jalan keluar kalau kita benar-benar berusaha berpikir dengan lebih jernih.

By Atya Faudina
11 May 2024